Ustadzah Halimah Alaydrus Part 2: 5 Tips Menjadi Hamba yang Dicintai Allah SWT, Poin 4 Ini Sering Dilalaikan
Kembali baca pembahasan di part 1 di sini.
3. Menjadi Orang yang Bertakwa
Takwa adalah melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Setelahnya kita belajar dan telah mengetahui tata cara ibadah, maka selanjutnya kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan pula dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 4:
{ … إِنَّ ٱللَّهَ یُحِبُّ ٱلۡمُتَّقِینَ }
Artinya: “Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.”
Demikian ini detail penjelasan takwa dari ustadzah Halimah, yaitu sebagai berikut:
“Laksanakan perintah Allah SWT, tinggalkan larangan Allah SWT. Salah satu bagian dari takwa juga pastikan makanan dan minuman yang masuk ke dalam perutmu adalah makanan dan minuman yang halal. Jangan berani-berani sama yang bukan hakmu. Walaupun itu kelihatannya kaya milikmu, kamu makan enak kelihatannya, sejatinya di dalam perutmu, ia akan menjadi energi negatif, mencegahmu dari berbuat taat dan mengajakmu selalu berbuat kesalahan dan dosa-dosa,” ungkap Ustadzah Halimah.
Ustadzah Halimah mengutip perkataan dari syekh Asy-Syibli dalam kitab Ihya ‘Ulum al-Din karangan imam Ghazali, yaitu:
من أكل الحلال أطاعت جوارحه شاء أم أبى، ومن أكل الحرام عصت جوارحه شاء أم أبى
Artinya: “Siapa yang makanannya halal, anggota tubuhnya akan mudah berbuat ketaatan mau atau tidak mau dan siapa yang makanannya haram, maka anggota tubuhnya akan melakukan kemaksiatan dan dosa-dosa, mau atau tidak mau.”
Karena itulah, kita harus menjaga makanan kita agar tidak ada makanan syubhat apalagi haram yang masuk ke dalam perut kita. Apabila kita menjaga diri dari makanan haram maka Allah SWT langsung yang akan menjauhkan makanan haram itu dari kita.
4. Senantiasa Membersihkan Hati
Tips berikutnya yaitu membersihkan hati. Berikut ini penjelasan dari ustadzah Halimah terkait cara membersihkan hati.
“Hatimu bersihkan jangan biarkan hatimu ada kebencian terhadap siapapun, jangan. Kamu susah buat dicintai sama Allah SWT, kalau hatimu masih punya kebencian terhadap siapapun. Jadi, jangan ada pengecualian dalam hatimu untuk kamu maafkan,” jelas ustadzah Halimah.
Lanjut Ustadzah Halimah memberikan nasihat, “teman-teman saudariku sekalian, sebenarnya ya, kalau kamu lagi marah kepada seseorang. Kemudian rasanya kaya kamu enggak bisa maafkan dia serasa, ‘ini terlalu menyakitkan buat saya,’ itu sebenarnya adalah cara Allah SWT mengingatkanmu, betapa sebenarnya dosa-dosamu juga tidak termaafkan di sisi-Nya,” ujar ustadzah Halimah.
Hakikatnya kejadian di dunia ini sudah sesuai dengan ketetapan dan takdir yang Allah SWT kehendaki. Sebagaimana keterangan dari ustadzah Halimah berikut ini.
“Sebab tidak ada orang berbuat apapun di atas muka bumi ini kecuali dengan izin dan sepengetahuan Allah SWT dan itu adalah pelajaran bagimu. Ketika ada orang berbuat salah kepadamu pelajaran bagimu, bahwa kamu juga selama ini dapat berbuat kesalahan yang sama. Dan bahwa sebagaimana orang itu sebaiknya kamu maafkan, bukankah kamu juga selama ini berharap agar Allah SWT memaafkan kesalahanmu? maka maafkanlah. Siapapun yang pernah berbuat kesalahan padamu maafkanlah dia. Jangan mau menyimpan kebencian dalam hatimu kepada siapapun. Hatimu terlalu berharga, ia adalah barang paling mahal yang kamu punya teman-teman. Jangan kamu taruh sesuatu yang kotor-kotor di dalamnya, kebencian kamu kepada siapapun seperti itu. Kalau ada orang berbuat salah kepadamu buang jauh-jauh darimu lupakan begitu saja. Jadi jangan biarkan kebencian mengotori ruang hatimu, sehingga hatimu pantas untuk diturunkannya cinta Allah SWT,” pesan dari ustadzah Halimah.
Siapa saja orang yang memaafkan kesalahan orang lain yang berbuat salah kepadanya maka Allah SWT akan mudah untuk memaafkan kesalahan orang yang memberikan maaf tersebut. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW berikut ini:
اسمحوا يسمح لكم
Artinya: “Maafkanlah, niscaya kamu akan dimaafkan (oleh Allah),” (HR At-Thabrani).
5. Mencintai Kekasih Allah SWT
Ustadzah Halimah mengutip perkataan Jalaluddin Rumi, beliau mengatakan:
“Jangan kau kira masjid itu hanyalah sebuah bangunan, dimana Allah SWT disembah disana. Masjid yang sesungguhnya adalah hati para wali, hati para pecinta Allah SWT, disanalah Allah bertahta.”
“Deketilah para kekasih Allah SWT, ulama dan kalau berbicara tentang manusia yang dicinta di sisi Allah SWT. Tidak ada manusia lebih dicinta oleh Allah SWT daripada sang baginda nabi besar Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Deketilah, cintailah dan rinduilah nabi Muhammad SAW, maka sangat mungkin hatimu menjadi hati yang dicinta oleh Allah SWT,” jelas ustadzah Halimah.
Apabila seseorang sudah meraih cinta Allah SWT maka seluruh penghuni langit dan bumi akan mencintai orang tersebut, demikian ustadzah Halimah memperjelas dengan mengutip hadits berikut ini:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا نَادَى جِبْرِيلَ: إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَبَّ فُلاَنًا فَأَحِبَّهُ، فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ، ثُمَّ يُنَادِي جِبْرِيلُ فِي السَّمَاءِ: إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَبَّ فُلاَنًا فَأَحِبُّوهُ، فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ، وَيُوضَعُ لَهُ القَبُولُ فِي أَهْلِ الأَرْضِ “
Artinya: “Tatkala Allah SWT mencintai seseorang, maka Dia memanggil Jibril dan memberitahu bahwa Allah sedang mencintai fulan, maka Jibril pun ikut mencintai fulan tersebut, kemudian Jibril juga memanggil pada penduduk langit dan mengabarkan bahwa Allah sedang mencintai fulan, maka penduduk langit pun turut mencintai fulan, maka dia menjadi orang yang diterima di penduduk bumi,” (HR Bukhori).
Sesungguhnya apabila Allah SWT mencintai seseorang maka Allah SWT menyeru malaikat Jibril. “Sesungguhnya Aku mencintai si fulan, maka cintailah olehmu si fulan itu.” Kemudian malaikat Jibril pun mencintainya.
Setelah itu, malaikat Jibril mengabarkan kepada seluruh penghuni langit di tengah-tengah mereka, disana ada para malaikat, ruh-Nya para nabi dan rasul. “Sesungguhnya Allah SWT mencintai si fulan, maka cintailah oleh kalian semua si fulan.”
Seluruh penghuni langit pun mencintai si fulan tersebut. Selanjutnya, kecintaan kepadanya diletakkan di bumi. “Para penghuni bumi pun mencintainya.” Orang tersebut diterima di bumi dan Allah SWT meletakkan rasa cinta itu di hati seluruh manusia dan mereka semua mencintai si fulan tersebut.
Hal ini menjadi tanda kecintaan Allah SWT kepada hamba-Nya. Kalau kita sudah meraih cinta-Nya Allah, kita tidur, duduk atau keluar rumah sudah pasti Allah cinta kepada kita. Demikian penjelasan dari Ustadzah Halimah.
“Sehingga rahmat Allah SWT diturunkan atasmu dan mengalir kepada orang-orang yang ada di sekitarmu. Keberadaanmu bisa menjadi tempat turunnya hujan rahmat Allah SWT di atas muka bumi dan mencegah bala bencana turun di atas muka bumi ini,” terang ustadzah Halimah.
Wallohu A’lam
Oleh Ustadzah Dewi Anggraeni