Hikmah & Wawasan

Ustadzah Halimah Alaydrus Part 1: 5 Tips Menjadi Hamba yang Dicintai Allah SWT, Poin 4 Ini Sering Dilalaikan


TSIRWAH INDONESIA
 – Siapa yang tidak berharap ingin mendapatkan cinta Allah subhanahu wa ta’ala. Tentu setiap orang pasti ingin dicintai oleh Allah SWT. Ketika kita mendapatkan cinta dari Allah SWT, maka hakikatnya kita tidak membutuhkan cinta lain selain cinta Allah SWT.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits berikut ini:

إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيَّاً فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ. وَمَا تَقَرَّبَ إِلِيَّ عَبْدِيْ بِشَيءٍ أَحَبَّ إِلِيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ. ولايَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِيْ يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِيْ يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِيْ بِهَا. وَلَئِنْ سَأَلَنِيْ لأُعطِيَنَّهُ، وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِيْ لأُعِيْذَنَّهُ

Artinya: “Sesungguhnya Allah berfirman: ”Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku, maka Aku menyatakan perang kepadanya. Tidaklah seorang hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada hal-hal yang telah Aku wajibkan baginya. Senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan nafilah (sunnah) hingga Aku mencintainya. Apabila Aku telah mencintainya maka Aku menjadi pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, Aku menjadi penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, Aku menjadi tangannya yang dia gunakan untuk memegang dan Aku menjadi kakinya yang dia gunakan untuk melangkah. Jika dia meminta kepada-Ku pasti Aku memberinya dan jika dia meminta perlindungan kepada-Ku pasti Aku akan melindunginya,” (HR Bukhari).

Dalam hadits di atas dijelaskan bahwasanya seseorang yang berusaha mencari cinta Allah SWT, maka ia akan mengerjakan apa saja yang dicintai oleh Allah SWT. Dengan demikian Allah SWT akan mencintai hambanya yang tulus, yang setiap waktunya mencari cinta dan ridho Allah SWT.

Berikut ini ustadzah Halimah Alaydrus memberikan lima tips untuk meraih cinta Allah SWT, diantaranya sebagai berikut:

1. Berusaha untuk Taubat Nasuha

Ustadzah Halimah mengibaratkan taubat itu bagaikan mandi, yaitu membersihkan diri dari dosa-dosa yang telah berlumuran dalam tubuh. Kemudian setelahnya bersih dari dosa tersebut, tidak kembali lagi melumuri tubuh dengan dosa-dosa. 

Lebih lanjut ustadzah Halimah memberikan gambaran terkait taubat ini yaitu sebagai berikut:

Sama kaya kamu mau pergi ke rumah seseorang yang sangat kamu muliakan, tapi kamu sebelum datang ke rumah orang tersebut kamu terjatuh di got atau jatuh ke kubangan lumpur atau jatuh terpleset dan baju kamu kotor, adakah kiranya kamu tetap pergi kepada orang yang kamu muliakan itu, apa kamu ganti baju dan bersih-bersih dulu? Bersih-bersih dulu, sebab kalau kamu datang dengan kotor-kotor seperti itu, di pintu rumah orang yang sangat kamu muliakan dan hormati itu, bisa jadi kamu tidak akan dibukakan pintu, karena kamu kotor, bau, bahkan sudah tidak jelas rupanya. Maka kamu harus pulang dulu dan bersih-bersih dulu itu yang namanya taubat. Kamu mau meraih cintanya Allah SWT maka berhentilah dari berbuat dosa, ucapkan tidak untuk semua jenis dosa,” ucap ustadzah Halimah.

Perjalanan taubat tidak pernah sepi dari rintangan, contohnya berat untuk meninggalkan maksiat tersebut, terlebih lagi bagi seseorang yang sudah jauh dari Allah SWT, makadari itu ia perlu kekuatan dari Allah SWT. Berikut solusi dari Ustadzah Halimah. 

Cobalah bangun nanti di waktu malam, sholatlah beberapa rakaat dari sholat sunah tahajud dan sholat sunah witir, sholatlah dengan sholat taubat, kemudian mintalah kepada Allah SWT, menangislah. Mintalah sama Allah SWT, karena Allah SWT bila diminta akan mengasih. Seseorang yang minta dunia saja Allah SWT kasih, padahal Allah SWT tidak cinta kepada dunia bahkan dunia ini musuhnya Allah SWT tapi Allah SWT kasih apalagi kamu minta hidayah, ampunan, rahmat dan cinta-Nya Allah SWT, itu adalah sesuatu yang Allah SWT sangat mencintai dan menyukainya, ketika kamu memintanya Allah SWT pasti bakalan kasih. Dengan syarat kamu meminta. Allah SWT itu suka kepada hamba-Nya yang meminta,” saran ustadzah Halimah. 

Allah SWT sangat menyukai orang-orang yang bertaubat dan juga menyucikan diri, yaitu orang-orang yang meninggalkan dosa dan tidak mengulanginya kembali. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah akhir ayat 222: 

{ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلۡمُتَطَهِّرِينَ …}

Artinya: “… Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang yang menyucikan diri.”

2. Senantiasa Menuntut Ilmu 

Ustadzah Halimah mengatakan bahwa zaman sekarang sangat mudah untuk belajar, karena mencari informasi apapun pasti ada di internet seperti di youtube atau instagram yang terpenting jangan mencari sesuatu yang tidak benar (dilarang dalam syariat Islam).

Berikut ini tips dari ustadzah Halimah ketika hendak belajar kepada ulama. Pertama, kenali dulu ulama tersebut. Kedua, cari ulama yang punya silsilah keilmuan sambung sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Setelahnya menemukan ulama yang demikian, maka pegang erat ajaran yang mereka perintahkan kepada kita, ikuti dan pelajari. Tidak perlu bingung, karena untuk berguru kepada ulama kita tidak perlu ada baiat,” saran dari ustadzah Halimah. 

Ustadzah Halimah menjelaskan pengalamannya, “saya bahkan kepada guru-guru saya tidak pernah seperti itu. Tidak pernah saya datang kepada guru-guru saya, terus bilang “akui saya sebagai muridmu guru,” enggak ada seperti itu. Kami ikut pada apa yang beliau sampaikan dan insya Allah dengan cara itu kita bisa diakui, tidak hanya di dunia akan tetapi juga sampai di hari akhirat nanti dari para ulama kita,” jelas ustadzah Halimah. 

Ustadzah Halimah juga pernah mendengar perkataan dari Habib Hasan bin Abdullah bin Umar asy-Syatiri, beliau mengatakan:

Bahwa kedekatan murid dengan gurunya, bukan terukur dari banyaknya salaman, banyaknya kita menghabiskan bekas minumnya atau tangan beliau pernah diletakkan di atas kepala atau dada kita, tidak, bukan dari hal-hal yang seperti ituAkan tetapi, Allah SWT melihat bagaimana hatimu mencintai ulama dan bagaimana hatimu sami’na wa atho’na terhadap apa yang beliau sampaikan, kita dengar dan kita patuhi, amalkan dalam kehidupan sehari-hari.”

Ustadzah Halimah mengarahkan kepada kita begini, “setelahnya kita menemukan guru-guru untuk kita ikuti ajarannya, kita belajar kepada mereka tentang tata cara taubat, bersuci, sholat, berdoa yang benar dan juga ibadah lainnya. Karena untuk melakukan suatu ibadah, seorang muslim mesti tahu ilmunya.”

Ibadah yang benar harus didasari dengan ilmu. Karena tanpa ilmu, kita tidak dapat mengartikan makna dalam ibadah yang kita lalukan, sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan berbagai kekeliruan dalam menjalankan ibadah yang telah diperintahkan oleh Allah SWT. Seorang ulama Sufyan bin ‘Uyainah radhiyallahu ’anhu berkata:

أَرْفَعُ النَّاسِ عِنْدَ اللّه مَنْزِلَةً مَنْ كَانَ بَيْنَ اللّهِ وَبَيْنَ عِبَادِهِ وَهُمْ الأَنْبِيِاءُ والْعُلَمَاءُ

Artinya: “Kedudukan tertinggi manusia di sisi Allah adalah para Nabi dan ‘Ulama (orang yang berilmu).”

Hal ini menunjukkan betapa Allah SWT sangat mencintai orang-orang yang berilmu, sehingga mereka mendapatkan kedudukan yang mulia di sisi Allah SWT. 

Lanjut pembahasan part 2, baca di sini.

Wallohu A’lam
Oleh Ustadzah Dewi Anggraeni

Editor: Dewi Anggraeni, S.Hum

Aktivis dakwah, jurnalis, interpersonal skill, tim work, content creator, dan emotional management.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator