Hikmah & Wawasan

Simak 3 Solusi ketika Futur, Poin 2 jarang Dilakukan

TSIRWAH INDONESIA Futur ialah rasa malas, tidak bergairah, dan tidak bersemangat yang menyerang hubungan manusia dengan ibadahnya. Futur harus segera diatasi, karena dapat menjerumus kepada maksiat.

Saat futur melanda, melaksanakan ibadah wajib menjadi terasa berat, terlebih ibadah sunnah. Raga sedang beribadah, namun hati terasa hampa dan tidak ada nikmat ibadah sama sekali.

Saat futur melanda, golongan ini meninggalkan segala ibadah yang biasa dilakukan. Tidak dipungkiri, banyak orang yang masuk golongan ini.

Sebagai contoh, ia yang terbiasa sholat tepat waktu, sekarang ia sering menunda sholat, bahkan sampai meninggalkannya. Kemudian, yang setiap hari membaca Alqur’an, sekarang tidak menyentuh Alqur’an sama sekali.

Golongan ini berusaha untuk tetap melakukan ibadah dan tidak meninggalkannya. Namun disaat futur, intensitas ibadah yang ia lakukan berbeda.

Sebagai contoh, yang biasanya sholat sunnah enam rakaat, sekarang dua rakaat, yang biasanya membaca Alqur’an setengah juz, sekarang ia membaca Alqur’an satu lembar.

Saat sedang futur, ia berusaha tetap melakukan ibadah yang biasa ia lakukan.  Ia mencharge iman dengan kegiatan yang bermanfaat, kemudian ia kembali beribadah dengan keadaan iman yang penuh.

Sebagai mukmin sejati, kita tidak boleh membiarkan futur terus melanda, karena pada saat futur, celah setan sangat terbuka lebar untuk beraksi.

Sudah semestinya segala urusan kita gantungkan kepada Allah SWT. Berdoa kepada Allah SWT agar menjadi orang yang bertakwa dan terjaga keimanannya.

Sebagaimana doa yang diajarkan dalam Alqur’an surah Alkahfi ayat 10:

رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

Artinya: “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu, dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami.”

Jangan beramal berlebihan, khawatir akan bosan dan meninggalkan amal tersebut. Dijelaskan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَهْ، عليكم بما تطيقون, فوالله لا يَمَلُّ الله حتى تَمَلُّوا, وكان أحب الدين إليه ما داوم صاحبه 

Artinya: “Jangan demikian! Hendaklah kalian beramal sesuai kemampuan kalian. Demi Allah, Allah tidak akan bosan (untuk menerima amalan kalian) hingga kalian sendiri yang akan merasa bosan, sesungguhnya amalan yang paling disukai Allah adalah amalan yang rutin dikerjakan pelakunya,” (HR Bukhari Muslim).

Teman dapat memengaruhi karakter dan pemahaman agama seseorang. Allah SWT menghendaki hamba-Nya berteman dengan seseorang yang memiliki landasan iman dan takwa. 

Dijelaskan dalam kitab Mukhtashar Minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah berkata:

وفى جملة، فينبغى أن يكون فيمن تؤثر صحبته خمس خصال : أن يكون عاقلاً حسن الخلق غير فاسق ولا مبتدع ولا حريص على الدنيا

Artinya: “Secara umum, hendaknya orang yang engkau pilih menjadi sahabat memiliki lima sifat berikut: orang yang berakal, memiliki akhlak yang baik, bukan orang fasik, bukan ahli bid’ah, dan bukan orang yang rakus dengan dunia.”

Demikian solusi yang bisa kita lakukan ketika futur sedang melanda. Semoga bermanfaat, aamiin.

Wallohu A’lam
Oleh Fatihah Nur Sa’adah

Editor: Dewi Anggraeni, S.Hum

Aktivis dakwah, jurnalis, interpersonal skill, tim work, content creator, dan emotional management.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator