Perhatikan 4 Adab Pelajar Terhadap Kitabnya
TSIRWAH INDONESIA – Sudah lumrah didengar sebuah maqolah Arab yang menyatakan bahwa, ‘al-adabu fauqol ilmi’, yang bermakna adab lebih diutamakan daripada ilmu.
Memiliki akhlak yang baik akan mengantarkan seseorang selamat dalam menggunakan ilmu dan pengetahuannya.
Inilah mengapa adab, etika, dan tingkah laku yang baik harus lebih diutamakan dan dijadikan pondasi bagi seseorang dalam aktivitas kesehariannya sebelum ia mencari ilmu.
Kitab merupakan manuskrip umat Islam yang penting bagi peradaban, kelestarian budaya, dan perkembangan ilmu pengetahuan. Melalui kitab, seorang penuntut ilmu mampu menambah wawasan dan pengetahuannya.
Syekh Burhan al-Din Ibrahim al-Zarnuji al-Hanafi, seorang ulama sekaligus pengarang dari kitab Ta’lim Al-Muta’allim menjelaskan dalam kitabnya:
ومن تعظيم العلم تعظيم الكتب
Artinya: “Termasuk dalam menghormati ilmu adalah dengan menghormati kitab.”
Dalam kitab Ta’lim Al-Muta’allim dijabarkan beberapa adab yang baik untuk diterapkan bagi seorang pelajar terhadap kitab, diantaranya:
BACA JUGA: Belajar tanpa Guru, Maka Gurunya Adalah Setan: Ini Penjelasan Kalimat Tersebut
1. Menjaga Diri dalam Keadaan Suci
Dikisahkan, suatu ketika Imam Sarkhasi pernah mengalami sakit perut saat sedang mengulang pelajaran. Setiap kali batal, beliau akan berwudhu, begitu seterusnya hingga tujuh belas kali.
Beliau tidak akan mau belajar kecuali dalam kondisi suci. Sebab Ilmu dan wudhu merupakan cahaya, sedangkan cahaya ilmu tidak akan bertambah kecuali dengan berwudhu.
2. Tidak Meletakkan Sesuatu di atas Kitab
Guru Syekh Az-Zarnuji pernah menasehati seorang ahli fiqih yang meletakkan wadah tinta di atas kitabnya. Beliau mengatakan jika ia tidak akan mendapat manfaat ilmu atas tindakannya tersebut.
3. Tidak Meletakkan Kitab di Lantai
Hadratus Syekh K.H. Hasyim Asy’ari, seorang ulama pendiri Nahdlatul Ulama, dalam kitabnya Adabul ‘Alim wal Muta’allim juga memberikan nasihat kepada para pelajar dalam kitabnya:
اذا نسخ من كتاب اوطالعه فلا يضعه على الأرض مفروشا بل يجعله بين كتابين اوشيئين او كراسى الكتب المعروفة
Artinya: “Seorang pelajar tatkala menyalin dan mutholaah (mengulang pelajaran), maka hendaknya tidak meletakkan kitabnya di atas lantai dalam kondisi terbuka, tetapi meletakkanya di antara dua buku atau dua benda ataupun di atas meja belajar.”
Adab ini bertujuan untuk menjaga kitab agar tidak mudah rusak. Apabila kitab tersebut bertumpuk, maka alangkah baiknya jika diletakkan di atas meja.
4. Meletakkan Kitab Sesuai Urutannya
K.H. Hasyim Asy’ari dalam kitabnya Adabul ‘Alim wal Muta’allim menjelaskan:
ويراعي الادب في وضع الكتب باعتبار علومها وشرفها أو مصنفيها أو جلا لتهم
Artinya: “Seorang pelajar sebaiknya menjaga adabnya tatkala meletakkan kitabnya sesuai pada jenis pelajarannya, kemuliaannya, pengarangnya dan keagungannya.”
Beginilah urutan susunan kitab menurut K.H. Hasyim Asy’ari dalam kitabnya Adabul ‘Alim wal Muta’allim.
Menurut beliau, urutan dalam meletakkan kitab yaitu: Mushaf Al-Qur’an, Hadits Murni, Tafsir Al-Qur’an, Tafsir Hadits, Ushuluddin (Aqidah), Ushul Fiqh, Fikih, Nahwu, Shorof, Syair Arab, dan Ilmu Arudh.
Wallahu A’lam
Oleh Khoiro Ummah