Hikmah & Wawasan

Mengenal Cobaan Istidraj dalam Islam, Kenali Tandanya

TSIRWAH INDONESIA – Banyak umat islam yang belum mengetahui pengertian dari istidraj. Kata ini masih terdengar asing dan tak jarang umat islam yang mengerti pengertian dan tanda-tanda dari istidraj.

Apabila seseorang dalam keadaan jarang beribadah dan melakukan kemaksiatan. Namun, masih diberikan kekayaan, jabatan, dan kenikmatan dunia yang lain. Sesungguhnya mereka sedang diuji oleh Allah subhanahu wa ta’ala berupa cobaan istidraj.

Istidraj merupakan salah satu cobaan yang seringkali tidak disadari oleh umat manusia. Cobaan istidraj diberikan kepada mereka yang lupa akan beribadah dan bersyukur atas nikmat dunia yang diberikan.

Seseorang yang terjebak dalam ujian istidraj merasa dirinya sedang baik-baik saja dan tak sadar sebenarnya mereka sedang diuji oleh Allah SWT.

Dalam Al-Quran surat Al-Araf ayat 182-183 Allah SWT mengingatkan:

وَالَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُوْنَ، وَاُمْلِيْ لَهُمْۗ اِنَّ كَيْدِيْ مَتِيْنٌ

Artinya: “Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui. Dan Aku akan memberikan tenggang waktu kepada mereka. Sungguh, rencana-Ku sangat teguh.”

Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman al-Asyqar menafsirkan ayat tersebut dalam kitab Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir menjelaskan istidraj adalah siksaan dengan berangsur-angsur tahap demi tahap.

Saat masa istidraj, Allah SWT menjadikan mereka dalam gelimang kenikmatan namun mereka lalai untuk bersyukur, sehingga mereka benar-benar dalam kesesatan dan jauh dari jalan hidayah.

Melansir dari laman kemenag.go.id, seseorang yang sedang diuji dengan cobaan istidraj akan mengalami kenikmatan dunia yang akan terus bertambah. Namun, kenikmatan yang bersifat batin semakin dikurangi atau dicabut.

Hal ini sesuai apa yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits yang berbunyi:

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: إِذَا رَأَيْتَ اللّٰهَ يُعْطِى الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيهِ مَا يُحِبُّ فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ

Artinya: “Dari Uqbah ibn Amir dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: ‘Jika kamu melihat Allah memberikan kemewahan dunia kepada hamba-Nya yang suka melanggar perintah-Nya, maka itulah yang disebut istidraj,” (HR Ahmad).

Sebenarnya tidak ada tanda-tanda atau ciri khusus dalam al-Quran maupun hadits mengenai orang yang sedang diuji cobaan istidraj.

Menukil dari Al-Misykah: Jurnal Kajian Al-Quran dan Tafsir yang berjudul Istidraj dalam Al-Qur’an Menurut Penafsiran Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah menyebutkan setidaknya ada empat tanda seseorang terkena istidraj.

Baca Juga: Sering Maksiat Tapi Hidup Baik-Baik Saja, Hati-Hati Dengan Istidraj

Ibnu Atha’illah berkata: “Hendaklah engkau  takut  jika selalu  mendapat  karunia  Allah,  sementara  engkau  tetap  dalam  perbuatan  maksiat  kepada-Nya, jangan sampai karunia itu semata-mata istidraj oleh Allah

Mendapatkan kenikmatan dunia yang berlimpah akan tetapi mereka tidak bersyukur dan meninggalkan ibadah dengan sengaja. Dengan keadaan seperti ini seseorang yang diuji dengan istidraj akan merasa bahwa hidup mereka sangat bahagia dan sukses meskipun tidak perlu repot beribadah dan melakukan amal baik.

Apabila seseorang dapat mewujudkan keinginannya dengan mudah tetapi mereka sering melakukan maksiat dan menganggap maksiat menjadi hal yang lumrah dalam hidupnya. Dengan keadaan seperti ini wajib diwaspadai sebagai tanda terkena istidraj.

Menukil dari kitab Mutiara Nahjul Balaghah, Ali bin Abi Thalib RA berkata: “Hai anak Adam ingat dan waspadalah bila kau lihat Tuhanmu terus menerus melimpahkan nikmat atas dirimu sementara engkau terus-menerus melakukan maksiat kepada-Nya.”

Mempunyai harta yang berlimpah seringkali membuat orang akan sombong dan lupa diri. Dengan hartanya mereka merasa paling hebat dan menganggap remeh orang dibawahnya.

Sesungguhnya Allah SWT tidak suka orang yang menghitung-hitung hartanya dan tidak mau menyedekahkan di jalan Allah.

Seperti yang terdapat dalam Al-Quran surah Al-Humazah ayat 1-3, Allah SWT berfirman:

وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ

Artinya: “Celakalah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.”

Imam Syafi’i pernah mengatakan: “Setiap orang pasti akan pernah mengalami kondisi sakit suatu ketika dalam hidupnya, jika engkau tidak pernah sakit maka tengoklah ke belakang mungkin ada yang salah dengan dirimu.”

Mengalami sedikit atau tidak pernah merasakan sakit bisa jadi merupakan tanda dari nikmat sehat yang terus-menerus diberikan oleh Allah SWT. Namun, kondisi ini juga bisa menunjukkan seseorang terkena istidraj.

Sebab, salah satu hikmah dari penyakit adalah mengurangi beban dosa yang pernah dilakukan.

Penutup

Demikianlah penjelasan mengenai pengertian istidraj dan beberapa tanda-tandanya. Setiap umat muslim hendaknya selalu mengingat Allah SWT dikala mendapatkan nikmat dan cobaan. Dengan selalu introspeksi diri dan selalu bersyukur semoga umat muslim dijauhkan dari cobaan istidraj.

Wallahu A’lam
Oleh Nova Miftakhul Huda

Editor: Muhammad Agus

Alumni Ponpes As'adiyah, Saat ini menempuh strata 1 di STKQ Al-Hikam Depok

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator