AkhlakHikmah & Wawasan

Memahami Teori Konsumsi dalam Islam, Inilah 4 Tujuan dan Etikanya

TSIRWA INDONESIA – Konsumsi merupakan bagian penting dalam kehidupan yang tidak bisa manusia hindari. Dalam pandangan Islam, konsep konsumsi tidak hanya berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan fisik, tetapi juga melibatkan aspek spiritual dan moral.

Maka agar lebih jelas lagi, pada artikel ini akan membahas definisi konsumsi dalam Islam, ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan konsumsi, tujuan konsumsi, etika konsumsi, dan kesimpulan dari perspektif Islam.

Mengutip dari ejournal.stebisigm.ac.id, konsumsi dalam Islam merujuk pada penggunaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup melalui cara yang sesuai dalam ajaran Islam.

Dalam padangan Islam pun, konsumsi tidak hanya sebatas kegiatan makan dan minum saja, tetapi juga mencakup aktivitas seperti memakai pakaian, mengendarai transportasi, berhias diri, dan lain sebagainya.

Konsumsi dalam Islam juga, tidak hanya fokus pada pemenuhan kebutuhan materi, tetapi juga menekankan pentingnya niat dan cara konsumsi yang halal dan thayyib. Halal dalam arti tidak melanggar syariat Islam dan thayyib berarti besih dan tidak menjijikan.

Arti kata baik pun dapat berarti luas, semisal memberikan manfaat, tidak memberikan keburukan untuk penggunanya atau pun lingkungan sekitar, serta indah ketika orang lain melihatnya.

Hal itu karena kegiatan konsumsi sendiri menjadi sesuatu yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, akan sangat berdampak pada perilaku mereka kedepannya.

Al-Qur’an telah memberikan petunjuk serta penjelasan tentang bagaimana umat Islam harus mengelola konsumsi mereka. Ini dapat terlihat dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 168, Allah subhanallahu wata ’ala berfirman:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى ٱلْأَرْضِ حَلَـٰلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَـٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

Artinya: “Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”

Senada dengan ayat lain, yaitu dalam Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 31, Allah SWT berfirman:

يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ 

Artinya: “Hai anak-anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa konsumsi dalam Islam, baik memakai pakaian atau makan dan minum harus dilakukan dengan memperhatikan aspek kehalalan dan kebaikan (thayyib), serta menghindari sikap lebihan.

Baca Juga:Hasil Deklarasi 26 Prinsip Dasar, Hari Peringatan Lingkungan Hidup

Sama seperti kegiatan lainnya. Konsumsi juga dalam Islam mencakup beberapa aspek penting seperti menikah dan jenjang karir, yang semua itu memiliki sebuah tujuan jelas dalam Islam. 

Maka dari itu di bawah ini perlu untuk memahami apakah tujuan konsumsi sendiri dalam sudut pandang Islam, di antaranya:

Konsumsi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia agar dapat menjalani kehidupan dengan baik. Kebutuhan dasar yang bersifat seperti pakaian, pangan, dan papan yang sifatnya masuk ke dalam kebutuhan dunia atau materi. 

Selain hal tersebut, dalam islam juga amat menekankan ruhiyah seperti kebutuhan akan rasa aman, keimanan, ketenangan, keislaman, dan perdamaian dalam hati.

Kehidupan di dunia dengan segala problematikanya dan dinamika yang ada akan membuat para penghuninya merasa kelelahan. Maka dari, itu umat islam perlu mengonsumsi segala sesuatu yang dapat menunjang kehidupan mereka dan mengobati rasa tersebut.

Hal-hal yang umat islam perlu konsumsi bukan hanya yang memberikan kesenangan sesaat, akan tetapi juga memberikan kesehatan, bukan hanya untuk fisik mereka, melainkan juga jiwa dan hati.

Dalam islam, ketika umat islam mengonsumsi makanan, maka tujuannya tidak hanya untuk mengenyangkan dan memberikan tenaga. Begitu juga ketika umat islam membeli sebuah pakaian baru yang indah dan menunjukkannya kepada sesama manusia.

Maka dari itu, dalam islam makanan yang umat islam makan adalah untuk menguatkan tubuh agar memiliki energi untuk bekerja dan mencari nafkah, hal ini karena Allah SWT sendiri yang memerintahkan kepada hamba-Nya untuk mencari nafkah di bumi.

Begitu juga dengan membeli pakaian yang indah. Hal ini bukan semata karena keinginan ataupun keegoisan pribadi seseorang, akan tetapi karena Allah SWT sendiri menyukai sebuah keindahan.

Pemborosan atau membuang-buang suatu produk, baik itu dalam jumlah sedikit maupun banyak adalah hal yang terlarang dalam islam. Maka islam pun menganjurkan untuk mengonsumsi semampunya, agar tidak ada produk yang terbuang.

Baca Juga: 7 Manfaat Buah Tin yang Disebutkan dalam Al-Qur’an

Selain tujuan, konsumsi dalam islam juga memiliki sebuah etika yang melingkupi gerak-gerik langkah setiap umat muslim dalam mengonsumsi sesuatu. Hal ini karena islam tidak hanya memberikan sebuah tujuan dalam setiap perilaku, tetapi juga menyediakan cara terbaik untuk mengonsumsi segala kebutuhan yang ada.

Inilah beberapa etika konsumsi dalam islam adalah:

Seperti penjelasan sebelumnya, dalam sudut padang Islam berkaitan dengan konsumsi tidak hanya melihat dari segi rasa ataupun tampilan, tetapi juga harus dari sisi halal haram yang berstandar dari syari’at Islam.

Selai itu juga, harus melihat dari segi thayyib atau dalam bahasa lain tidak memberikan dampak buruk untuk diri sendiri dan lingkungan, serta memberikan manfaat kepada pengguna dan yang di sekitarnya.

Dalam Islam, mengonsumsi sesuatu adalah hal yang mubah, akan tetapi jika masuk ke dalam ranah berlebihan, baik dari segi hiasan, tampilan, jumlah atau pun kualitas, sehingga tidak bisa memanfaatkannya dengan baik dan malah menghamburkan uang.

Keadilan dalam Islam ialah menempatkan sesuatu pada tempatnya. Sehingga, ketika hendak mengonsumsi baik pakaian, kendaraan, ataupun makanan, dan minuman harus menyesuaikan dengan kebutuhan serta fungsingnya.

Selain dua di atas, Islam juga memerintahkan ketika mengonsumsi sesuatu harus menyertainya dengan rasa syukur dan berterima kasih kepada Allah SWT. Itu karena tidak semua orang memiliki kesempatan untuk mengonsumsi benda yang sama.

Konsumsi dalam Islam tidak hanya berkaitan dengan aspek fisik, tetapi juga melibatkan dimensi spiritual dan moral. Islam mengajarkan umatnya untuk mengonsumsi barang dan jasa yang halal serta thayyib, menjaga keseimbangan hidup, dan menghindari sikap berlebih-lebihan.

Dengan memahami teori dan menerapkan prinsip-prinsip konsumsi dalam Islam, seorang muslim dapat mencapai kesejahteraan dunia dan akhirat.

Wallahu A’lam
Oleh Almer Ulul Al Bab

Editor: Muhammad Agus

Alumni Ponpes As'adiyah, Saat ini menempuh strata 1 di STKQ Al-Hikam Depok

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator