5 Alasan Ujian Sebagai Tanda Cinta, Simak
TSIRWAH INDONESIA – Seorang mukmin akan mengalami berbagai ujian dan cobaan dalam hidupnya. Oleh karena itu, ia harus mampu melipatgandakan kesabaran, dan mengelola berbagai kesulitan hidup agar meraih cinta dan ridho Allah subhanahu wa ta’ala.
Pada dasarnya, ujian dan cobaan hidup adalah isyarat cinta dan ridho Allah SWT kepada seorang mukmin. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
Artinya: “Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka,” (HR Ibnu Majah).
Inilah lima alasan ujian sebagai tanda cinta, dan sarana untuk menunjukkan cinta Allah SWT, yaitu sebagai berikut:
1. Meninggikan Derajat
Ujian akan meninggikan derajat, dan meningkatkan posisi seorang mukmin di sisi Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُشَاكُ شَوْكَةً فَمَا فَوْقَهَا إِلَّا كُتِبَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَمُحِيَتْ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ
Artinya: “Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau yang Iebih kecil dari itu, melainkan akan ditulis baginya satu derajat dan akan dihapus satu kesalahannya,” (HR Muslim).
Rasulullah SAW juga bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا سَبَقَتْ لَهُ مِنْ اللَّهِ مَنْزِلَةٌ لَمْ يَبْلُغْهَا بِعَمَلِهِ ابْتَلَاهُ اللَّهُ فِي جَسَدِهِ أَوْ فِي مَالِهِ أَوْ فِي وَلَدِهِ ثُمَّ صَبَّرَهُ عَلَى ذَلِكَ حَتَّى يُبْلِغَهُ الْمَنْزِلَةَ الَّتِي سَبَقَتْ لَهُ مِنْ اللَّهِ تَعَالَى
Artinya: “Sesungguhnya seorang hamba jika telah ditentukan padanya suatu tingkatan yang mana dia belum bisa meraihnya dengan sebab seluruh amalnya, maka Allah akan timpakan padanya musibah berkaitan dengan dirinya, hartanya atau pada anaknya, kemudian Allah jadikan dia bisa bersabar atas musibah tersebut sehingga dengan sebab tersebut Allah sampaikan ia pada tingkatan (di surga) yang telah Allah tetapkan untuknya,” (HR Abu Daud).
2. Membersihkan Dosa dan Kesalahan
Ujian akan membersihkan diri seorang mukmin dari setiap dosa, dan kesalahan yang pernah dilakukannya. Rasulullah SAW bersabda:
مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ وَصَبٍ وَلاَ نَصَبٍ وَلاَ سَقَمٍ وَلاَ حَزَنٍ حَتَّى الْهَمِّ يُهَمُّهُ إِلاَّ كُفِّرَ بِهِ مِنْ سَيِّئَاتِهِ
Artinya: “Tidaklah seorang mukmin tertimpa suatu musibah berupa rasa sakit (yang tidak kunjung sembuh), rasa letih, rasa sakit, rasa sedih, dan kekhawatiran yang menerpa melainkan dosa-dosanya akan diampuni,” (HR Muslim).
Rasulullah SAW juga bersabda:
مَا يَزَالُ الْبَلَاءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِيْ نَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَمَالِهِ حَتَّى يَلْقَى اللهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ
Artinya: “Bencana akan senantiasa menimpa orang mukmin dan mukminah pada dirinya, anaknya, dan hartanya sehingga ia berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada kesalahan pun pada dirinya,” (HR At-Tirmidzi, Ahmad, Al-Hakim, dan Ibnu Hibban).
BACA JUGA : Muhasabah: Pengertian, Dalil, Waktu, dan Caranya, Simak Selengkapnya
3. Menjauhkan dari Api Neraka
Berikut hadist yang menjelaskan bahwa ujian akan menjauhkan diri seorang mukmin dari api neraka:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ عَادَ مَرِيضًا وَمَعَهُ أَبُو هُرَيْرَةَ مِنْ وَعْكٍ كَانَ بِهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبْشِرْ فَإِنَّ اللَّهَ يَقُولُ هِيَ نَارِي أُسَلِّطُهَا عَلَى عَبْدِي الْمُؤْمِنِ فِي الدُّنْيَا لِتَكُونَ حَظَّهُ مِنْ النَّارِ فِي الْآخِرَةِ
Artinya: “Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau menjenguk seseorang yang tengah tertimpa sakit demam, dan bersama beliau adalah Abu Hurairah, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘bergembiralah, sesungguhnya Allah berfirman: ‘ia (demam) adalah api-Ku yang Aku timpakan kepada hamba-Ku yang mukmin di dunia sebagai pengganti bagiannya dari api neraka di akhirat’,” (HR Ibnu Majah).
4. Mendekatkan kepada Allah SWT
Ujian akan menjadikan seorang mukmin semakin dekat kepada Allah SWT, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 42, Allah SWT berfirman:
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَآ اِلٰٓى اُمَمٍ مِّنْ قَبْلِكَ فَاَخَذْنٰهُمْ بِالْبَأْسَاۤءِ وَالضَّرَّاۤءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُوْنَ ٤٢
Artinya: “Sungguh, Kami telah mengutus (para rasul) kepada umat-umat sebelum engkau, (tetapi mereka membangkang,) kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kemelaratan dan kesengsaraan, agar tunduk merendahkan diri (kepada Allah).”
Allah SWT menjadikan ujian yang datang sebagai sarana mendekatkan diri kepada-Nya. Adanya ujian membuktikan bahwa manusia begitu lemah, sehingga membutuhkan pertolongan Allah SWT.
5. Terselamatkan dari Siksaan di Akhirat
Sesungguhnya ujian dan cobaan itu lebih baik bagi orang mukmin daripada siksa di akhirat, di dalamnya terdapat peninggian derajat, dan penghapus dosa-dosanya. Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافِيَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَة
Artinya: “Apabila Allah menghendaki kebaikan untuk hamba-Nya, maka Dia akan menyegerakan untuknya hukuman di dunia. Dan apabila Allah menghendaki kejelekan untuk hamba-Nya maka Dia akan menahan darinya hukuman karena dosanya sehingga kelak di akhirat Dia akan menyempurnakan hukuman untuknya,” (HR At-Tirmidzi).
Semoga kita senantiasa mendapatkan rahmat, dan pertolongan dari Allah SWT dalam melipatgandakan kesabaran, dan mengelola berbagai kesulitan hidup agar meraih cinta dan ridho Allah SWT, aamiin.
Wallohu A’lam
Oleh Aryan Andika