Hikmah & Wawasan

Manajemen Waktu dalam Hidup, Begini Caranya, Simak

TSIRWAH INDONESIATerdapat dua kemungkinan dalam hidup manusia yang sering terlupakan, yaitu hakikat sebenarnya dari kesenangan dan kesedihan hidup di dunia. Kesenangan dunia yang membuat terpedaya dan kesedihan yang sifatnya hanya sementara. 

Kesenangan di dalam hidup membuat manusia menjadi sombong dan serakah. Selain itu, Kesedihan di dalam hidup juga membuat manusia lupa bersyukur bahwa pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala selalu ada. 

Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an surat Muhammad ayat 36:

إِنَّمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۚ وَإِن تُؤْمِنُوا۟ وَتَتَّقُوا۟ يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْـَٔلْكُمْ أَمْوَٰلَكُمْ

Artinya: “Sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau. Jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu, dan Dia tidak akan meminta hartamu.”

Allah SWT mengingatkan manusia tentang waktu, salah satunya yang terdapat di dalam Al Qur’an surat Al-‘Ashr yang berbunyi:

وَالۡعَصۡرِۙ‏ ١اِنَّ الۡاِنۡسَانَ لَفِىۡ خُسۡرٍۙ‏ ٢اِلَّا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوۡا بِالۡحَقِّ   ۙ وَتَوَاصَوۡا بِالصَّبۡرِ‏ 

Artinya: “Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menepati kesabaran.”

Allah SWT menyerukan kepada umat muslim untuk memperbanyak amal sholeh dan menasihati dalam kebaikan, agar termasuk ke dalam orang-orang yang beruntung, yaitu orang-orang yang Allah SWT tinggikan derajatnya di kehidupan akhirat nanti. 

Manajemen waktu yang baik yaitu menjauhkan diri dari perbuatan yang tidak bermanfaat, mengingat kehidupan dunia singkat dan tidak boleh disia-siakan untuk mencari bekal kehidupan akhirat. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

مَا الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا كَمِثْلِ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هَذِهِ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَا يَرْجِعُ

Artinya: “Perbandingan dunia dan akhirat seperti orang yang mencelupkan jari tangannya ke dalam laut, lalu diangkatnya dan dilihatnya apa yang di perolehnya,” (HR. Muslim dan Ibnu Majah).

Syekh Ali Jaber di dalam ceramahnya secara langsung, pada bulan Ramadhan 1440 Hijriah di Masjid Raya Fatimah Solo, mengatakan:

“Standar usia manusia sekarang yaitu enam puluh sampai dengan tujuh puluh tahun, jika kita ambil perkiraan enam puluh tahun, maka jatah maksimal hidup manusia untuk mencari bekal hidup di akhirat hanya lima tahun.”

Kemudian beliau melanjutkan, “Lima belas tahun belum baligh (belum berkewajiban), dua puluh tahun kerja, dua puluh tahun tidur, dan sisanya lima tahun untuk cari bekal akhirat. Betul kalau lima tahun ini bisa dimaksimalkan, bagaimana kalau banyak stresnya?”

Perhitungan dua puluh tahun untuk tidur dan dua puluh tahun untuk bekerja adalah sama, yaitu selama delapan jam atau ⅓ hari, sehingga perhitungannya menjadi sebagai berikut: (⅓ x 364 hari : 364 hari) x 60 tahun = 20 tahun. 

Syekh Ali Jaber menyayangkan sebagian orang yang masih menyia-nyiakan waktunya tersebut dengan kebanyakan pikiran dan hal-hal tidak bermanfaat lainnya. 

BACA JUGA : 6 Sikap yang Harus Dimiliki ketika Menghadapi Cobaan Hidup

Kesenangan dan kesedihan di dunia adalah bagian dari ujian. Ujian bisa memperkuat iman seseorang dan menambah rasa syukur bagi umat muslim yang senantiasa dekat dengan Allah SWT. 

Bijak menyikapi setiap musibah dari Allah SWT menjadi bekal untuk kehidupan manusia di akhirat. 

Allah SWT memberikan waktu kepada setiap manusia, hal ini sebagai bukti kasih sayang dari-Nya. Sudah sepatutnya seorang muslim, dapat Manajemen waktu dengan sebaik-baiknya, untuk beribadah kepada-Nya.

Bersyukur, bersabar, dan beristighfar merupakan kunci untuk menghadapi segala ujian berupa kesenangan atau kesedihan. Dengan begitu, misi untuk mencari bekal hidup di akhirat bisa lebih teroptimalkan dan membuat hidup lebih bernilai. 

Wallohu A’lam 
Oleh Lofty Andjayani

Editor: Divya Aulya

Penulis bau amis yang menulis sejumlah karya fiksi dan non-fiksi. Memiliki ketertarikan dalam dunia kebahasaan, memiliki visi dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator