Puasa Ayyamul Bidh: Tata Cara dan Keutamaannya, Simak Rahasianya
TSIRWAH INDONESIA – Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriah.
Puasa Ayyamul Bidh memiliki tata cara dalam melaksanakannya dan memiliki keutamaan yang begitu besar.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat untuk kita melaksanakan puasa selama tiga hari setiap bulan. Sebagaimana penjelasan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dalam hadis berikut:
أَوْصَانِي خَلِيلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَبِالْوِتْرِ قَبْلَ النَّوْمِ وَبِصَلَاةِ الضُّحَى فَإِنَّهَا صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ
Artinya: “Kekasihku (Nabi Muhammad SAW) mewasiatkan kepadaku dengan puasa tiga hari setiap bulan, sholat Witir sebelum tidur, dan sholat Dhuha, sebab ia adalah sholatnya orang-orang yang bertaubat,” (HR Ahmad).
BACA JUGA: Hukum Menggabungkan 2 Niat Puasa, Fardhu dan Sunnah
Tata Cara Puasa Ayyamul Bidh
1. Niat Melaksanakan Puasa Ayyamul Bidh
Disunnahkan mengucapkan niat puasa Ayyamul Bidh dengan lisan, tidak hanya diucapkan dalam hati. Niat puasa Ayyamul Bidh dilakukan sejak malam hari hingga sebelum masuk waktu imsak.
Adapun niat puasa Ayyamul Bidh, sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Artinya: “Saya niat puasa Ayyamul Bidh karena Allah Ta’ala.”
2. Makan Sahur
Disunnahkan untuk mengakhirkan sahur, yaitu di waktu mendekati imsak. Dari Abu ‘Athiyyah, beliau berkata kepada Aisyah radhiyallahu anha:
فِينَا رَجُلَانِ أَحَدُهُمَا يُعَجِّلُ الْإِفْطَارَ وَيُؤَخِّرُ السُّحُورَ وَالْآخَرُ يُؤَخِّرُ الْفِطْرَ وَيُعَجِّلُ السُّحُورَ قَالَتْ أَيُّهُمَا الَّذِي يُعَجِّلُ الْإِفْطَارَ وَيُؤَخِّرُ السُّحُورَ قُلْتُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْعُودٍ قَالَتْ هَكَذَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ
Artinya: ”Di antara kita ada dua orang. Salah satu dari keduanya menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur, sedangkan yang lain mengakhir berbuka dan menyegerakan bersahur?’ Aisyah bertanya, ‘Siapakah di antara keduanya yang menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur?’ Aku menjawab, ‘Abdullah bin Mas’ud.’ Aisyah berkata, ‘Demikianlah Rasulullah SAW melakukannya’,” (HR Nasa’i).
3. Menahan Diri
Orang yang berpuasa harus menahan diri dari hal-hal dan perilaku yang dapat membatalkan puasa.
4. Perbanyak Beribadah
Mencari pahala sebanyak-banyaknya dengan berdzikir, membaca Alqur’an, sholat sunnah, maupun bersedekah.
Jangan lupa perbanyak do’a ketika sedang berpuasa, terutama di waktu menunggu berbuka puasa.
Do’a orang yang sedang berpuasa tidak akan ditolak oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
Artinya: “Ada tiga golongan orang yang tidak akan ditolak do’anya; pemimpin yang adil, orang yang berpuasa hingga berbuka dan do’a orang yang teraniaya,” (HR Ibnu Majah).
5. Menyegerakan Berbuka
Ketika tiba adzan Maghrib, bersegeralah berbuka puasa. Menyegerakan berbuka bukan semata menghilangkan lapar dan dahaga, melainkan merupakan sunnah dan kebiasaan Nabi Muhammad SAW.
4 Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh
Puasa Ayyamul Bidh memiliki banyak keutamaan, diantaranya:
1. Mendapat Pahala Seperti Orang yang Berpuasa Setahun Penuh
Dari Abu Dzar RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:
وَإِنَّ بِحَسْبِكَ أَنْ تَصُومَ كُلَّ شَهْرٍ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فإن لك بِكُلِّ حَسَنَةٍ عَشْرَ أَمْثَالِهَا فإن ذلك صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ
Artinya: “Sungguh, cukup bagimu berpuasa selama tiga hari dalam setiap bulan, sebab kamu akan menerima sepuluh kali lipat pada setiap kebaikan yang dilakukan. Karena itu, maka puasa ayyamul bidh sama dengan berpuasa setahun penuh,” (HR Bukhari Muslim).
2. Lebih Dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala
Orang yang berpuasa adalah orang yang sedang dekat dengan Allah SWT. Mereka sedang mempertaruhkan kekuatan iman mereka kepada Allah SWT.
Pikiran dan hati mereka sedang tertuju kepada-Nya sehingga seluruh tindakan, perasaan, dan pikiran sedang berada dalam kesadaran. Kita menggunakan daya pikir untuk bertafakkur kepada Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ فَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ إِلَّا الصِّيَامَ هُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ إِنَّهُ يَتْرُكُ الطَّعَامَ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِي وَيَتْرُكُ الشَّرَابَ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِي فَهُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
Artinya: “Setiap perbuatan anak Adam adalah untuknya, satu kebaikan akan mendapatkan pahala sepuluh kebaikan yang sama, hingga tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa, puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan balasanya, sebab ia meninggalkan makan dan syahwatnya karena diri-Ku, dan meninggalkan minum serta syahwatnya untuk diri-Ku. Puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang akan memberi balasa,“ (Hadis Qudsi).
3. Membuat Tubuh Sehat
Dengan berpuasa, kita sedang mendetox atau membuang racun yang ada pada tubuh. Berpuasa dapat menjadi jalan obat bagi orang yang memiliki masalah kesehatan fisik.
Selain itu, berpuasa dapat mengurangi stres yang menjadi penyebab gangguan kesehatan mental. Saat berpuasa, jadwal makan menjadi baik dan teratur.
Konsumsi makan yang baik memengaruhi cara berpikir menjadi lebih segar dan terbuka.
Puasa juga dapat menstabilkan hormon kortisol (pemicu stres) yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Hal ini dapat menurunkan stres dalam pikiran.
4. Bentuk Rasa Syukur
Allah SWT telah memberi banyak nikmat dan anugerah kepada manusia, namun manusia seringkali lupa dan kurang bersyukur.
Dengan menahan lapar dan haus selama satu hari, kita sadar bahwa masih banyak orang yang kekurangan dan kesusahan di luar sana. Kemudian, muncul rasa simpati kepada orang lain.
Demikian penjelasan mengenai tata cara dan keutamaan puasa Ayyamul Bidh. Semoga bermanfaat, aamiin.
Wallohu A’lam
Oleh Fatihah Nur Sa’adah