Alquran & HaditsHikmah & WawasanPernikahan & Keluarga

Cara Memilih Jodoh Menurut Ajaran Islam, Simak

TSIRWAH INDONESIA – Memilih jodoh tidak hanya dilihat dari paras dan hartanya saja, tetapi yang terpenting adalah akhlak dan agamanya. Hal ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana cara memilih jodoh menurut ajaran islam

Mengutip dari buku Hukum Keluarga Islam di Indonesia oleh Ansary, S.Sy., M.H, jodoh dalam islam adalah gambaran diri. Jika orang tersebut baik, insyaallah akan mendapatkan jodoh yang baik pula, begitu pula sebaliknya. 

Allah subhanahu wa ta’ala selalu memberikan yang terbaik untuk umat-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam surat An-Nur ayat 3:

ٱلزَّانِى لَا يَنكِحُ إِلَّا زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةً وَٱلزَّانِيَةُ لَا يَنكِحُهَآ إِلَّا زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌ ۚ وَحُرِّمَ ذَٰلِكَ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ

Artinya: “Pezina laki-laki tidak boleh menikah kecuali dengan pezina perempuan, atau dengan perempuan musyrik; dan pezina perempuan tidak boleh menikah kecuali dengan pezina laki-laki atau dengan laki-laki musyrik; dan yang demikian itu diharamkan bagi orang-orang mukmin.”

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT memberikan jodoh sesuai akhlak hamba-Nya. Maka, senantiasa manusia memperbaiki diri dengan mengikuti perintah-Nya dan menjauh larangan-Nya.

BACA JUGA: Keutamaan Sakit dan 5 Tips agar Produktif, Simak

Masih dalam buku Hukum Keluarga Islam di Indonesia, berikut cara memilih jodoh menurut ajaran islam:

Hal utama Ketika memilih pasangan hidup yaitu baik agamanya. Kesungguhan seseorang dalam bergama telah dijelaskan oleh Rasulullah sholallahi ‘alaihi wassalam yang bersabda:

نا أَبُو بَكْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ , نا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرِ بْنِ الْحَكَمِ , نا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ , عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ , حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ أَبِي سَعِيدٍ , عَنْ أَبِيهِ , عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ , عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , قَالَ: ” تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا , وَحَسَبِهَا , وَدِينِهَا , وَجَمَالِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ “

Artinya: “Abu Bakar An-Naisaburi menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Bisyir bm Al Hakam menceritakan kepada kami, Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami dari Ubaidullah bin Umar, Sa’id bin Abu Sa’id menceritakan kepadaku, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, ‘Wanita itu dinikahi karena empat hal: hartanya, derajatnya, kecantikannya, dan agamanya. Pilihlah wanita yang beragama, niscaya kamu akan beruntung’,” (HR. Sunan Daruquthni).

Taat pada suami adalah kewajiban seorang ini. Hal tersebut telah Allah SWT jelaskan dalam surat An-Nisa ayat 34. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاۤءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَآ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ ۗ فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ ۗوَالّٰتِيْ تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُنَّ ۚ فَاِنْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًا ۗاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًا

Artinya: “Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaataimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah maha tinggi, maha besar.”

Sebagai seorang muslimah, berbusana yang menutup aurat merupakan suatu kewajiban. Sebagaiman firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 59:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ قُل لِّأَزۡوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ يُدۡنِينَ عَلَيۡهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدۡنَىٰٓ أَن يُعۡرَفۡنَ فَلَا يُؤۡذَيۡنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu. Maka, kembalikanlah kepada Allah (Alquran) dan Rasul (sunahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”

Demikahlah cara memilih jodoh menurut ajaran islam. Perbaikilah diri terlebih dahulu agar kelak mendapatkan jodoh yang terbaik.

Wallahu A’lam
Oleh Hanif Ibrahim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator