Lakukan Amal Jariyah ini Jika Ingin Pahala Terus Mengalir
TSIRWAH INDONESIA – Amal jariyah, sebagaimana namanya, adalah amal yang pahalanya terus mengalir, baik semasa hidup orang yang beramal maupun setelah wafatnya.
Ini merupakan wujud besarnya nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah SWT telah membuka dan mempermudah hamba-hamba-Nya untuk mengakses pintu-pintu kebaikan. Salah satunya adalah berupa amal yang terus mengalir pahalanya atau amal jariyah ini.
Makna Amal Jariyah
Mayoritas ulama berpendapat bahwa yang termasuk amal jariyah adalah waqaf. Namun, beberapa ulama seperti Muhammad bin Abdurrahman Al-Mubarakfuri mengatakan bahwa amal jariyah itu tidak terbatas pada waqaf saja.
Menurutnya setiap amal yang kemanfaatannya dapat dirasakan secara terus menerus juga dikategorikan sebagai amal jariyah. Dia berkata dalam kitab Tuhfat Al-Ahwadzi:
هِيَ الْوَقْفُ وَشَبَهُهُ مِمَّا يَدُومُ نَفْعُهُ
Artinya: “Dia (sedekah jariyah itu) adalah waqaf dan yang semisalnya berupa amal yang kemanfaatan berlanjut.”
7 Macam Amal Jariyah
Riwayat yang menerangkan amal-amal yang masuk kategori sebagai amal jariyah adalah hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik berikut:
حديث أَنَس قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَبْعٌ يَجْرِى لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ: مَنْ عَلَّمَ عِلْماً، أَوْ كَرَى نَهْراً، أَوْ حَفَرَ بِئْراً، أَوْ غَرَسَ نَخْلاً، أَوْ بَنَى مَسْجِداً، أَوْ وَرَّثَ مُصْحَفاً، أَوْ تَرَكَ وَلَداً يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ
Artinya, “Hadits sahabat Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda, ‘Ada tujuh jenis amal yang pahalanya mengalir terus kepada seseorang di alam kuburnya: (1) orang yang mengajarkan ilmu, (2) orang yang mengalirkan (mengeruk atau meluaskan) sungai, (3) orang yang menggali sumur, (4) orang yang menanam pohon kurma, (5) orang yang membangun masjid, (6) orang yang mewariskan mushaf, (7) orang yang meninggalkan anak keturunan yang memintakan ampunan baginya sepeninggal kematiannya.”
Berdasarkan riwayat hadis di atas, amal-amal jariyah yang pahalanya terus mengalir adalah amal-amal yang berdampak positif bagi orang lain.
Menurut suatu kaidah fiqih, amal seperti ini lebih utama daripada amal yang terbatas pada diri sendiri.
Kitab Idhah Qawaid Al-Fiqhiyyah menyebutkan:
العَمَلُ المُتَعَدِّي أَفْضَلُ مِنَ القَاصِرِ
Artinya: “Amal yang tak terbatas (berkelanjutan) lebih utama daripada (amal) yang terbatas.”
Jika seseorang mengajarkan orang lain dan orang tersebut terus mengamalkannya, maka pahalanya akan terus mengalir kepada orang yang telah mengajarkannya.
Sama halnya dengan orang yang mendapatkan manfaat dari sungai yang telah diluaskan, sumur yang sudah digali, pohon kurma yang telah ditanam.
Demikian pula masjid yang telah dibangun, mushaf Al-Qur’an yang telah diwariskan, bahkan anak-cucu keturunan yang senantiasa berdoa untuk orang tua dan leluhurnya.
Semua itu, selama manfaatnya terus ada, maka pahalanya akan senantiasa mengalir kepada orang yang telah melakukan amal tersebut.
BACA JUGA : Tidak Bisa Tidur di Malam Hari, Berikut Doa yang Diajarkan Nabi
3 Amal yang Tidak Terputus Setelah Wafat
Selain 7 amal dalam hadis sebelumnya, riwayat lain yang populer menjelaskan amal yang tidak teputus setelah pelakunya wafat adalah hadis dari Abu Hurairah berikut:
عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال إذا مات الإنسان انقطع عنه عمله إلا من ثلاثة صدقة جارية أو علم ينتفع به أو ولد صالح يدعو له
Artinya: “Dari sahabat Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, ‘Bila seseorang meninggal dunia, maka amalnya terputus kecuali berasal dari tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya,” (HR Muslim).
Kesimpulannya, setiap amal yang bermanfaat bagi orang lain secara berkesinambungan dapat dikategorikan sebagai amal jariyah.
Amal tersebut pahalanya akan terus mengalir kepada orang yang melakukannya bahkan setelah wafatnya.
Wallahu A’lam
Oleh Maksum H. Hubaeib