Parenting

Inilah 5 Strategi Membangun Minat Anak Berpuasa Ramadhan, Simak

TSIRWAH INDONESIA – Puasa Ramadhan merupakan ibadah wajib bagi setiap umat islam. Namun, bagi anak kecil yang belum baligh hukumnya tidak wajib. 

Meski demikian, orang tua perlu mendorong anaknya untuk memiliki minat melaksanakan puasa Ramadhan agar mereka lebih siap dan tidak kaget saat sudah baligh serta wajib berpuasa.

Sehingga, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh orang tua supaya anaknya memiliki minat dalam melakukan puasa.

Anak kecil memang tidak diwajibkan berpuasa, namun para ulama tetap menganjurkan mereka untuk berpuasa. Sebagaimana penjelasan Abdul Wahab As-Sya’rani dalam kitab Mizanul Kubra berikut :

واتفقوا على أن الصبي الذي لا يطيق الصوم والمجنون المطبق جنونه غير مخاطبين به لكن يؤمر به الصبي لسبع ويضرب عليه لعشر

Artinya: “Ulama sepakat anak kecil yang tidak mampu puasa dan orang gila permanen tidak diwajibkan puasa. Tapi anak kecil diminta puasa bila berumur tujuh tahun dan dipukul bila tidak mau puasa ketika umur sepuluh tahun.”

Menurut Hurlock dalam buku perkembangan anak menegaskan bahwa anak akan memiliki minat melalui 3 cara, di antaranya:

Pertama, anak akan memiliki kesenangan atau ketertarikan melalui perilaku maupun kegiatan yang dilakukannya.

Kedua, melalui perilaku orang di lingkungan sekitarnya yang termasuk keluarga atau orang yang dicintai dan dikaguminya ia akan belajar mengidentifikasi lalu mencontoh perilakunya.

Ketiga, anak akan memiliki minat dengan perantara bimbingan dan pengarahan langsung dari seorang ahli.

BACA JUGA: Tips Memberikan Nama kepada Anak, Insya Allah Berkah

Melalui kebiasaan orang-orang disekitar anak, terutama keluarga yang mengajaknya sahur dan berbuka bersama.

Anak akan melihat dengan kemudian sendirinya akan ikut mencontohnya. Tidak lupa pula memberikan pengetahuan dasar kepada anak terkait puasa Ramadhan.

Orang tua bisa memulai melatih anak untuk berpuasa selama tiga sampai empat jam. Umumnya anak-anak dilatih puasa sampai zuhur.

Setelah terbiasa dan dirasa cukup mampu maka boleh berbuka saat zuhur lalu dilanjutkan puasa sampai maghrib. Begitu seterusnya sampai anak mampu berpuasa dari sahur sampai berbuka pada maghrib. 

Apabila anak dirasa belum siap dan belum mau berpuasa, maka orang tua tidak perlu memaksanya. Sebab, semua hal perlu proses secara perlahan dan bertahap.

Anak yang dipaksa, justru ia akan takut serta enggan untuk melakukannya.

Anak akan lebih semangat untuk berpuasa hari demi hari saat orang tua memfasilitasinya dengan baik.

Mulai dari mengajak anak untuk menunggu waktu berbuka dengan ngabuburit agar tidak bosan, sampai memasakkan menu spesial kesukaannya agar senang. Tetapi tetap perlu memperhatikan kandungan gizi makanan yang sehat bagi anak.

Hadiah merupakan simbol penghargaan orang tua terhadap anak yang sudah mulai mencoba untuk berpuasa.

Meskipun masih berpuasa sampai zuhur dan belum sepenuhnya, orang tua tetap perlu mengapresiasi usaha anak agar ia lebih antusias berpuasa. Tidak perlu mewah yang penting anak senang. Minimal sebuah pujian atau kata-kata manis untuknya.  

Sebagai orang tua hendaknya selalu mendorong anak untuk memiliki minat  berpuasa Ramadhan, agar mereka terbiasa melakukannya saat baligh, dan semoga anak-anak kita selalu mendapatkan anugerah dari Allah subhanallahu wa ta’ala untuk giat beribadah dan berakhlak mulia. 

Wallohu A’lam
Oleh Nur Rokhmatul Aziza

Editor: St. Chikmatul Haniah

Aktivis Dakwah, Penulis, Content creator, serta peniti karir akhirat dengan membangun rumah santri virtual melalui media sosial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator