Hikmah & WawasanTokoh & Sejarah

4 Ulama Indonesia yang Mendapatkan Gelar Pahlawan Nasional

TSIRWAH INDONESIA – Perjuangan meraih kemerdekaan Indonesia melibatkan banyak pihak, salah satunya adalah ulama. 

Para ulama berjuang dengan berbagai cara, melalui pendidikan, organisasi, bahkan ada yang menjadi pemimpin laskar perjuangan untuk melawan penjajah. 

Menurut data Direktorat Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan, dan Restorasi Sosial (K2KRS), ada beberapa ulama yang telah memperoleh gelar pahlawan nasional.

Mari kita simak profil singkat dan bentuk perjuangan empat ulama berikut yang telah mendapatkan gelar pahlawan nasional Indonesia.

KH Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta pada 1 Agustus 1868. Beliau merupakan pendiri Organisasi Muhammadiyah. 

Sebelum mendirikan Muhammadiyah, Ahmad Dahlan aktif di organisasi Budi Utomo dan Sarekat Islam.

Kepedulian Ahmad Dahlan akan pentingnya pendidikan dan masalah sosial mendorongnya untuk mendirikan Muhammadiyah sebagai wadah untuk melaksanakan misi tersebut. 

Sekolah Muhammadiyah juga dianggap salah satu pelopor pendidikan modern di Indonesia, karena menggabungkan ajaran agama Islam dengan ilmu pengetahuan umum.

Ahmad Dahlan meninggal dunia di Yogyakarta pada 23 Februari 1923. Ia dimakamkan di Brontokusuman, Mergangsan, Yogyakarta.

Ahmad Dahlan mendapatkan gelar Pahlawan Nasional pada tanggal 27 Desember 1961. 

Penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan atas sumbangsihnya dalam memajukan pendidikan dan sosial di Indonesia.

KH Hasyim Asyari, lahir di Jombang pada 10 April 1875. Beliau merupakan pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama (NU). 

Selain mendirikan NU, Hasyim Asyari juga mendirikan Pondok Pesantren (Ponpes) Tebu Ireng. 

Ponpes Tebu Ireng menjadi tempat banyak santri mendalami agama dan memperoleh ilmu pengetahuan, yang menjadikannya sebagai salah satu ponpes terbesar di Jawa.

KH Hasyim Asyari aktif dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 

Beliau adalah penggagas pendirian Hizbullah, yaitu tentara sukarela Muslim di Jawa. 

Hizbullah menjadi salah satu tentara rakyat yang berkontribusi besar dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan.

Hasyim Asy’ari wafat pada 7 September 1947. Atas jasanya dalam kemerdekaan, beliau ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 17 November 1964.

BACA JUGA : Kiai Wahab Chasbullah: Ulama Nasionalis yang Gigih dan Kritis

KH Wahid Hasyim lahir di Tebu Ireng, Jombang pada 1 Juni 1914. Beliau merupakan putra dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asyari.

Peran KH Abdul Wahid Hasyim dalam sejarah bangsa Indonesia cukup besar di bidang agama dan politik. 

Wahid Hasyim menjadi salah satu anggota BPUPKI yang bertugas merumuskan dasar negara. 

Selama proses perumusan dasar negara Indonesia, Wahid Hasyim memperjuangkan rekonsiliasi politik yang bertujuan mendamaikan perbedaan agama di Indonesia.

Beliau juga menjadi salah satu tokoh yang menandatangani Piagam Jakarta, yang menjadi cikal bakal Undang-Undang Dasar 1945, pada tanggal 22 Juni 1945.

Pada 19 April 1953, KH Wahid Hasyim meninggal dunia di Cimahi, Jawa Barat. 

Berkat jasa-jasanya, Wahid Hasyim dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional oleh pemerintah RI pada 24 Agustus 1964.

H Agus Salim lahir di Koto Gadang, Sumatera Barat, 8 Oktober 1884. 

Beliau terkenal sebagai sosok pejuang, politisi, jurnalis, hingga Menteri Luar Negeri di masa awal kemerdekaan. 

Keahliannya yang luar biasa dalam bidang diplomasi dan berbahasa asing, membuat Agus Salim mendapatkan julukan “The Grand Old Man.”

Kiprah perjuangan Agus Salim berawal ketika menjadi anggota Sarekat Islam (SI). Beliau juga turut mendirikan Persatuan Pergerakan Kaum Buruh pada tahun 1919. 

Menjelang kemerdekaan, Agus Salim menjadi anggota BPUPKI, sekaligus anggota Panitia Sembilan, yang berperan dalam penyusunan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Agus Salim meninggal di Jakarta pada 4 November 1954. Atas jasa-jasanya dalam kemerdekaan, pada 27 Desember 1961, beliau ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

Demikian empat ulama yang mendapatkan gelar pahlawan nasional, KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asyari, KH Wahid Hasyim dan H Agus Salim. 

Sudah selayaknya kita sebagai muslim dan muslimah Indonesia menghormati dan meneladani perjuangan beliau sekalian.

Wallohu A’lam
Oleh Desinta Mega S. (Sinn Mega)

Editor: Divya Aulya

Penulis bau amis yang menulis sejumlah karya fiksi dan non-fiksi. Memiliki ketertarikan dalam dunia kebahasaan, memiliki visi dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator