Fiqih & AkidahHikmah & Wawasan

Boyfriend Day dan Girlfriend Day: Ini Sikap yang Harus Diambil Umat Muslim

TSIRWAH INDONESIA – Banyak sekali perayaan yang dilakukan orang-orang masa kini, yang diperingati pada tanggal-tanggal tertentu setiap tahunnya. 

Mayoritas perayaan tersebut merupakan budaya barat, yang tidak sesuai dengan adat ketimuran yang dianut oleh sebagian besar masyarakat muslim Indonesia dan prakteknya sering kali berseberangan dengan ajaran dan nilai-nilai Islam.

Termasuk dalam perayaan itu adalah boyfriend day yang jatuh pada tanggal 3 Oktober setiap tahunnya. Mulai populer dirayakan sejak tahun 2014 setelah trending di platform Twitter.

Perayaan ini sebagai balasan untuk perayaan girlfriend day yang dirayakan setiap tanggal 1 Agustus, perayaan ini pertama kali dipopulerkan di Amerika Serikat pada tahun 2004 silam. 

Secara singkat, boyfriend day adalah hari yang istimewa bagi pacar laki-laki untuk mendapatkan kasih sayang dan perhatian khusus dari pacarnya, sementara pengertian girlfriend day dimana pacar perempuan mendapatkan cinta dan penghargaan yang istimewa dari pacarnya. 

Keduanya merupakan hari-hari spesial bagi sepasang kekasih untuk saling mengapresiasi dan memberikan yang terbaik untuk pasangannya.

Bersikap Tegas Terhadap Sesuatu yang Tidak Sesuai dengan Ajaran Islam

Boyfriend day ataupun girlfriend day biasanya dirayakan dengan makan malam romantis bersama pacar, travelling bersama atau sekedar menghabiskan waktu dengan menonton film kesukaan pacar. 

Tentunya dalam perayaan tersebut, terdapat beberapa aktivitas yang dilarang dilakukan oleh seorang muslim maupun muslimah seperti khalwat (berduaan dengan non mahram)bersentuhan kulit dengan non mahram dan mengumbar kata-kata mesra kepada seseorang yang belum berhak mendapatkannya. 

Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam telah memberikan panduan yang jelas dalam menghadapi berbagai fenomena yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, seperti dalam hadis berikut ini:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْر رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مَنْ قَبْلَكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ

Artinya: Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Sakhr radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda: “Apa yang aku larang hendaklah kalian menghindarinya dan apa yang aku perintahkan maka hendaklah kalian laksanakan semampu kalian. Sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum kalian adalah karena banyaknya pertanyaan mereka (yang tidak berguna) dan penentangan mereka terhadap nabi-nabi mereka,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Tidak Mudah Termakan Tren

Cepatnya arus informasi terutama melalui media sosial yang real-time dan mudah diakses, menjadi salah satu pemicu kelatahan sebagian orang untuk selalu update dengan tren terbaru. Terkait hal ini, Rasulullah SAW. sudah mengingatkan umatnya melalui hadis berikut ini:

عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

Artinya: Abdullah bin Umar raḍhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan dari Nabi SAW. bahwa beliau bersabda, “Siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia menjadi bagian dari mereka,” (HR. Abu Dawud).

Hadis di atas memiliki keumuman makna, yaitu siapa yang meniru atau mengikuti orang-orang saleh, maka ia akan digolongkan dengan orang-orang saleh tersebut. Namun, jika sebaliknya yang ditiru dan diikuti adalah orang-orang kafir dan fasik, maka ia telah menjadi bagian dari golongan mereka.

Hadis tersebut memuat anjuran untuk menyerupai orang-orang saleh sekaligus peringatan terhadap perbuatan yang menyerupai orang-orang kafir dan fasik (tasyabbuh). Umat Islam dituntut mampu memilah dan memilih mana tren yang baik untuk diikuti dan mana tren yang tidak boleh diikuti.

Boyfriend day dan girlfriend day dalam prakteknya tidak sesuai dengan hukum Islam, yang sangat menjaga batasan-batasan pergaulan sehari-hari antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram

Perayaan hari pacar pada umumnya hanya dilakukan oleh orang-orang kafir dan fasik. Seorang muslim yang baik sepatutnya menjaga diri dari perbuatan tersebut.

Menghindari Pacaran 

Pacaran merupakan alasan utama bagi seseorang untuk merayakan boyfriend day ataupun girlfriend day, karena perayaan ini khusus bagi orang-orang yang memiliki pacar. 

Boyfriend day dan girlfriend day adalah suatu bentuk ekspresi dari aktivitas pacaran itu sendiri. Sepasang kekasih akan menghabiskan waktu berdua untuk melakukan suatu aktivitas yang disukai oleh pasangannya. 

Pacaran diharamkan dalam Islam sebagai langkah preventif (saddu dzari’ah) agar tidak terjerumus dalam perbuatan keji dan hina, yaitu perbuatan zina. Allah telah melarang segala aktivitas yang menjurus pada perbuatan zina. Larangan tersebut terdapat dalam Alquran surah Al-Isra’ ayat 32 sebagai berikut:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا

Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” 

Editor: Havidz Ramdhani

Aktivis Dakwah, Penulis, Guru Agama, Hafidzul Quran, Web Developer, Graphic Designer, memiliki ketertarikan untuk mengembangkan dan memajukan dunia pendidikan pesantren sesuai relevansi zaman dan teknologi

6 komentar pada “Boyfriend Day dan Girlfriend Day: Ini Sikap yang Harus Diambil Umat Muslim

  • Nurulsyah Aini

    MasyaAllah ustadzah sebuah tulisan yang menginspirasi bagi para pembaca terkait akhlak para muslimah yang mulai memudar akhir-akhir ini, semoga kedepannya kita dapat kembali ke jalan yang benar dan selalu berada dalam lindungan Allah SWT

    Balas
  • Rosti Anni pasaribu

    MasyaAllah, pembahasan yang sangat menarik ustadzah.
    Tapi banyak sekarang ditemui pacaran berkedok ta’ruf dan tunangan. Bagaimana menurut ustadza tentang hal itu

    Balas
    • Sylvia Kurnia

      Pola talbis maksudnya ya. Pas terkirim balasannya jadi pola tak bisa. Bahaya emang pake keyboard HP yang suka ngoreksi sendiri apa yang kita tulis hehee ‘afwan

      Balas
  • Sylvia Kurnia

    Tetap tidak bisa dibenarkan. Ini namanya pola tak bisa (mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan) Allah SWT Berfirman: “Jangan kalian mencampur kebenaran dengan kebatilan. Jangan juga kalian menyembunyikan kebenaran. Padahal kalian menyadarinya,” (Surat Al-Baqarah ayat 42).

    Ta’aruf yang benar memiliki prosedur tersendiri.

    Balas
  • Pratiwi harahap

    Asalamualaikum ustazah masyaallah jurnal yang ustazah tulis sangat bagus dan sangat mudah di pahami untuk mahasiswi seperti syaaa

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator