Hikmah & Wawasan

Begini Penggambaran Langit di Hari Kiamat dalam Alquran, Simak

TSIRWAH INDONESIA – Tulisan ini akan mengulas penggambaran langit pada hari kiamat di dalam Alquran. 

Alasan topik ini dipilih, dikarenakan langit digambarkan oleh Alquran sebagai ciptaan yang luar biasa.

Ayat Alquran yang menyebutkan perwujudan langit terdapat pada surah Luqman ayat 10. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

خَلَقَ السَّمٰوٰتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا وَاَلْقٰى فِى الْاَرْضِ رَوَاسِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِكُمْ وَبَثَّ فِيْهَا مِنْ كُلِّ دَاۤبَّةٍۗ وَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَنْۢبَتْنَا فِيْهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيْمٍ

Artinya: “Dia menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana kamu melihatnya, dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi agar ia (bumi) tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembangbiakkan segala macam jenis makhluk bergerak yang bernyawa di bumi. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.”

Seperti itu penggambaran langit, sebegitu kokohnya sampai tidak memiliki tiang penyangga. Apabila dibandingkan dengan bangunan ciptaan manusia, tidak ada yang dapat menandingi langit dari segi usia, maupun kekuatan.

Meski dengan kedigdayaannya, kekokohan langit akan runtuh tatkala hari kiamat tiba. Banyak ayat yang menjelaskan terkait peristiwa langit di hari kiamat. Guna lebih jelasnya, berikut penjelasannya:

BACA JUGA: 2 Penggambaran Hari Kiamat dalam Alquran, Simak

Pada hari kiamat, segala sesuatu akan mengalami kehancuran, baik yang ada di bumi maupun di langit. Langit, di dalam surah Al-Haaqah ayat 16, disebutkan mengalami kerapuhan sehingga hancur. Allah SWT berfirman:

وَانْشَقَّتِ السَّمَاۤءُ فَهِيَ يَوْمَىِٕذٍ وَّاهِيَةٌۙ

Artinya: “Langit juga terbelah karena pada hari itu ia rapuh.

Pendekatan yang digunakan dalam Tafsir Alquran Kementerian Agama terhadap ayat ini ialah pendekatan saintifik. Disebutkan bahwa peredaran planet yang ada di luar angkasa disebabkan oleh adanya keseimbangan gravitasi.

Pada hari kiamat, hukum alam tidak berlaku, sehingga mengalami kekacauan di langit maupun segala sesuatu yang ada di dalamnya. 

Hal ini juga dituliskan dalam surah At-Thur ayat 9. Pada waktu itu, langit berguncang sangat keras. Allah SWT berfirman:

يَّوْمَ تَمُوْرُ السَّمَاۤءُ مَوْرًاۙ

Artinya: “(Azab Tuhanmu terjadi) pada hari (ketika) langit berguncang sekeras-kerasnya.”

Guncangan ini, oleh Tafsir Alquran Kementerian Agama, merupakan gambaran dari gempa bumi, baik itu secara tektonik maupun akibat gunung meletus (gempa vulkanis) sehingga menyebabkan seolah-olah langit terbelah.

Peristiwa ini merupakan azab kepada orang yang mendustakan ajaran Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam, pendosa, maupun orang musyrik. Tidak ada seorang pun yang dapat menghindari azab ini pada hari kiamat tiba.

Peristiwa yang lebih spesifik dijelaskan dalam surah Ar-Rahman ayat 37, Allah SWT berfirman:

فَاِذَا انْشَقَّتِ السَّمَاۤءُ فَكَانَتْ وَرْدَةً كَالدِّهَانِۚ

Artinya: “Maka, apabila langit terbelah, lalu (warnanya) menjadi merah mawar seperti (kilauan) minyak, (terjadilah kengerian yang hebat).

Ayat ini menjelaskan bahwa pada hari kiamat, langit terbelah sehingga berwarna merah laksana mawar. Sedangkan di Sahih International dituliskan dengan istilah tanned skin yang berarti warna kulit kecokelatan. 

Imam Jalaludin As-Suyuthi dalam Tafsir Jalalain mengatakan:

كالْأَديم الْأحمر على خلاف الْعهد بِها وجواب إذا فما أعظم الهول

Artinya: “Seperti warna merahnya kulit yang disamak (semu kecokelatan) menurut ikhtilaf mayoritas ulama, dan menjadi jawab (penjelas) atas dahsyatnya kengerian (hari kiamat).

Sebagai informasi singkat, dikutip dari sumbarprov.go.id, penyamakan kulit ialah proses pengolahan kulit mentah menjadi kulit tersamak. 

Proses ini diperlukan untuk mengubah sifat kulit yang semula rapuh menjadi kuat, sehingga kulit siap diolah menjadi produk kerajinan.

Melalui pendekatan saintifiknya, Tafsir Alquran Kemenag menjelaskan bahwa hari kiamat merupakan penggambaran dari meledaknya bintang (supernova).

Selaras dengan hal tersebut, dikutip dari laman jpl.nasa.gov, meledaknya bintang memunculkan bentuk awan yang menyerupai bunga mawar.

Fenomena ini dapat dilihat oleh penduduk bumi sekitar 3700 tahun yang lalu atau sekitar tahun 1700 SM. 

Namun seiring berkembangnya waktu, penampakan ini kian hilang dari pandangan mata, dan kini hanya dapat dilihat melalui teleskop ataupun satelit.

Berdasarkan pembacaan saintifik poin sebelumnya, hari kiamat menyerupai peristiwa supernova. Ayat yang selaras dalam menjelaskan peristiwa ini terdapat pada surah Al-Infitar ayat 1-2, Allah SWT berfirman:

اِذَا السَّمَاۤءُ انْفَطَرَتْۙ، وَاِذَا الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَتْۙ

Artinya: “Apabila langit terbelah, Apabila bintang-bintang jatuh berserakan.”

Meski tidak dikatakan jelas tentang meledaknya bintang, ayat ini menggambarkan hilangnya pijakan bintang-bintang di langit sehingga jatuh berserakan. 

Lebih spesifik lagi, matahari yang merupakan salah satu dari bintang-bintang juga turut musnah ketika hari kiamat tiba. Allah SWT di dalam surah At-Takwir ayat 1-2 berfirman:

اِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْۖ، وَاِذَا النُّجُوْمُ انْكَدَرَتْۖ

Artinya: “Apabila matahari digulung, apabila bintang-bintang berjatuhan.”

Imam At-Thobari dalam tafsirnya yang berjudul Jami’ Al-Bayaan ‘an Ta’wil Alquran mengatakan bahwa sebagian ulama berpendapat, yang dimaksud ayat ini ialah matahari yang kehilangan cahayanya. Berikut kutipan di dalam kitabnya:

فقال بعضهم: معنى ذلك: إذا الشمس ذهب ضوءها.

Artinya: “Sebagian ulama berpendapat tentang makna ayat tersebut: tatkala matahari kehilangan cahayanya.”

Demikian Alquran menggambarkan langit di hari kiamat. Kekacauan yang terjadi pada waktu tersebut merupakan pengingat yang diberikan Allah SWT kepada hambanya yang mau mengambil pelajaran.

Wallohu A’lam
Oleh Ustadz Muhammad Wildan Saiful Amri Wibowo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator