Peran Al-Quran dalam Mengatasi Gelombang Depresi Gen Z
TSIRWAH INDONESIA – Kasus depresi di kalangan Generasi Z, semakin meningkat. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2023, gangguan kesehatan mental di kalangan remaja dan mahasiswa swmakin meningkat, lebih dari 20% mengalami gejala depresi serius.
Beberapa tahun terakhir, berbagai media melaporkan kisah tragis di Indonesia, seperti bunuh diri seorang mahasiswi di Surabaya. Hal tersebut diduga akibat tekanan mental dan ketidakmampuan menemukan jalan keluar dari masalah hidupnya.
Tingginya tingkat gangguan mental health di Indonesia menimbulkan pertanyaan, bagaimana Gen Z bisa melewati masa-masa sulitnya. Berikut penjelasannya.
Secara psikologis, beberapa penelitian terbaru juga mengaitkan kondisi Gen Z dengan perasaan keterasingan sosial semakin meningkat. Sebuah studi oleh American Psychological Association (APA) tahun 2022 menyebutkan bahwa 70% dari remaja melaporkan merasa tertekan oleh ekspektasi sosial dan akademis.
Hal ini memburuk karena kecanduan teknologi dan media sosial yang menciptakan tekanan untuk terus tampil sempurna. Dalam menghadapi kenyataan ini, pendekatan spiritual, terutama dari Al-Quran, dapat menjadi solusi utama untuk mengurangi beban mental mereka.
Harapan di Tengah Keterpurukan
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Quran surat Al-Insyirah ayat 5-6:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Artinya : “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
Ayat di atas menekankan bahwa setiap kesulitan yang seseorang alami pasti akan berbarengan dengan kemudahan. Sering kali dalam meyakini akan adanya harapan dan masa depan yang lebih baik dapat membantu kita mengurangi gejala depresi.
Ayat di atas juga mengandung pesan bahwa masalah yang mereka hadapi tidak selamanya akan ada, dan pasti akan ada solusi di depan.
Kekuatan Menghadapi Cobaan
FAllah SWT berfirman dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 286:
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
Artinya : “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
Ayat tersebut menjelaskan bahwa setiap manusia dibekali kekuatan untuk menghadapi cobaan yang datang. Secara psikologis, keyakinan ini sangat penting karena dapat meningkatkan self efficacy, yaitu kepercayaan pada diri sendiri bahwa seseorang mampu mengatasi masalah yang ia hadapinya.
Mengutip gramedia.com, studi oleh Bandura (1997) menunjukkan bahwa mereka yang memiliki keyakinan kuat pada kemampuan diri cenderung lebih tahan terhadap tekanan hidup.
BACA JUGA : Begini Cara Mengatasi Depresi: Belajar dari Kisah Maryam, Ibunda Nabi Isa
Selalu Mengingat Allah
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat Ar-Ra’d ayat 28:
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Artinya : “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
Ayat tersebut menekankan pentingnya zikir dan meditasi sebagai cara untuk menenangkan hati. Secara ilmiah, praktik spiritual seperti berzikir telah terbukti dapat menurunkan kadar kortisol, hormon stres dalam tubuh.
Melansir sciencedirect.com, praktik spiritual dapat membantu individu mengatasi stres dan depresi, terutama dalam kondisi tekanan yang berat. Ini menjadikan zikir sebagai alat yang sangat efektif untuk menenangkan pikiran dan hati yang kacau.
Pendekatan spiritual dari Al-Quran ini sejalan dengan berbagai pendekatan psikologis dalam menangani kesehatan mental. Inilah pentingnya menggabungkan pendekatan medis dengan spiritual untuk meningkatkan kesehatan mental.
Mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperbanyak membaca serta mentadaburi Al-Quran dapat menjadi terapi bagi Gen Z yang sering Mengalami kekosongan.
Gen Z membutuhkan ruang untuk berbicara tentang beban mental mereka tanpa stigma. Masyarakat juga harus berperan dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental.
Kombinasi antara bantuan psikologis dan kekuatan spiritual dapat membantu anak muda menemukan harapan dan tujuan hidup. Menjaga keseimbangan antara kedua aspek ini bisa menjadi kunci dalam meredakan tekanan hidup yang mereka rasakan.
Kita sebagai masyarakat yang peduli harus memahami bahwa kesehatan mental adalah masalah yang kompleks dan memerlukan pendekatan yang komprehensif.
Al-Quran memberikan pesan-pesan penghiburan, tidak hanya menenangkan, tapi menjadi penawar untuk menguatkan mental mereka yang sedang depresi.
Wallohu A’lam
Oleh Anjaya Wibawana