Akhlak

Nasoihul Ibad: 10 Penyebab Hati Mati, Poin 3 Jangan Dianggap Remeh

TSIRWAH INDONESIA – Hati merupakan salah satu bagian terpenting dalam diri manusia. Bahkan Allah subhanahu wa ta’ala tidak melihat seseorang dari rupa dan fisiknya, melainkan hatinya.

Kebanyakan orang tidak menyadari hal tersebut, dan lebih mementingkan apa yang lebih diperhatikan orang lain terhadap dirinya, seperti fisik dan rupa.

Padahal ada sesuatu yang lebih utama dan penting yang harus seseorang perhatikan serta jaga, yaitu hati.

Apabila hati seseorang mati, dapat menyebabkan dirinya tidak lagi bisa membedakan mana yang benar dan salah, mana yang baik dan buruk, hingga membuatnya terjerembab pada lubang kemaksiatan dan akan sangat berbahaya bagi keimanannya. 

Imam Ibnu Athaillah dalam Matan Al-Hikam-nya menyebut semua itu sebagai tanda kematian hati:

من علامات موت القلب عدم الحزن على ما فاتك من الموافقات وترك الندم على ما فعلت من وجود الزلات

Artinya: “Salah satu tanda kematian hati adalah tidak adanya kesedihan atas kesempatan ibadah yang terlewat dan tidak adanya penyesalan atas kehilafan yang pernah dilakukan.”

Berikut sepuluh penyebab matinya hati berdasar kitab Nasoihul Ibad halaman 59-60:

أولها أنكم عرفتم الله ولم تؤدوا حقه

Artinya: “Engkau mengenal Allah akan tetapi tak mau menunaikan-Nya (tak mau melaksanakan perintah-Nya dan tak mau menjauhi dan meninggalkan larangan-Nya).”

Orang yang termasuk kategori ini ialah orang yang dengan ilmunya dapat mengenal Allah SWT, tetapi tidak mau menjalankan apa yang telah diperintahkan (Allah) terhadap dirinya dan tidak menjauhi larangan-Nya.

Kelalaiannya dalam menjalankan perintah Allah SWT hingga tiba pada perbuatan dosa, inilah yang dapat menyebabkan matinya hati seseorang.

وقرأتم كتاب الله ولم تعملوا به

Artinya: “Dan engkau suka membaca kitab Allah akan tetapi tetap tak mau mengamalkannya.”

Tidak sedikit orang di zaman sekarang yang banyak menghabiskan waktu dengan membaca Al-Qur’an. 

Namun, tidak ada kemauan dalam dirinya untuk mengamalkan apa yang telah dibacanya. Hal ini yang dapat menyebabkan matinya hati.

وادعيتم عداوة إبليس وواليتموه

Artinya: “Dan engkau mengetahui bahwa iblis itu musuh akan tetapi tetap mengikuti perintahnya.”

Orang yang termasuk dalam kategori ini ialah orang yang tahu bahwa iblis itu merupakan musuh yang nyata bagi dirinya, tetapi selalu saja mengikuti perintah (godaannya) dan tidak berusaha untuk melawannya. 

Tanpa disadari juga ternyata banyak orang yang telah tertipu daya oleh iblis (setan) bahkan sering menjadi hamba setan ketimbang hamba Allah SWT. 

Buktinya kebanyakan orang lebih sering melakukan suatu hal yang berdasar hawa nafsu bukan ilmu.

وادعيتم حب الرسول وتركتم أثره وسنته

Artinya: “Dan engkau menyatakan cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam, akan tetapi meninggalkan Sunnahnya.”

Orang yang termasuk dalam kategori ini ialah orang yang mengaku bahwa dirinya mencintai Rasulullah SAW, tetapi tidak membuktikan wujud cintanya melalui sunnah-sunnahnya.

Dikarenakan belum dikatakan seseorang mencintai apabila belum mengikuti yang dicintainya. Jika seseorang mencintai Rasulullah SAW maka hendaknya ia mengikuti setiap sunnah-sunnahnya dan menghidupkannya dalam kehidupan.

Baca Juga: Jangan Ditertawakan, Ini Dia Etika Kentut dalam Islam

وادعيتم حب الجنة ولم تعملوا لها

Artinya: “Dan engkau menyatakan cinta surga, akan tetapi tak mau mengamalkan amalan ahli surga.”

Orang yang termasuk kategori ini ialah orang-orang yang mengaku cinta akan surga hingga mendambakan surga sebagai tempat kembalinya, tetapi tidak ada wujud nyata dalam pembuktian cintanya.

Tidak mengerjakan amalan ahli surga, seperti memperbayak dzikir, sholat berjamaah, dan bersedekah.

وادعيتم خوف النار ولم تنتهوا عن الذنوب

Artinya: “Dan engkau mengakui takut siksa neraka, akan tetapi tetap saja berbuat dosa.”

Orang yang termasuk kategori ini ialah orang-orang yang mengaku takut pada neraka, tetapi tetap mengerjakan sesuatu yang dapat menjerumuskannya pada siksa neraka.

Contoh dalam ibadah mahdhah seperti seseorang yang suka lalai dalam melaksanakan sholat, tidak berpuasa tanpa alasan yang jelas (tanpa udzur), dan sukar dalam mengeluarkan zakat.

Sedangkan dalam ibadah ghairu mahdhah, seperti suka menggunjing orang lain, pelit, dan tidak peduli terhadap sesama.

وادعيتم أن الموت حق ولم تستعد وا له

Artinya: “Dan engkau mengakui bahwa kematian itu haq (benar), akan tetapi tidak pernah menyiapkan bekal untuk menghadapinya.”

Orang yang termasuk kategori ini lebih identik dengan orang-orang yang lebih mementingkan dunia daripada akhirat.

Banyak orang yang sibuk mengumpulkan banyak harta untuk kehidupannya di dunia hingga tidak sempat beramal salih untuk bekalnya di akhirat.

واشتغلتم بعيوب غيركم وتركتم عي وب أنفسكم

Artinya: “Dan engkau selalu memperhatikan aib orang lain, akan tetapi tak mau memperhatikan aib diri sendiri.”

Orang yang termasuk kategori ini ialah orang-orang yang sibuk memperhatikan dan mencari setiap celah kesalahan (aib) orang lain daripada memperhatikan dirinya sendiri.

Padahal pada dasarnya sesuatu yang dilihat dan ditilai dari orang lain, bukan mendefinisikan bagaimana mereka melainkan mendefinisikan dirinya sendiri.

وتأكلون رزق الله ولا تشكر ونه

Artinya: “Dan engkau suka makan rezeki Allah, akan tetapi tak pernah bersyukur kepada-Nya.”

Orang yang termasuk kategori ini ialah orang yang lupa bersyukur atas rezeki Allah SWT, padahal dirinya sendiri suka memakan bahkan menikmati setiap limpahan rezeki yang diberikan padanya.

Baca Juga: Kelompok Ini Lebih Ditakuti Rasulullah daripada Datangnya Dajjal, Simak Selengkapnya

وتدفنون موتاكم ولا تعتبرون

Artinya: “Dan engkau sering mengubur orang yang meninggal, akan tetapi tidak mau mengambil pelajaran darinya.”

Orang yang termasuk kategori ini ialah orang yang suka memulasara jenazah, termasuk menguburkan. Namun tidak dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari peristiwa tersebut. 

Padahal sejatinya adanya kematian dapat mengingatkan seseorang bahwa kelak ia juga akan diusung menuju ke makbarah (kuburan).

Demikian sepuluh penyebab matinya hati seseorang, semoga kita dapat terhindar dan lebih menjaga hati serta keimanan kita pada Allah SWT. Aamiin.

Wallohu A’lam 
Oleh Sopi Sopiah 

Editor: Muhammad Agus

Alumni Ponpes As'adiyah, Saat ini menempuh strata 1 di STKQ Al-Hikam Depok

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator