Keutamaan Sakit dan 5 Tips agar Produktif, Simak
TSIRWAH INDONESIA – Setiap manusia pasti pernah mengalami sakit atau terganggu kesehatannya. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai orang yang paling taat kepada Allah subhanahu wa ta’ala juga pernah merasakan sakit.
Setiap manusia harus mengetahui keutamaan sakit dan beberapa perkara yang harus dilakukannya saat sakit, agar segala yang dihadapinya tetap membuahkan pahala dari Allah SWT.
Sehat sebagai nikmat yang harus disyukuri, juga menjadi nikmat yang paling sering dilupakan oleh manusia. Berkenaan dengan hal tersebut, Nabi Muhammad SAW mengingatkan dalam sabdanya sebagai berikut:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Artinya: “Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang,” (HR Bukhari).
Keutamaan Sakit
Sakit, kesusahan, kesedihan, dan semua cobaan bisa melebur dosa. Dinukil dari kitab Bisyarotul Mahbub bi Takfiridz-dzunub karangan Syaikh Al-Qobuni, beliau mencantumkan hadits-hadits tentang keutamaan bagi orang yang sedang sakit, yaitu sebagai berikut:
ما يُصيب المسلم من نَصب، ولا وصَب، ولا هَمِّ، ولا حَزن، ولا أَذى، ولا غَمِّ، حتى الشوكة يُشاكها إلا كفر الله بها من خطاياه
Artinya: “Tidaklah seorang muslim ditimpa kepayahan, sakit, dukacita, kesedihan, penderitaan, dan kesusahan hingga duri yang menusuknya melainkan Allah menghapus dosa-dosanya dengan sebab itu,” (HR Bukhori dan Muslim).
مَا مِنْ شَىْءٍ يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ فِى جَسَدِهِ يُؤْذِيهِ إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ عَنْهُ بِهِ مِنْ سَيِّئَاتِه
Artinya: “Tidaklah suatu musibah menimpa jasad seorang mukmin dan itu menyakitinya melainkan akan menghapuskan dosa-dosanya,” (HR Ahmad).
مَنْ اُصِيْبَ بِمُصِيْبَةٍ بِمَالِهِ اَوْ فِى نَفْسِهِ فَكَتَمَهَا وَ لَمْ يَشْكُهَا اِلَى النَّاسِ كَانَ حَقًّا عَلَى اللهِ اَنْ يَغْفِرَ لَهُ
Artinya: “Barangsiapa yang ditimpa musibah pada hartanya atau dirinya, lalu dia menyembunyikannya dengan tidak mengeluh kepada manusia, maka haq atas Allah untuk mengampuninya,” (HR Ath-Thabrani).
BACA JUGA: Sakit: Nasihat Ulama agar Tidak Meminta Segera Sembuh, Amalan dan Doa untuk Sakit
Perkara yang Harus Dilakukan saat Sakit
Berikut ini penjelasan lima perkara yang harus dilakukan ketika umat muslim sakit sebagai berikut:
1. Bersabar
Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab menuturkan bahwa orang yang sedang sakit disunahkan untuk bersabar.
Allah SWT berfirman di dalam surat Az-Zumar ayat 10 sebagai berikut:
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang bersabar akan dipenuhi pahala mereka tanpa hitungan.”
Rasulullah SAW juga menegaskan dalam sabdanya sebagai berikut:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ، فَمَا سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ، كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا
Artinya: “Tidaklah seorang muslim terkena suatu penyakit dan lainnya kecuali karenanya Allah menggugurkan kejelekan-kejelekannya sebagaimana sebuah pohon menggugurkan daunnya,” (HR Muslim).
Rasulullah SAW menegaskan juga dalam sabdanya sebagai berikut:
مَنْ مَرِضَ لَيْلَةً فَصَبَرَ وَرَضِيَ بِهَا عَنِ اللَّهِ خَرَجَ منْ ذُنُوْبِهِ كَيَوْمٍ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
Artinya: “Barang siapa yang sakit selama semalam, lalu dia sabar dan ridho akan sakit tersebut, maka dosa-dosanya hilang seperti hari ketika dia dilahirkan oleh ibunya,” (HR Tirmidzi).
2. Tetap Mendirikan Sholat
Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitab Sabilul Iddikar Wal I’tibar Bima Yamurru Bil Insan Wa Yanqodhi Lahu Minal A’mar, memberikan nasihat kepada orang sakit tentang hal-hal penting yang harus diperhatikan, yakni:
وينبغي للمريض أن يحترز من النجاسات أن تصيبه في بدنه أو في ثيابه، فتمنعه من الصلاة، وليحذر كل الحذر من ترك الصلاة، وليصلي على حَسَب حاله، قاعدا او مضطجعا، أو كيف أمكنه، ولا يختم عمله بالإضاعة لعماد الدين الذي هو الصلاة
Artinya: “Hendaknya orang sakit bersikap hati-hati terhadap najis yang menimpanya, baik mengena pada badannya ataupun pakaiannya yang dapat menghalangi keabsahan sholatnya. Juga hendaknya ia berhati-hati jangan sampai meninggalkan sholat. Hendaknya ia tetap sholat sesuai dengan keadaannya, baik dengan cara duduk, terlentang, atau sebisanya. Jangan sampai hidupnya berakhir dengan melalaikan tiang agama, yakni sholat.”
3. Tidak Mengharapkan Keburukan
Saat seseorang sakit, tidak diperbolehkan menginginkan keburukan semisal kematian ataupun lainnya. Nabi Muhammad SAW bersabda sebagai berikut:
لا يَتَمَنَّيَنَّ أحدكم الموت لضر نزل به، فإن كان لا بد فاعلاً فليقل: اللهم أحيني ما كانت الحياة خيرًا لي، وتوفني إذا كانت الوفاة خيرًا لي
Artinya: “Jangan sekali-kali ada orang di antara kalian menginginkan kematian karena tertimpa suatu bencana. Namun jika sangat terpaksa, maka sebaiknya ia mengucapkan doa, ‘ya Allah biarkanlah aku hidup sekiranya hidup itu lebih baik bagiku, dan matikanlah aku sekiranya kematian itu lebih baik bagiku’,” (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi).
Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitabnya Sabilul Iddikar Wal I’tibar Bima Yamurru Bil Insan Wa Yanqodhi Lahu Minal A’mar halaman 58, menjelaskan sebagai berikut:
ويُكره تمني الموت، والدعاء به، لضر ينزل بالإنسان، من مرض أوفقر أو نحو ذالك من شدائد الدنيا فإن خاف فتنة في دينه جاز له تمنيه، وربما نُدِبَ
Artinya: “Adalah makruh (tidak disukai) mengharapkan mati atau berdoa memohon kematian disebabkan penderitaan yang menimpa seseorang, seperti penyakit, kemiskinan, dan hal-hal semacam itu yang merupakan kesengsaraan dunia. Namun jika ia merasa takut hal itu akan menjadi fitnah (godaan berat) terhadap agamanya, maka hal itu diperbolehkan, dan terkadang malah dianjurkan.”
4. Berdoa ketika Sakit
Dalam kitab Al-Adzkar, Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa ketika Nabi Muhammad SAW menjenguk sahabatnya yang sedang sakit, kemudian beliau membacakan beberapa doa untuk sahabatnya tersebut.
Inilah salah satu doa yang dibaca Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شَافِيَ إلَّا أَنْتَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقْمًا
Artinya: “Tuhanku, Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit. Berikanlah kesembuhan karena Engkau adalah penyembuh. Tiada yang dapat menyembuhkan penyakit kecuali Engkau dengan kesembuhan yang tidak menyisakan rasa nyeri,” (HR Bukhori).
Doa lain yang juga bisa diamalkan ketika salah satu anggota badan terasa sakit adalah sebagai berikut:
بِسْمِ اللهِ بِسْمِ اللهِ بِسْمِ اللهِ أُعُوذُ بِاللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah (tiga kali), aku berlindung dengan Allah sekaligus qudrah-Nya (kekuasaan-Nya), dari kejahatan barang yang aku rasakan dan aku khawatirkan,” (HR Muslim).
5. Ikhtiar dengan Berobat
Ada banyak hadits yang menjadi dasar pijakan. Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab menuturkan beberapa hadits yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, di antaranya sebagai berikut:
إن الله تعالى أَنْزَلَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ وَجَعَلَ لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءً فتداووا ولا تداووا بالحرام
Artinya: “Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obatnya dan menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian, dan jangan kalian berobat dengan yang haram,” (HR Abu Dawud).
Nabi Muhammad SAW juga bersabda:
إنَّ اللَّهَ لَمْ يُنْزِلْ دَاءً إلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak menurunkan satu penyakit kecuali diturunkan pula baginya obat,” (HR Bukhori).
Satu hal yang juga mesti dipahami oleh setiap orang yang sakit, bahwa ketika telah berusaha berobat dan mendapatkan kesembuhannya, maka seharusnya berkeyakinan bahwa yang menyembuhkan penyakitnya adalah Allah SWT semata.
Usaha berobat yang dilakukan adalah ikhtiar seseorang untuk mendapatkan anugerah kesembuhan dari Allah SWT dan obat yang diminum hanyalah sarana belaka.
Segala sesuatu yang menimpa umat muslim, maka semuanya baik baginya, Nabi Muhammad SAW bersabda:
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
Artinya: “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Sungguh semua urusannya adalah baik, dan yang demikian itu tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali oleh orang mukmin, yaitu jika ia mendapatkan kegembiraan ia bersyukur dan itu suatu kebaikan baginya, dan jika ia mendapat kesusahan, ia bersabar dan itu pun suatu kebaikan baginya,” (HR Muslim).
Demikianlah penjelasan keutamaan sakit dan lima perkara yang harus dilakukan ketika umat muslim sedang sakit. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan lahir dan batin kepada kita semuanya, aamiin.
Wallohu A’lam
Oleh Aryan Andika