Sering Maksiat Tapi Hidup Baik-Baik Saja, Hati-Hati Dengan Istidraj
TSIRWAH INDONESIA – Hidup penuh dengan kenikmatan dan kebahagiaan merupakan keinginan bagi setiap manusia.
Allah subhanahu wa ta’ala memiliki kekuasaan untuk memberikan rezeki, kebahagiaan, dan kenikmatan dunia kepada siapa saja yang ia kehendaki. Namun, kenikmatan yang Allah berikan bisa saja bukan bentuk rasa kasih sayang Allah, tetapi bentuk peringatan atau azab.
Ketika seseorang yang sering bermaksiat namun malah mendapatkan banyak kenikmatan hidup, Allah bisa saja menegur seseorang itu dengan Istidraj.
Apa Itu Istidraj
Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Majid Al-Nur menjelaskan, “Istidraj adalah pemanjaan agar lebih terjerumus kepada kehinaan.”
Seseorang yang Allah uji dengan istidraj akan mengira bahwa berbagai kenikmatan yang ia miliki adalah kemuliaan dari Allah. Padahal, Allah sedang menghinakan perlahan-lahan dan bahkan membinasakannya.
Bentuk Istidraj dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika seseorang yang gemar melakukan maksiat, namun hidupnya terus berlimpah kenikmatan.
Contohnya nyatanya adalah orang yang sering melakukan perbuatan haram, namun hartanya tetap melimpah. Seseorang yang tidak pernah sholat, namun tetap hidupnya tetap baik-baik saja.
Penyebab Seseorang Terkena Istidraj
Istidraj adalah bentuk teguran dari Allah kepada seseorang karena orang tersebut sering melakukan maksiat dan jarang beribadah.
Seseorang itu sudah Allah berikan peringatan yang banyak untuk kembali ke jalan Allah, tetapi masih terus saja mengabaikanya dan tetap melanggar aturan agama.
Dengan istidraj, Allah sedang memberikan kesenangan dan kenyamanan dengan kenikmatan dunia sehingga ia terlupa akan tujuan hidupnya dan tidak menyadari akibatnya.
Hingga pada saatnya Allah mencabut semua kesenangan secara tiba-tiba sampai mereka terdiam dalam penyesalan yang terlambat. Allah berfirman dalam surat Al-An’am ayat 44:
فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهٖ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ اَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍۗ حَتّٰٓى اِذَا فَرِحُوْا بِمَآ اُوْتُوْٓا اَخَذْنٰهُمْ بَغْتَةً فَاِذَا هُمْ مُّبْلِسُوْنَ
Artinya: “Maka, ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan pintu-pintu segala sesuatu (kesenangan) untuk mereka, sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa.”
BACA JUGA : Sakit: Nasihat Ulama agar Tidak Meminta Segera Sembuh, Amalan dan Doa untuk Sakit
Kiat Terhindar dari Istidraj
Cara untuk membedakan kesenangan yang datangnya dari kasih sayang Allah dengan istidraj adalah ketakwaan.
Jika orang tersebut taat dalam beribadah, bisa jadi nikmat yang ia terima adalah kemurahan Allah. Begitupun sebaliknya, apabila orang tersebut lalai dalam ibadah namun nikmat begitu melimpah bisa jadi itu merupakan istidraj.
Agar terhindar dari istidraj, seorang muslim perlu meningkatkan keimanan dengan selalu beribadah dan memperbanyak mengingat Allah SWT.
Seorang muslim haruslah bersyukur ketika mendapat kenikmatan. Ia hendaknya mengingat bahwa semua nikmat itu datang dari Allah, dan bukannya malah lupa kepada-Nya.
Selain bersyukur secara lisan maupun keyakinan dalam hati, bersyukur juga diwujudkan dengan perbuatan berupa semakin rajin beribadah, bersedekah maupun perilaku yang bermanfaat bagi orang lain.
Terakhir, amalkan doa yang pernah dipanjatkan Umar bin Khattab agar terhindar dari istidraj:
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu menjadi mustadraj (orang yang ditarik dengan berangsur-angsur ke arah kebinasaan).”
Semoga kita terhindar dari azab Istidraj dan selalu mengingat serta bersyukur pada Allah SWT. Aamiin.
Wallohu A’lam
Oleh Dennis Ramadhan