Berikut 6 Adab Pelajar Terhadap Guru Menurut Kiai Haji Hasyim Asy’ari
TSIRWAH INDONESIA – Adab kepada guru di zaman kontemporer ini, sangat dirasa semakin berkurang. Ada banyak dari pelajar, yang melupakan akan pentingnya beradab terhadap guru.
Pelajar sepatutnya menggunakan adab yang baik ketika berinteraksi dengan guru, berharap ilmu yang dipelajari mendapat barokah dari guru. Sebagaimana keberhasilan seorang santri dalam menuntut ilmu, dikarenakan adabnya terhadap guru.
Lantas bagaimana langkah-langkah menjadi pelajar yang beradab terhadap guru? Simak 6 adab pelajar terhadap guru menurut, Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari dalam kitabnya Adab al-Alim wa al-Muta’allim. Berikut penjelasannya:
1. Berpikir Matang sebelum Memilih Guru
Seorang pelajar perlu berpikir dalam memilih guru, sebelum ia menimba ilmu dan adabnya.
Sebelum menentukan guru, hendaknya seorang pelajar beristikharah dan memohon petunjuk kepada Allah subhanahu wata’ala. Sebagaimana ulama mengatakan, sebagai berikut:
هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم
Artinya: “Ilmu ini adalah agama, maka lihatlah dari mana kalian mengambilnya.”
2. Memilih Guru yang Mumpuni
Alangkah baiknya seorang pelajar mencari guru yang mumpuni dan memiliki sanad keilmuan sampai kepada Rasulullah sallalahu ‘alaihi wasallam.
Menurut Hadratussyekh, belajar tanpa memiliki sanad keilmuan yang jelas sangat rentan terdapat kekeliruan. Hal ini selaras dengan perkataan Imam Syafi’i radliyallahu ‘anhu dibawah ini:
من تفقه من بطون الكتب ضيع الاحكام
Artinya: “Barangsiapa belajar fiqih dari buku-buku (tanpa digurukan), maka ia telah menyia-nyiakan hukum-hukum agama.”
BACA JUGA: Kiai Haji Hasyim Asy’ari: Sosok Kiai Teladan Umat
3. Mematuhi Segala Perintah Guru
Sam’an wa tha’atan adalah istilah bagi pribadi pelajar perlu ditanamkan dalam jiwa. Keberkahan ilmu, akan muncul setelah mematuhi segala perintah guru.
Hal ini senada dengan perkataan Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami dalam kitabnya Al-Fatawi Al-Haditsiyyah ia mengatakan:
يتعين عليه الاستمساك بهديه والدخول تحت جميع أوامره ونواهيه ورسومه حتى يصير كالميِّت بين يدي الغاسل، يقلبه كيف شاء
Artinya: “Seharusnya murid berpegangan kepada petunjuk gurunya, tunduk patuh atas segala perintah, larangan dan garis-garisnya, sehingga seperti mayit di hadapan orang yang memandikan, ia berhak dibolak-balik sesuka hati.”
4. Memandang Guru dengan Pandangan Memuliakan
Sebagai pelajar tidak diperbolehkan memandang remeh guru atau merasa lebih pintar daripada guru. Seorang pelajar wajib memiliki iktikad yang baik terhadap gurunya dan menganggap derajat gurunya pada kemuliaan.
5. Mendengarkan dengan Seksama Penjelasan Guru
Seorang pelajar hendaknya mendengarkan penjelasan guru dengan penuh khidmat. Meskipun pelajar sudah hafal atau sudah pernah mendengarkan penjelasan gurunya. Alangkah baiknya, mendengarkan layaknya orang yang baru mengetahui.
Hal ini sebagaimana, pendapat dari Syekh Al-Zarnuji dalam kitabnya Ta’lim Al-Muta’allim mengatakan:
وينبغى لطالب العلم أن يستمع العلم والحكمة بالتعظيم والحرمة، وإن سمع مسألة واحدة أو حكمة واحدة ألف مرة. وقيل من لم يكن تعظيمه بعد ألف مرة كتعظيمه فى أول مرة فليس بأهل العلم
Artinya: “Seyogyanga bagi pencari ilmu mendengarkan ilmu dan kalam hikmah dengan menaggungkan dan memuliakan, meski ia telah mendengar satu permasalahan sebanyak seribu kali. Diucapkan, orang yang mengagungkannya setelah yang ke seribu kali tidak seperti saat ia baru pertama mendengar, maka bukan ahli ilmu.”
6. Duduk Bersama Guru dengan Penuh Etika
Posisi duduk ketika belajar bersama guru, dengan posisi yang sopan penuh etika.
Di antara posisi duduk bersama guru seperti, duduk berlutut di atas kedua lutut, duduk bersila dengan rendah diri, tidak menengok kanan kiri, menghadap guru dengan keseluruhan tubuh, mendengar perkataan guru dengan tenang dan mencermati segala penjelasan guru, sehingga guru tidak perlu mengulangi penjelasannya.
Wallohu A’lam
Oleh Ustadz Muhammad Safari