Hikmah & Wawasan

Jangan Lewatkan, Mengulik Keutamaan di Hari Jumat 

TSIRWAH INDONESIA – Hari Jumat dikenal dengan hari yang istimewa bagi umat islam, sehingga kerap disebut sebagai sayyidul ayyam artinya tuannya hari. Keterangan ini dijelaskan dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ.”

Artinya: “Sebaik-baik hari dimana matahari terbit di saat itu adalah hari Jumat. Pada hari ini Adam diciptakan, hari ketika ia dimasukan ke dalam surga dan hari ketika ia dikeluarkan dari Surga. Dan hari kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jumat,” (HR Muslim).

Abu Hurairah dan Hudzaifah dalam hadis lain juga menjelaskan keutamaan hari Jumat:

“أَضَلَّ اللهُ عَنِ الْجُمُعَةِ مَنْ كَانَ قَبْلَنَا فَكَانَ لِلْيَهُوْدِ يَوْمُ السَّبْتِ وَكَانَ لِلنَّصَارَى يَوْمُ الأَحَدِ فَجَاءَ اللهُ بِنَا فَهَدَانَا اللهُ لِيَوْمِ الْجُمُعَةِ.”

Artinya: “Allah menyimpangkan kaum sebelum kita dari hari Jumat. Maka untuk kaum Yahudi adalah hari Sabtu, sedangkan untuk orang-orang Nasrani adalah hari Ahad, lalu Allah membawa kita dan menunjukkan kita kepada hari Jumat,” (HR Muslim).

Berikut tiga keutamaan hari Jumat dalam ajaran islam yang termuat dalam Alquran dan hadis:

1. Hari Terbaik untuk Berdoa

Hari Jumat adalah hari yang istimewa, pada hari tersebut merupakan hari yang mustajab untuk pengabulan doa, sehingga umat islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak doa pada hari tersebut.

Dalam hadis shahih dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah menyebutkan keberkahan hari Jumat dibandingkan hari lainnya:

 “فِيْهِ سَاعَةٌ لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللهَ تَعَالَى شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا.”

Artinya: “Di hari Jumat itu terdapat satu waktu yang jika seorang Muslim melakukan shalat di dalamnya dan memohon sesuatu kepada Allah Ta’ala, niscaya permintaannya akan dikabulkan. Lalu beliau memberi isyarat dengan tangannya yang menunjukkan sedikitnya waktu itu,” (HR Bukhari dan Muslim).

2. Hari Jumat Adalah Hari Rayanya Umat Islam

Dari Ibnu Abbas berkata, Rasulullah SAW bersabda:

إن هذا يوم عيد، جعله الله للمسلمين، فمن جاء إلى الجمعة فليغتسل، وإن كان طيب فلا يمس منه، وعليكم بالسواك

Artinya: “Sesungguhnya ini adalah hari yang ditetapkan oleh Allah sebagai hari raya bagi kaum muslimin, karena itu barangsiapa hendak mendatangi shalat Jumat, maka mandilah. Dan jika dia memiliki minyak wangi maka pakailah, dan hendaklah kalian menggosok gigi,” (HR Malik, Syafi’i, dan Ibnu Majah).

3. Menunaikan Ibadah Shalat Jumat

Nabi Muhammad sangat mengagungkan hari Jumat, salah satunya dengan menganjurkan umatnya untuk melaksanakan shalat jumat. Adapun keutamaan shalat jumat sebagai berikut:

Pertama, penghapusan dosa, sebagaimana hadis Rasulullah berikut:

الصَّلاَةُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ مَا لَمْ تُغْشَ الْكَبَائِرُ

Artinya: “Di antara shalat lima waktu, di antara jumat yang satu dan jum’at yang berikutnya, itu dapat menghapuskan dosa di antara keduanya selama tidak dilakukan dosa besar,” (HR Muslim).

Kedua, adanya pahala spesial bagi yang menyegerakan shalat jumat. Diriwayatkan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشًا أَقْرَنَ وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الْخَامِسَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً فَإِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ حَضَرَتْ الْمَلَائِكَةُ يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ

Artinya: “Barangsiapa mandi pada hari Jumat sebagaimana mandi janabah, lalu berangkat menuju masjid, maka dia seolah berkurban dengan seekor unta. Barangsiapa yang datang pada kesempatan (waktu) kedua maka dia seolah berkurban dengan seekor sapi. Barangsiapa yang datang pada kesempatan (waktu) ketiga maka dia seolah berkurban dengan seekor kambing yang bertanduk. Barangsiapa yang datang pada kesempatan (waktu) keempat maka dia seolah berkurban dengan seekor ayam. Dan barangsiapa yang datang pada kesempatan (waktu) kelima maka dia seolah berkurban dengan sebutir telur. Dan apabila imam sudah keluar (untuk memberi khutbah), maka para malaikat hadir mendengarkan dzikir (khutbah tersebut),” (HR Bukhari dan Muslim).

Wallohu A’lam
Oleh Rahmiwati Abdullah

Penulis: Rahmiwati Abdullah, S.Pd

Content Writer, Aktivis Dakwah, Alumni Pesantren Maskanul Huffadz, Alumni Universitas Negeri Padang. "Mengembara cinta Allah lewat tulisan"

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator