Hikmah & Wawasan

Santri Kuliah di Tiongkok: Mengapa Tidak

TSIRWAH INDONESIA – Bila kita membicarakan Tiongkok, atau akrab disebut Cina oleh masyarakat, stereotip yang muncul adalah komunis, tidak mengenal agama, bahkan anti terhadap agama. Menjadi hal yang aneh bila santri kuliah di Tiongkok, sebab label ‘santri’ melekat dengan taat beragama.

Kuliah di negeri Tirai Bambu bukanlah angan-angan semata. Pemerintah Tiongkok tengah gencar membuka beasiswa kepada pelajar luar negeri untuk kuliah di negerinya. Baiknya hubungan negara ini dengan Indonesia, membuahkan kerja sama salah satunya di bidang pendidikan.

Kesempatan ini nampaknya juga dimanfaatkan dengan baik oleh salah satu pesantren kenamaan di Jawa Timur, Nurul Jadid, yang letaknya di Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. Hal ini menandakan bahwa stereotipe Tiongkok yang anti agama tidaklah tepat.

Oleh karena itu, tulisan ini akan mengulas beberapa informasi terkait kuliah di negeri Tirai Bambu tersebut, untuk lebih lengkapnya, simak penjelasan berikut ini:

Sejak reformasi ekonomi tahun 1978, Tiongkok mengalami pelesatan ekonomi yang signifikan. Negara ini juga mengalami revolusi teknologi dan inovasi yang tidak kalah pesat. Hal ini ditandai dengan lahirnya brand-brand elektronik asal negara ini.

Pada sektor gawai dan komputasi, brand-brand Tiongkok bersaing dengan produk asal Korea dan Amerika. Brand ini dapat ramai kita temui di Indonesia dengan harga yang cukup kompetitif, bahkan tergolong lebih murah dari produk serupa: Huwawei, Xiaomi, Oppo, Vivo.

Maju nya ekonomi Tiongkok juga dapat kita lihat dari sektor lain seperti pertanian, otomotif, maupun infrastruktur. Hal paling kentara yang dapat kita lihat adalah kerjasamanya dengan pemerintah Indonesia dalam membangun kereta cepat Jakarta-Bandung.

Salah satu upaya memperkuat hubungan Tiongkok dengan negara-negara mitra, terkhusus ASEAN (Asia Tenggara) adalah dibukanya beasiswa Pemerintah China (Chinese goverment Scholarship) sebagaimana dilansir dari laman blog.schoters.com.

Selain itu, mengutip laman chinesescholarshipcouncil.com, bagi negara-negara mitra, beasiswa ini dapat berguna sebagai sarana mengembangkan talent peserta, membantu pendidikan, dan meningkatkan inovasi.

Berkaca dari kemajian Negara Tiongkok pada banyak sektor, peran universitas-universitas di negara ini sangatlah besar. Sepuluh kampus terbaik di negara ini termasuk ke dalam jajaran kampus elit dunia: Universitas Tsinghua, Beijing, terbaik ke dua puluh dunia menurut topuniversities.com.

Jurusan yang diunggulkan di universitas ini meliputi ilmu komputer, kedokteran, teknik sipil, teknik mesin, dan bioteknologi, serta mikrobiologi terapan.

Kampus selanjutnya ialah Universitas Peking yang menduduki peringkat empat belas dunia, dan merupakan kampus terbaik di benua Asia. Adapun jurusan unggulan di universitas ini meliputi: teknik material, kimia fisik, geodesi, ilmu komputer, dan nanosains serta nanoteknologi.

BACA JUGA : Belajar Studi Islam di Barat: Kenali 5 Keuntungannya

Melansir dari CSC Scholarship (chinesescholarshipcouncil.com), semua peserta yang memenuhi persyaratan, dapat mendaftar beasiswa Pemerintah Tiongkok. Terdapat dua langkah untuk mendaftar beasiswa ini.

Pertamabeasiswa pemeritah Tiongkok melalui Universitas. Maksudnya, pendaftar terlebih dahulu dinyatakan diterima universitas, atau setidaknya mendapatkan persetujuan dari profesor atau calon dosen pembimbing.

Kedua, mendaftar beasiswa melalui kedutaan Tiongkok dengan negara yang memiliki hubungan diplomasi. Dalam hal ini, Indonesia memiliki hubungan diplomasi yang kuat dengan Tiongkok, sehingga memungkinkan bagi calon mahasiswa untuk mengajukan beasiswa melalui jalur ini.

Adapun prosedur umum mendaftar beasiswa Pemerintah Tiongkok dapat peserta pelajari melalui laman chinesescholarshipcouncil.com. namun secara umum, pendaftaran memerlukan lima tahapan yaitu:

Pertama, memilih universitas yang telah ditetapkan. Kedua, memilih jurusan dan menghubungi calon profesor supaya diterima sebagai mahasiswanya (tentu profesor yang dimaksud adalah yang sesuai dengan basis keilmuan pendaftar). Ketiga, mengisi formulir aplikasi secara online.

Keempat, mengisi tes riwayat penyakit, dibuktikan dengan surat tanda bukti sehat. Kelima, melengkapi dokumen-dokumen yang diperlukan.

Beasiswa pemerintah Tiongkok tidak memandang status maupun golongan, asalkan memenuhi persyaratan dan termasuk ke dalam negara sahabat. Hal ini tentu menjadi peluang bagi masyarakat Indonesia berkesempatan kuliah di negeri terseubut, termasuk salah satunya kalangan santri.

Tidak menutup kemungkinan santri kuliah di Tiongkok seperti kisah Rahmat berikut ini.

Mengutip laman kemenag.go.id, Rahmat, seorang santri dari Pondok Pesantren Modern Al-Ikhlas Lampoko, Sulawesi Barat, tercatat sebagai penerima beasiswa Pemerintah Tiongkok di jurusan kedokteran.

Namun karena terkendala wabah Covid 19 tahun 2019 di Tiongkok, beasiswa ini batal ia peroleh.

Kisah lain juga dapat kita peroleh melalui pesantren Nurul Jadid, Probolinggo Jawa Timur. Sejak tahun 2010 sampai 2017, pesantren ini berhasil sebanyak 111 santri ke negeri ini. Novi Basuki adalah salah seorang alumni pondok ini yang berhasil kuliah sampai jenjang S3 di Tiongkok.

Melansir dari laman nu.or.id, hal ini dapat terjadi karena, menurut KH Abd Hamid Wahid, kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid, menyadari bahwa tugas santri bukan hanya belajar ilmu agama, melainkan juga ilmu umum, sehingga dapat bermanfaat bagi umat.

Usaha pesantren Nurul Jadid untuk mengirim para santrinya ke Tiongkok telah sampai kepada tahap kerja sama antar negara. Dilansir dari laman rri.co.id, pondok pesantren ini telah melakukan kesepakatan kolaboratif Lembaga Koordinasi Pengembangan Bahasa Tionghoa atau LKPBT.

Kerjasama ini merupakan upaya memberikan pendidikan yang menyeluruh, tidak sebatas pendidikan agama, melainkan aspek kebahasaan dan budaya yang relevan dengan ranah globalisasi saat ini.

Demikian tulisan terkait santri kuliah di Tiongkok. Kemajuan negara ini telah sampai kepada tahap memberikan beasiswa penuh kepada anggota negara sahabat. Tentu kesempatan ini merupakan peluang emas bagi siapa saja yang memanfaatkannya dengan baik.

Wallahu A’lam
Oleh Muhammad Wildan Syaiful Amri Wibowo

Editor: Divya Aulya

Penulis bau amis yang menulis sejumlah karya fiksi dan non-fiksi. Memiliki ketertarikan dalam dunia kebahasaan, memiliki visi dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator