Hikmah & Wawasan

Ketahuilah 4 Manfaat dan Hikmah Berkurban, Nomor 3 Paling Penting

TSIRWAH INDONESIA – Hari Raya Idul Adha atau disebut juga sebagai Hari Raya Berkurban merupakan hari agung bagi seluruh umat Islam, yang didalamnya mengandung banyak sekali manfaat dan hikmah.

Pada hari itu umat islam dianjurkan untuk berkurban dengan menyembelih hewan seperti unta, sapi, atau domba dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Adapun waktu pelaksanaannya yaitu dimulai dari terbitnya fajar di tanggal 10 Dzulhijjah setelah melaksanakan sholat ied hingga terbenamnya matahari di tanggal 13 Dzulhijjah atau di hari terakhir tasyrik (tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah).

Ada empat manfaat dan hikmah berkurban yang perlu diketahui, berikut penjelasannya:

Baca Juga: Niat Berkurban untuk Mayit, Ulama 4 Mazhab Beberkan Hukumnya

Ketika seseorang berkurban, akan timbul motivasi dalam dirinya untuk senantiasa bersyukur kepada Allah SWT dan berusaha meningkatkannya. 

Ibadah ini merupakan suatu kenikmatan dan anugerah dari Allah SWT yang tidak semua orang bisa mendapatkannya, dengan terus bersyukur dapat mendatangkan kebaikan dan nikmat yang lebih besar lagi dari apa yang didapatnya sekarang.

Dapat kita ambil contoh dari kisah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang rela menyembelih anak tercintanya, yaitu Nabi Ismail AS. Hal ini beliau lakukan sebagai wujud ketaatan dan ketundukkannya kepada Allah SWT dan untuk meraih rida-Nya.

Meski berat tetapi karena keimanan dalam hatinya yang turut menuntunnya pada ketaatan, Nabi Ibrahim AS pasrah dan tunduk atas segala perintah Allah SWT.

Namun, siapa yang tahu Allah SWT justru menurunkan mukjizat dengan menukar Nabi Ismail AS yang hendak disembelih dengan seekor kambing gibas. Inilah buah manis dari keikhlasan Nabi Ibrahim AS.

Perintah berkurban Allah SWT anjurkan pula kepada umat Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, utamanya setiap muslim yang mampu (memiliki rezeki melebihi kebutuhannya). 

Dalil mengenai perintah berkurban terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Hajj ayat 34:

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِّيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْةِ الْاَنْعَامِۗ فَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ فَلَهٗٓ اَسْلِمُوْاۗ وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِيْنَ ۙ

Artinya: “Bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban) agar mereka menyebut nama Allah atas binatang ternak yang dianugerahkan-Nya kepada mereka. Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa. Maka, berserah dirilah kepada-Nya. Sampaikanlah (Nabi Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang rendah hati lagi taat (kepada Allah).”

Lebih spesifiknya lagi, termaktub dalam Al-Qur’an surat Al-Kautsar ayat 2:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ ٢

Artinya: “Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!”

Selain sebagai bentuk ketakwaan dan sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT, ibadah kurban memiliki tujuan lain yang sangat penting, yaitu meningkatkan rasa kepedulian manusia terhadap sesamanya.

Pada praktiknya, hasil sembelihan dari kurban diberikan kepada setiap fakir-miskin yang membutuhkan, meski bukan kerabatnya. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Syekh Sayyid Abu Bakr bin Sayyid Muhammad Syatha Al-Dimyati dalam kitab I’anah At-Tholibin Al-Hidayah juz 2, halaman 282:

والمراد بمن يجب نفقته الزوجة والقريب والمملوك المحتاج لخدمته وأهل الضرورات من المسلمين ولو من غير أقاربه لما ذكروه في السير من أن دفع ضرورات المسلمين بإطعام جائع وكسوة عار ونحوهما فرض على من ملك أكثر من كفاية سنة وقد أهمل هذا غالب الناس حتى من ينتسب إلى الصلاح

Artinya: “Yang dikehendaki dari orang yang wajib dinafkahi adalah istri, kerabat, budak yang dimilikinya yang dibutuhkan untuk melayaninya, dan orang-orang islam yang sangat membutuhkan walaupun bukan kerabatnya karena alasan yang disebutkan dalam bab Al-Sair (jihad) bahwa membantu orang-orang islam yang sangat membutuhkan dengan cara memberi makan orang yang kelaparan, memberi pakaian orang-orang yang telanjang (tidak punya pakaian) dan selainnya merupakan kewajiban bagi orang yang memiliki lebih dari kecukupan satu tahun. Mayoritas orang acuh terhadap hal ini, bahkan orang yang disebut-sebut saleh sekalipun.”

Orang yang menyedekahkan hartanya untuk berkurban di Hari Raya Idul Adha, maka mereka akan dicintai Allah SWT. Sebab, tidak ada amalan yang lebih dicintai-Nya di hari itu selain dari berkurban, sebagaimana sabda nabi dalam hadits berikut ini:

مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلًا أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَننْ يَقَعَ عَلَى الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا

Artinya: “Tidak ada amalan yang dikerjakan anak Adam ketika hari (raya) kurban yang lebih dicintai oleh Allah ‘azza wa jalla dari mengalirkan darah. Sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya dan bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah ‘azza wa jalla sebelum jatuh ke tanah, maka perbaguslah jiwa kalian dengannya,” (HR. Ibnu Majah).

Demikian empat manfaat dan hikmah dari berkurban, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rezeki kepada kita hingga dapat melaksanakan salah satu ibadah agung di Hari Raya Idul Adha ini.

Wallohu A’lam
Oleh Sopi Sopiah

Editor: Muhammad Agus

Alumni Ponpes As'adiyah, Saat ini menempuh strata 1 di STKQ Al-Hikam Depok

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator