AkhlakHikmah & Wawasan

Dzikir: Keutamaan serta Adab-Adab yang Perlu Diperhatikan

TSIRWAH INDONESIA – Sebagai seorang muslim, tentu tidak asing lagi dengan istilah dzikir. Umumnya orang mengenal istilah dzikir sebagai pekerjaan yang dilakukan setelah sholat. Tapi ternyata lebih luas maknanya dari itu.

Dzikir bisa dilakukan kapanpun dan dalam keadaan apapun. Baik siang atau malam, baik sedang berdiri, duduk ataupun berbaring.  

Dzikir merupakan perkara yang sangat disukai dan dicintai oleh Allah Ta’ala. Orang yang senantiasa mengingat Allah, maka Allah pun akan mengingatnya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Quran surah Al-Baqarah ayat 152:

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

Pengertian Dzikir

Dzikir atau mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah sesuatu yang dilakukan oleh hati dan lisan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah dengan tasbih atau menyucikan Allah SWT, memuji, menyanjung, menyebut sifat-sifat kebesaran dan keagungan-Nya serta sifat-sifat keindahan dan kesempurnaan  yang telah dimiliki-Nya.

Dzikir merupakan salah satu ibadah yang manfaat dan kebaikannya ditujukan kepada orang yang berdzikir itu sendiri. Adapun tujuan berdzikir adalah menyucikan jiwa dan membersihkan hati serta membangun nurani.

Allah SWT memerintahkan kita agar banyak berdzikir sebagaimana firman-Nya dalam Quran surah Al-Ahzab ayat 41-42:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا. وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah kepada Allah, zikir yang banyak ,dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.”

Seseorang yang berdzikir, hatinya terbuka terhadap Tuhannya dan lidahnya lancar menyebut-Nya. Maka Allah mengirimkan cahaya-Nya sehingga keimanannya bertambah dan keyakinannya akan semakin kuat.

Dengan begitu, hatinya akan diliputi rasa aman dan tenteram serta mudah menerima kebenaran. Allah SWT berfirman dalam Quran surat Ar-Ra’d ayat 28:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”

BACA JUGA: Bullying: Pengertian, Akibat dan Jenis Tindakan Kekerasan Berdasarkan Ayat-Ayat Al-Qur’an

Adab Berdzikir

Dalam setiap ibadah yang kita lakukan tentu memiliki aturan dan adab sebagai salah satu bentuk tunduk dan patuh kita terhadap ajaran Allah SWT. Salah satu ibadah yang perlu diperhatikan adabnya yaitu berdzikir.

Allah menjelaskan dalam Qur’an uran surat Al-A’raaf ayat 205:

وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ

Artinya: “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.”

Dalam ayat tersebut memberi tanda bahwa dzikir disunnahkan dengan suara yang sedang antara lirih dan keras, tidak berteriak. Menghadirkan hati yang khusyuk, ketundukan dan rasa takut. 

Adab lainnya yaitu hendaknya seorang yang berdzikir berpakaian bersih, suci badan dan harum karena hal itu akan menambah kegairahan. Diusahakan pula dalam keadaan menghadap kiblat. Karena sebaik-baik majelis adalah yang menghadap kiblat.

Keutamaan Berkumpul di Majelis Dzikir

Disunnahkan duduk dan berkumpul di majelis atau halaqah dzikir karena memiliki banyak keutamaan. Hal ini berdasarkan pada sabda Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam yang berbunyi:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ

Artinya: “Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Jika kamu melewati taman-taman surga, maka singgahlah dengan senang.” Para sahabat bertanya, ”Apakah taman-taman surga itu?” Beliau menjawab, ”Halaqah-halaqah (kelompok-kelompok) dzikir,“ (Al-Musnad, 3/150, dan Sunan At-Tirmidzi, No. 3510).

Selain itu, keutamaan berada dalam majelis dzikir diterangkan pula dalam sabda Nabi Muhammad SAW yaitu:

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (مَا جَلَسَ قَوْمٌ مَجْلِسًا يَذْكُرُونَ اَللَّهَ إِلَّا حَفَّتْ بِهِمُ الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ) أَخْرَجَهُ مُسْلِم ٌ

Artinya: “Suatu kaum tidak duduk sambil berzikir kepada Allah SWT kecuali para malaikat datang mengelilingi dan menaungi mereka. Mereka diliputi dengan rahmat, ketenteraman turun menyertai mereka dan Allah menyebut mereka di hadapan orang (para malaikat lainnya) yang ada di sisi-Nya,” (HR. Muslim No. 2700).

Majelis dzikir bisa dalam beberapa bentuk, seperti duduk bersama kemudian masing-masing membaca dzikir dengan suara pelan, duduk bersama untuk membaca dan belajar Alquran, dan majelis ilmu pun termasuk majelis dzikir.

Semoga kita senantiasa menjadi hamba yang banyak mengingat Allah (dzikrullah) dan menjadi ahli dzikir. Aamiin Allahumma Aamiin.

Wallohu A’lam
Oleh: Hikmawati Agustina

Editor: Havidz Ramdhani

Aktivis Dakwah, Penulis, Guru Agama, Hafidzul Quran, Web Developer, Graphic Designer, memiliki ketertarikan untuk mengembangkan dan memajukan dunia pendidikan pesantren sesuai relevansi zaman dan teknologi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator