Hikmah & Wawasan

Menjaga Wudhu: Inilah 5 Mukjizat Dahsyat di Dalamnya

TSIRWAH INDONESIA – Wudhu merupakan salah satu rukun awal ketika akan beribadah, baik untuk shalat ataupun membaca Al-Qur’an. Penting mengetahui cara wudhu yang benar, agar ibadah yang dilakukan dapat diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Selain suatu kewajiban, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam memberikan anjuran untuk senantiasa menjaga wudhu. Nabi SAW bersabda:

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَقِيمُوا وَلَنْ تُحْصُوا وَاعْلَمُوا أَنَّ خَيْرَ أَعْمَالِكُمْ الصَّلَاةَ وَلَا يُحَافِظُ عَلَى الْوُضُوءِ إِلَّا مُؤْمِنٌ

Artinya: “Dari Tsauban, ia berkata: ‘Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ‘Istiqamahlah kalian, dan sekali-kali kalian tidak akan dapat menghitungnya. Beramallah, sesungguhnya amalan kalian yang paling utama adalah shalat, dan tidak ada yang menjaga wudhu kecuali orang mukmin’,” (HR Ibnu Majah).

Pahala sunnah setelah istiqomah menjaga wudhu tidak terlepas dari beberapa mukjizat yang terkandung di dalamnya, di antaranya:

Dari Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

ثنا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَنَّ مَالِكًا حَدَّثَهُ، عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا تَوَضَّأَ الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ أَوِ الْمُؤْمِنُ فَغَسَلَ وَجْهَهُ خَرَجَتْ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ نَظَرَ إِلَيْهَا بِعَيْنَيْهِ مَعَ الْمَاءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ، فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ خَرَجَ مِنْ يَدَيْهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ كَانَ بَطَشَتْهَا يَدَاهُ مَعَ الْمَاءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ، فَإِذَا غَسَلَ رِجْلَيْهِ خَرَجَتْ كُلُّ خَطِيئَةٍ مَشَتْهَا رِجْلَاهُ مَعَ الْمَاءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ حَتَّى يَخْرُجَ نَقِيًّا مِنَ الذُّنُوبِ»

Artinya: “Yunus bin Abdul A’la Al Shadafi menceritakan kepada kami, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami bahwa Malik menceritakan kepadanya dari Suhail bin Abu Shalih dari ayahnya dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ‘Bila seorang hamba muslim (atau mukmin) berwudhu, lalu membasuh wajahnya, maka setiap dosa yang ia pandangi dengan kedua matanya keluar dari wajahnya bersama air (atau bersama tetes air terakhir). Ketika ia membasuh kedua tangannya, maka setiap dosa yang dilakukan kedua tangannya keluar dari kedua tangannya bersama air (atau bersama tetes air terakhir). Ketika ia membasuh kedua kakinya, maka setiap dosa yang dilakukan kedua kakinya keluar dari kedua kakinya bersama air (atau bersama tetes air terakhir) sampai akhirnya ia keluar dalam keadaan bersih dari dosa’,” (HR Muslim).

Selain dapat menghapus dosa kecil, wudhu juga dapat menghapus dosa yang telah lalu. Nabi Muhammad SAW bersabda:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا، ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ لَا يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ» قَالَ ابْنُ شِهَابٍ

Artinya: “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ‘Barang siapa berwudhu seperti wudhuku ini, lalu berdiri dan shalat dua raka ’at, di mana di dalamnya ia tidak berbicara sendiri, maka dosanya yang telah lalu diampuni baginya’,” (HR Muslim).

Dalam sebuah hadits, Umar radiallahu anhu mendengar nabi bersabda:

سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ، وَصَلَّى، غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الصَّلَاةِ الْأُخْرَى» هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ “

Artinya: “Akan aku ceritakan kepada kamu sebuah hadits yang aku dengar dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam’. Ia berkata: ‘Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ‘Barang siapa membaguskan wudhunya dan melaksanakan shalat, maka dosa (yang dilakukannya) antara wudhu dan shalat lain diampuni baginya’,” (HR Muslim).

BACA JUGA : 4 Hal Penyebab Batal Wudhu, Nomor 4 Banyak yang Tidak Tahu

Mukjizat wudhu selain sebagai penggugur dosa adalah untuk mengangkat derajat seorang muslim. Nabi Muhammad SAW bersabda:

رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا، وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟» قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: «إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ، وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ، فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ

Artinya: “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ‘Apakah kamu mau aku tunjukkan sesuatu yang dengannya Allah melebur  dosa-dosa dan mengangkat beberapa derajat?’ Para sahabat menjawab, ‘Ya, wahai Rasulullah.’ Beliau bersabda: ‘Menyempurnakan (melebihkan dari batas yang ditentukan dalam membasuh) wudhu karena melakukan hal-hal yang tidak disukai, memperbanyak langkah menuju masjid, dan menanti datangnya waktu shalat setelah shalat. Demikian itu bagaikan menjaga perbatasan’,” (HR Muslim).

Sebagai seorang muslim tentunya ingin agar di akhirat nanti bisa dianggap sebagai umat nabi. Salah satu cara agar nabi mengakui seseorang sebagai umatnya adalah dengan berwudhu. Dalam hadits riwayat Abu Hurairah nabi bersabda:

قَالَ: أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ رَجُلًا لَهُ خَيْلٌ غُرٌّ مُحَجَّلَةٌ بَيْنَ ظَهْرَيْ خَيْلٍ بُهْمٍ دُهْمٍ أَلَا يَعْرِفُ خَيْلَهُ؟ قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ:  فَإِنَّهُمْ يَأْتُونَ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ أَثَرِ الْوُضُوءِ، وَأَنَا فَرَطُهُمْ عَلَى الْحَوْضِ، أَلَا لَيُذَادَنَّ رِجَالٌ عَنْ حَوْضِي كَمَا يُذَادُ الْبَعِيرُ الضَّالُّ، أُنَادِيهِمْ أَلَا هَلُمَّ، فَيُقَالَ: إِنَّهُمْ قَدْ أَحْدَثُوا بَعْدَكَ، وَأَقُولُ سُحْقًا، سُحْقًا  

Artinya: “Beliau bersabda: ’Sesungguhnya ummatku akan datang dengan muka, tangan dan kaki bersinar terang disebabkan bekas wudhu dan aku mendahului mereka di atas telaga. Ingatlah, sesungguhnya ada beberapa orang diusir dari telagaku seperti dihalaunya unta yang tersesat. Aku panggil mereka, ‘Kemarilah!’ lalu ada yang berkata, ‘Sesungguhnya mereka itu telah membuat-buat hal baru sesudahmu’ Aku katakan, ‘Semoga Allah menjauhkan dari rahmat-Nya, semoga Allah menjauhkan dari rahmat-Nya’,” (HR Muslim dan Nasa’i).

Wudhu adalah suatu pekerjaan wajib sebelum menunaikan ibadah. Selain menjadi suatu kewajiban, Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk senantiasa menjaga wudhu. Makna dari menjaga wudhu adalah mengusahakan agar diri selalu dalam keadaan suci.

Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa menjaga wudhu adalah amalan ringan yang memiliki banyak hikmah. Ketika seorang hamba senantiasa mengamalkannya, maka akan mendapatkan berkah dan manfaat yang luar biasa dari Allah SWT.

Wallohu A’lam
Oleh Eko Al Fiatur Rohmaniah

Editor: Divya Aulya

Penulis bau amis yang menulis sejumlah karya fiksi dan non-fiksi. Memiliki ketertarikan dalam dunia kebahasaan, memiliki visi dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator