Ingin Anak Sukses, Stop lakukan Hal ini
TSIRWAH INDONESIA – Anak-anak selalu menjadi perbincangan di tengah-tengah masyarakat. Hal yang sering diperbincangkan adalah buruknya moral dan etika serta habit anak. Kasus seperti ini bisa terjadi bila pola asuh orang tua yang tidak baik.
Pola asuh orang tua sangat berefek kepada moral, etika dan habit anak, setelah itu baru kepada lingkungan sekitarnya, oleh sebab itu Rasulullah shallallahu alaihi wassalam memerintahkan agar orang tua memperhatikan anak-anaknya. Beliau bersabda:
حَقُّ الْوَلَدِ أَنْ يُحَسِّنَ لَهُ الْمُوَالِيَ، وَيُوَفِّقَهُ لَهُ الْمُعَلِّمُ، وَأَنْ يَجُمَّلَ لَهُ اسْتِلَافُ الْمَنَازِلِ، وَأَنْ يُدَبِّرَ لَهُ الْمَصَارِعَ (رواه ابن ماجهفي سننه )
Artinya: “Hak anak adalah agar orang tua memperlakukan mereka dengan baik, memberi mereka pendidikan yang baik, memberikan fasilitas yang layak bagi mereka, dan mempersiapkan mereka untuk masa depan,” (HR. Ibnu Majah).
Pelajaran yang terdapat pada dalil di atas bagi orang tua adalah pola asuh yang baik untuk anak. Rasulullah SAW memerintahkan mendidik mereka dengan baik dan mempersiapkan mereka menjadi orang hebat tentunya di masa depan, oleh karena itu hindari dua pola asuh ini, toxic parenting dan hyper parenting. Dua pola asuh ini sangat berbahaya jika diterapkan kepada anak, akan berdampak buruk untuk masa depannya. Simak penjelasannya di bawah ini.
1. Toxic Parenting
Orang tua yang toksik lebih mementingkan dirinya sendiri sehingga kerap menjadi otoriter, mengendalikan, atau bahkan kejam terhadap anak-anak mereka. Berikut ini ciri-ciri pola asuh toxic parenting.
Pertama, mementingkan diri sendiri. Orang tua seperti ini lebih mementingkan dirinya sendiri sehingga tidak memikirkan kebutuhan dan perasaan anaknya, bahkan tidak memikirkan dampak dari perilakunya tersebut.
Kedua, sulit mengendalikan emosi. Orang tua yang toksik akan sulit mengendalikan emosinya terhadap anaknya. Ketika anaknya berbuat kesalahan dia cenderung berlebihan atau dramatis bahkan ia tak akan segan memukul, memaki, dan melakukan kekerasan lainnya.
Ketiga, suka mengontrol. Orang tua yang toksik mengontrol anaknya dengan ketat, sehingga jiwa dan mental anaknya tertekan.
2. Hyper Parenting
Pola pengasuhan ini lebih cenderung kepada orang tua yang ingin anaknya sukses dan terlihat sempurna, tanpa memikirkan perasaan anaknya. Berikut ini adalah ciri-ciri pola asuh hyper parenting.
Pertama, menuntut prestasi tinggi dan menekan anak untuk mencapai keberhasilan tanpa memandang kondisi anaknya.
Kedua, menghindari risiko atau kegagalan dengan melindungi anak dari pengalaman baru. Pada pola ini orang tua memiliki rasa cemas berlebihan kepada anaknya.
Dampak Pola Asuh Toxic Parenting dan Hyper Parenting
Kedua pola asuh di atas sangat berbahaya jika diterapkan pada anak. Toxic parenting bisa berdampak buruk pada perkembangan anak, seperti masalah kepercayaan diri rendah, gangguan kecemasan, depresi, kesulitan dalam membentuk hubungan yang sehat, dan masalah perilaku lainnya. Sedangkan Dampak dari hyper parenting bisa menyebabkan anak menjadi bergantung pada orang tua, kurangnya kemandirian, kecemasan berlebihan, dan kesulitan mengambil keputusan sendiri.
Kedua pola asuh anak dia atas sangat tidak sehat. Jika pola asuh di atas terus menerus diterapkan kepada anak-anak, mereka akan rusak dari segi mental dan jiwa. Kebanyakan anak-anak, remaja, dan pemuda, memiliki habit, moral dan etika yang buruk karena dari dua pola asuh di atas dan juga sangat berdampak kepada kecerdasan dan kreatifitas mereka, bahkan dampak dari dua pola asuh ini bisa lebih berbahaya dari dampak-dampak yang sudah disebutkan di atas, oleh sebab itu stop menggunakan dua pola asuh di atas.
Jika ingin melihat anak-anak sukses dan menjadi orang hebat di masa depan stop toxic dan hyper parenting dengan melaksanakan perintah Rasulullah SAW di atas. yaitu menunaikan hak-hak anak sebagai orang tua.
Wallohu A’lam
Oleh Ustadz Aktal Kheir
Setuju ust