Hikmah & Wawasan

10 Cara Menebus Dosa Ghibah, Nomor 5 Paling Penting

TSIRWAH INDONESIA – Menebus dosa ghibah merupakan sebuah perjalanan spiritual yang memerlukan kesungguhan dan ketekunan.

Ghibah, atau berbicara buruk tentang orang lain, adalah dosa besar dalam agama Islam dan sering kali dianggap sebagai tindakan yang merusak hubungan sosial.

Allah Subhanahu wata’ala Maha Pengampun dan memberikan jalan keluar bagi hamba-Nya yang bertaubat dengan tulus.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Hujurat ayat 49:

وَلاَ يَغْتِبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ وَاتَّقُوْا اللهَ إِنَّ اللهَ تَوَّابٌ رَحِيْمٌ

Artinya: “Dan janganlah sebagian kalian mengghibahi sebagian yang lain. Sukakah salah seorang dari kalian memakan daging bangkai saudaranya yang telah mati, pasti kalian membencinya. Maka bertaqwalah kalian kepada Allah, sungguh Allah Maha Menerima taubat dan Maha Pengasih.

Dilansir dari islam.nu.or.id, berikut beberapa cara yang dapat diikuti untuk menebus dosa ghibah.

Poin pertama, menyadari kesalahan yang telah dilakukan dan mengakui dosa tersebut di hadapan Allah SWT.

Hal ini melibatkan introspeksi diri yang jujur dan penyesalan mendalam atas tindakannya.

Melakukan taubat dengan bersungguh-sungguh dapat menebus dosa ghibah.

Niat yang kuat untuk tidak mengulangi kesalahan tersebut, serta memohon ampunan kepada Allah SWT.

Baca Juga: Berpuasa tetapi Ghibah, Begini Status Puasanya

Melakukan shalat istighfar secara rutin, hal ini membuat seseorang dapat membersihkan hati dan jiwa dari dosa-dosa yang telah dilakukan serta memperkuat hubungan spiritual dengan Allah SWT. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

 قال رسول الله صلى الله عليه و سلم كفارة من اغتبته أن تستغفر له 

Artinya: “Rasulullah saw bersabda, ‘Kafarat (penebusan dosa) terhadap orang yang kau ghibahkan adalah kau memintakan ampunan Allah (istighfar) untuknya’.” (HR Ibnu Abid).

Berlaku adil, jujur, dan baik hati dalam berinteraksi, serta menghindari konflik dan pertengkaran yang dapat memicu ghibah.

Meminta maaf secara langsung kepada orang yang telah di ghibah tersebut, mengakui kesalaha, dan berusaha memperbaiki hubungan yang rusak akibat tindakan tersebut. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

 مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لَا يَكُونَ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ

Artinya: “Siapa yang mempunyai kezaliman kepada saudaranya baik dari kehormatan atau sesuatu hal, maka mohonlah dihalalkan darinya sekarang (pada hari ini) sebelum tidak berguna lagi dinar dan dirham. Kalau dia mempunyai amal shaleh, maka akan diambil darinya sesuai dengan kadar kezalimannya. Kalau tidak mempunyai kebaikan, maka keburukan orang tersebut akan diambil dan dibebankan kepadanya,” (HR Bukhari).

 .

Salah satu cara terbaik untuk menebus dosa ghibah adalah dengan menjaga lidah dari berbicara buruk tentang orang lain di masa depan.

Ini melibatkan pengendalian diri, tekat kuat dan kesadaran akan dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh ghibah.

Baca Juga: 12 Adab Bertetangga dalam Islam Menurut Imam Al Ghazali, Berikut Penjelasannya

Selain melakukan tindakan tertentu untuk menebus dosa ghibah, memperbanyak amal kebaikan juga dapat menjadi sarana penebusan dosa yang efektif.

Ini termasuk melakukan amal-amal yang dicintai oleh Allah, seperti shalat, sedekah, dan berbuat baik kepada sesama.

Menebus dosa ghibah juga melibatkan upaya untuk memperdalam pengetahuan tentang agama dan meningkatkan kesadaran spiritual.

Ini meliputi membaca Al-Qur’an, mempelajari hadis-hadis Rasulullah SAW, mengikuti pengajian agama, dan merenungkan makna hidup serta tujuan keberadaan manusia di dunia ini.

Mendoakan orang yang telah dighibahi adalah tindakan yang sangat dianjurkan.

Mengirimkan doa kebaikan dan keselamatan bagi orang yang pernah disakiti oleh ghibah tersebut.

Mendoakan dengan tulus dapat menghapuskan rasa bersalah dan meraih keberkahan dari Allah SWT.

Terakhir, menebus dosa ghibah juga melibatkan usaha untuk memperbaiki diri secara keseluruhan. Memperbaiki akhlak, mengontrol emosi, dan meningkatkan kesadaran akan dampak dari setiap kata dan perbuatan yang dilakukan.

Kesimpulan

Menebus dosa ghibah dapat dilakukan dengan fokus pada tindakan spiritual, introspeksi, dan memperbaiki hubungan sosial serta moral, serta memperdalam pengetahuan agama.

Maka dengan demikian, seseorang dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bertaqwa kepada Allah SWT.

Wallahu’alam
Oleh Ulil Fadilah

Penulis: Ulil Fadilah

Ulil Fadilah SE., M.Ak., C.FA - Practice Accountant, author of scientific papers, I am a human who always looks at the problems of living things simply.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator