6 Sikap yang Harus Dimiliki ketika Menghadapi Cobaan Hidup
TSIRWAH INDONESIA – Manusia tidak luput dari cobaan hidup apapun bentuknya. Sama seperti saat sekolah, seseorang harus lulus ujian untuk naik ke tingkat berikutnya.
Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan memberikan ujian kepada hambanya melebihi kemampuannya. Maka, seseorang harus memiliki sikap yang benar ketika menerima permasalahan apapun itu.
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Mulk ayat 1-2:
تَبٰرَكَ الَّذِىۡ بِيَدِهِ الۡمُلۡكُ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرُۙ ١ اۨلَّذِىۡ خَلَقَ الۡمَوۡتَ وَالۡحَيٰوةَ لِيَبۡلُوَكُمۡ اَيُّكُمۡ اَحۡسَنُ عَمَلًا ؕ وَهُوَ الۡعَزِيۡزُ الۡغَفُوۡرُۙ ٢
Artinya: “Maha Suci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun.”
Segala ujian yang diterima oleh manusia merupakan kehendak Allah SWT, agar manusia mampu menjadi pribadi yang lebih baik. Berikut enam sikap yang harus dimiliki dalam menghadapi cobaan hidup:
1. Tawakal kepada Allah SWT
Percaya jika segala sesuatu yang terjadi karena kehendak Allah SWT, termasuk jika seseorang menerima cobaan hidup. Sikap pertama yang ia lakukan adalah bertawakal dan menerimanya.
Menerima cobaan hidup dengan keimanan, dan sebagai kesempatan untuk muhasabah diri. Semua yang terjadi memiliki alasan dan seseorang perlu tetap berjuang untuk mencari solusi dalam menghadapi permasalahan.
Terdapat dalam surah At-Taubah ayat 51, Allah SWT berfirman:
قُلْ لَّنْ يُّصِيْبَنَآ اِلَّا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَنَاۚ هُوَ مَوْلٰىنَا وَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ
Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), ‘Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah hendaknya orang-orang mukmin bertawakkal’.”
2. Tidak Mudah Menyerah
Langkah selanjutnya adalah memiliki sikap tidak mudah menyerah saat cobaan datang, mencari segala kemungkinan untuk mendapatkan hasil yang terbaik, dan juga tidak menutup mata ketika mendapatkan bantuan. Namun, jangan lupa jika tidak sekedar bantuan manusia, yang paling terpenting adalah bantuan dari Allah SWT.
Seperti yang terdapat pada surah Al-Ankabut ayat 69, Allah SWT berfirman:
وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ ٦
Artinya: “Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan.”
Baca Juga: 5 Alasan Ujian Sebagai Tanda Cinta, Simak
3. Memiliki Sikap Optimis
Saat manusia menghadapi ujian, sikap optimis diperlukan agar tidak mudah berburuk sangka kepada keadaan. Selain itu, ketika rencana tidak berjalan lancar, sikap optimis akan menumbuhkan kepercayaan diri untuk bangkit kembali dan berusaha mencari solusi lainnya.
Allah SWT berfirman di surah Az-Zumar ayat 53:
قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’,”
4. Muhasabah Diri
Ketika rencana tidak sesuai dengan ekspektasi, perlu melakukan muhasabah diri. Kenali lebih dalam apa yang perlu diperbaiki dan hal-hal yang perlu ditingkatkan. Muhasabah diri juga bermanfaat menjadi pribadi yang lebih baik.
Rasullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ
Artinya: “Dari Syadad bin Aus ra, dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau bersabda, ‘Orang yang cerdas (sukses) adalah orang yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri, serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT’,” (HR Tirmidzi).
5. Bersyukur dalam Segala Keadaan
Dalam keadaan pikiran sempit, perlu untuk melihat hal baik yang telah seseorang alami. Seorang mukmin harus memiliki rasa syukur atas nikmat yang diberikan dari Allah SWT. Nikmat tidak hanya berupa harta, bisa berupa kesehatan maupun ilmu yang bermanfaat. Semua nikmat yang ia miliki, sebagai semangat untuk menghadapi cobaan yang dialami.
Allah SWT berfirman di surah Ibrahim ayat 7:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Artinya: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras’.”
6. Berdoa
Setelah segala upaya telah ia lakukan, jangan lupa untuk berdoa dan berserah diri. Semua orang tidak pernah tahu apa yang terjadi esok hari, berdoa menjadi salah satu kekuatan agar tetap menjalani hari esok dengan penuh keyakinan.
Seperti terdapat di surah Ghafir ayat 60, Allah SWT berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْۗ اِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ
Artinya: “Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina’.”
Demikian enam sikap yang mesti dimiliki oleh seseorang untuk menghadapi berbagai cobaan hidup. Semoga kita dapat meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan diri, aamiin.
Wallohu A’lam
Oleh Sari Widiarti