Hikmah & Wawasan

Tak Hanya Berpikir Logis, Ini Dia Tanggung Jawab Ilmuwan Muslim

TSIRWAH INDONESIA Kehadiran seorang ilmuwan muslim sangat penting dalam perkembangan sejarah. Seiring perkembangan zaman, pemikiran-pemikiran para ilmuwan pun semakin mendapat sorotan.

Banyak pemikiran atau karya-karya dari para ilmuwan muslim dikaji ulang oleh para peneliti dan memiliki kontribusi besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Salah satunya Abu Ali bin Sina atau dikenal dengan Ibnu Sina.

Ibnu Sina merupakan cendekiawan muslim yang paling terkenal di bidang ilmu kedokteran. Sering juga disebut sebagai sang maestro kedokteran. 

Karya terbesar dan paling berpengaruh Ibnu Sina dalam bidang kedokteran adalah Al-Qanun fi al-Tibb, sebuah ensiklopedia medis monumental yang menggabungkan pengetahuan medis dari berbagai budaya dan peradaban sebelumnya.

Al-Qanun fi al-Tibb adalah buku yang merangkum ilmu tentang kedokteran Yunani, Persia, dan India. Hasil karya dari Ibnu Sina tersebut berkontribusi besar untuk kedokteran modern, seperti temuan beberapa penyakit menular, salah satunya tuberculosis (TBC).

Tak hanya dalam bidang kedokteran, Ibnu Sina juga memberikan sumbangsih besar dalam bidang filsafat, astronomi, dan matematika.

BACA JUGA : Al-Khazini: Ilmuwan Perumus Gaya Gravitasi yang Terlupakan

Penemuan dan karya-karya dari ilmuwan muslim memberikan manfaat besar bagi semua orang baik muslim maupun non muslim.

Akan tetapi, dibalik sumbangsih yang diberikan, seorang ilmuwan juga dituntut untuk selalu berpikir dan mencari solusi dari sebuah permasalahan dalam studi kasus untuk penelitian. 

Selain itu, seorang ilmuwan juga harus bertanggung jawab dalam hasil penelitian dan temuanya kepada masyarakat. Terutama untuk para ilmuwan muslim yang mengkaji sebuah masalah berkaitan dengan islam.

Seorang muslim dituntut untuk menjaga kualitas amal dan keislamannya, tidak boleh merugikan sesama umat, dan bekerja tepat waktu, sebagaimana yang termasuk dalam Al-Quran surat Al-Isra’ ayat 13:

وَكُلَّ اِنْسَانٍ اَلْزَمْنٰهُ طٰۤىِٕرَهٗ فِيْ عُنُقِهٖۗ وَنُخْرِجُ لَهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ كِتٰبًا يَّلْقٰىهُ مَنْشُوْرًا

Artinya “Setiap manusia telah Kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya di lehernya. Pada hari Kiamat Kami keluarkan baginya sebuah kitab yang diterima dalam keadaan terbuka.”

Melansir dari uici.ac.id, seorang ilmuwan juga harus menanamkan amalan tersebut pada dirinya. 

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmuwan muslim mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap hasil karya dan penelitian yang dilakukan. Tidak hanya bertanggung jawab terhadap peradaban manusia saja tetapi harus sesuai dengan syariat Islam, karena nanti akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah subhanahu wa ta’ala.

Wallohu A’lam
Oleh Arsal Mullah Akbar

Editor: Divya Aulya

Penulis bau amis yang menulis sejumlah karya fiksi dan non-fiksi. Memiliki ketertarikan dalam dunia kebahasaan, memiliki visi dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator