Bahaya, Beberapa sebab Hilangnya Nikmat
TSIRWAH INDONESIA – Manusia adalah ciptaan Allah subhanahu wa ta’ala yang paling sempurna di antara semua ciptaannya, dan dibalik penciptaan manusia itu terdapat banyak tanda-tanda kebesaran dan keagungan Allah SWT. Sebagaimana dalam firman-Nya pada surah At-Tin ayat 4:
لَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ فِیۤ أَحۡسَنِ تَقۡوِیمࣲ
Artinya: “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Terdapat pada ayat yang lain Allah SWT berfirman tentang limpahan nikmat yang diberikan kepada manusia pada surah An-Nahl ayat 18:
وَإِن تَعُدُّوا۟ نِعۡمَةَ ٱللَّهِ لَا تُحۡصُوهَاۤۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَفُورࣱ رَّحِیمࣱ
Artinya: “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Ayat di atas adalah dalil tentang penciptaan manusia yang sebaik-baiknya dan kekayaan nikmat yang diberikan oleh Allah SWT, Bahkan dalam ayat di atas dijelaskan bahwa kita tidak akan mampu menghitung nikmat yang Allah SWT berikan. Hal ini diperkuat dengan firman-Nya yang lain dalam surah Luqman ayat 27. Allah SWT berfirman:
وَلَوۡ أَنَّمَا فِی ٱلۡأَرۡضِ مِن شَجَرَةٍ أَقۡلَـٰمࣱ وَٱلۡبَحۡرُ یَمُدُّهُۥ مِنۢ بَعۡدِهِۦ سَبۡعَةُ أَبۡحُرࣲ مَّا نَفِدَتۡ كَلِمَـٰتُ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِیزٌ حَكِیمࣱ
Artinya: “Walau seandainya semua pepohonan di bumi ini menjadi pena dan lautan (menjadi tinta) ditambah tujuh lautan (lagi) mengalir sesudahnya, niscaya tidak akan habis-habisnya (ditulis) kalimat-kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Dalil di atas adalah penguat jika nikmat Allah SWT yang melekat pada diri manusia sangat banyak sehingga tidak bisa dikalkulasikan dengan angka.
Cobalah renungkan kebesaran Allah SWT pada saat penciptaan manusia ketika dalam perut seorang ibu, dari air mani menjadi darah kemudian menjadi segumpal daging, dan dari segumpal daging itulah tumbuh menjadi manusia yang memiliki kepala, tangan, kaki dan anggota tubuh yang lainnya. Setelah itu Allah SWT meniupkan ruh ke dalam jasad itu sampai ia dikeluarkan ke dunia dan menetapkan ajal untuknya.
Kehidupan manusia tentunya tidak lepas dari nikmat Allah SWT. Dengan nikmat yang begitu banyak kita wajib selaku hamba untuk selalu bersyukur kepada Allah SWT sebagai tanda terima kasih. Namun dengan keegoisan dan hawa nafsu yang begitu besar, banyak dari kita yang melupakan begitu saja semua nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.
Terkadang rasa syukur itu baru datang ketika kita diberi ujian berupa musibah, pada saat itulah kita baru sadar dengan nikmat yang diberikan Allah SWT.
Penyebab Hilangnya Nikmat pada Seorang Hamba
Penyebab hilangnya nikmat pada seorang hamba bukan karena Allah zalim terhadap hambanya, tetapi hilangnya nikmat itu karena perbuatan mereka sendiri. Berikut ini akan dijelaskan ulah manusia sehingga hilang nikmat padanya yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
1. Hilangnya Nikmat karena Manusia Sendiri
Banyak dari kita yang mengeluh karena nikmat yang ada pada dirinya hilang, padahal yang menyebabkan hilang nya nikmat itu adalah dirinya sendiri. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT dalam surah Ar-Ra’d ayat 11:
إِنَّ ٱللَّهَ لَا یُغَیِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ یُغَیِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمۡۗ
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.”
Beberapa penafsiran umum menyebutkan, Allah SWT tidak mengubah nasib suatu kaum dari kebaikan kepada keburukan kecuali mereka sendiri yang mengubahnya dengan maksiat dan dosa mereka.
Dalam kitab tafsir Al-Mukhtashar dijelaskan mengenai ayat di atas yaitu, “Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum dari keadaan yang baik kepada keadaan buruk yang tidak mereka sukai, hingga mereka sendiri yang merubah apa yang mereka dapati dari keadaan syukur (menjadi keadaan kufur).”
2. Kufur Nikmat atau Tidak Tau Bersyukur
Tidak tau bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT akan berakibat hilangnya nikmat. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya surah Ibrahim ayat 7:
وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَىِٕن شَكَرۡتُمۡ لَأَزِیدَنَّكُمۡۖ وَلَىِٕن كَفَرۡتُمۡ إِنَّ عَذَابِی لَشَدِیدࣱ
Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memberi kabar gembira: ‘Jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.‘”
Seseorang yang tidak pandai bersyukur dengan nikmat yang telah Allah berikan pasti akan mendapat azab, entah itu diberi kemiskinan diberi penyakit dan lain sebagainya. Dalam hal ini terdapat dalil dari hadits Rasulullah SAW tentang pentingnya berterimakasih. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسْ لَمْ يَشْكُرِالله
Artinya : “Siapa pun yang tidak bersyukur kepada manusia, dia tidak bersyukur kepada Allah,” (Hadits Hasan, Ahmad).
Hadits di atas memberikan pelajaran yang sangat penting, yaitu menghargai kebaikan seseorang dengan ucapan terimakasih, memang hanya terdiri dari dua kata, tetapi efek dan makna dari dua kata itu memberikan pengaruh yang besar kepada pendengarnya.
Jika salah satu dari kita atau ada dari keluarga kita yang kehilangan satu nikmat, bisa saja karena mengabaikan dua poin di atas, atau pernah melakukan maksiat kepada Allah SWT. Perlu kita ketahui dua poin yang dijelaskan di atas hanya poin utama sebagai pengingat agar kita selalu bersyukur, karena tanpa kita sadari ada banyak faktor yang dapat menghilangkan nikmat yang telah Allah SWT berikan.
Bersyukur adalah hal yang sangat penting selaku hamba. Bersyukur sangat ringan dikatakan namun sangat sulit untuk direalisasikan. Jangankan bersyukur kepada Allah SWT, berterima kasih kepada sesama manusia pun masih terasa sulit.
Mudah-mudahan setelah membaca tulisan ini kita semua dan terkhusus untuk penulis agar diberikan oleh Allah SWT kemudahan untuk bersyukur kepada manusia terlebih lagi kepada Allah SWT.
Wallohu A’lam
Oleh Ustadz Aktal Kheir