Hikmah & WawasanMuslimah

Kedudukan Wanita dalam Perkembangan Sejarah, Berikut Penjelasannya

TSIRWAH INDONESIA – Wanita menempati posisi dan kedudukan yang sangat penting dalam perjalanan sejarah. 

Wanita merupakan sosok yang diciptakan setelah laki-laki. Dalam bahasa sansekerta, wanita berarti hormat, dalam bahasa Jawa, wanita berasal dari kata empu yang berarti tuan, mulia, hormat, dan berkuasa. 

Menurut Buya Hamka salah seorang tokoh ulama dari Minangkabau mengatakan bahwa, wanita memiliki kedudukan yang terhormat dan mulia. Wanita memiliki keistimewaan serta diberikan kedudukan yang sama dengan kaum laki-laki.

Namun sebelum turunnya Al-Quran, kedudukan wanita dalam sejarah sangatlah suram.

Wanita tidak memiliki hak atas dirinya. Berabad-abad lamanya keberadaan seorang wanita tidak lebih dari barang mainan yang diperlakukan sesuai keinginan laki-laki.

Wanita selalu dianggap lemah dan selalu dijadikan budak yang diperlakukan semena-mena. Wanita selalu dibenci  dan tidak memiliki hak hidup. Kaum laki-laki menempatkan derajat wanita di tempat yang serendah-rendahnya.

Dalam catatan sejarah, kedudukan wanita dalam bangsa Yunani tidak lebih dari seorang pembantu. Apabila seorang laki-laki kedatangan tamu, maka istrinya akan diperlakukan seperti budak.

Seorang wanita dinikahi sebagai pemuas nafsu para laki-laki dan alat untuk meneruskan keturunan mereka.

Bangsa Romawi tidak lebih baik dari bangsa Yunani. Mereka memperlakukan wanita di atas ketidaklayakan, laki-laki berkuasa penuh terhadap wanita.

Wanita selalu menjadi pelacur dan aurat wanita secara bebas menjadi pertontonan kaum laki-laki.

Dalam kalangan bangsa Yahudi, wanita dianggap sebagai kutukan yang begitu laknat. Kedudukan wanita pada masa itu lebih pahit daripada kematian.

Bagi bangsa Persia, kedudukan wanita tidak lebih dari barang dagangan, apabila seorang wanita berada dalam masa haid, mereka akan diasingkan ke tempat yang paling jauh. Kaum laki-laki dengan bebas menjajah wanita.

Pada masa Arab Jahiliyah kedudukan wanita tidak lebih dari barang mainan yang dihinakan, kehadiran wanita ditolak oleh kaum laki-laki.

Wanita selalu ditindas, bahkan jika ada seorang anak perempuan yang lahir, maka mereka akan dikubur hidup-hidup.

Wanita diberikan hak penuh terhadap dirinya ketika Islam  datang dengan sempurna, kedudukan laki-laki dan wanita tidak lagi dibeda-bedakan. Islam juga menghormati harkat dan martabat wanita. Sosok wanita yang selama ini dihinakan, keluar dari kegelapan. 

Kedatangan islam mengikis perilaku jahiliyah yang menghinakan perempuan. Allah berfirman dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 228:

وَلَهُنَّ مِثۡلُ الَّذِىۡ عَلَيۡهِنَّ بِالۡمَعۡرُوۡفِ‌

Artinya: “Dan mereka para perempuan memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya dengan cara yang patut.”

Islam sangat memuliakan wanita, bahkan kedudukan wanita berada pada posisi yang terhormat.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ

Artinya: “Dari Abu Hurairah radiyallahu anhu, seseorang laki-laki bertanya, ‘Ya Rasulullah, siapakah manusia yang patut aku hormati dengan baik?’ Beliau menjawab, ‘ibumu.’ Orang itu kembali bertanya, ‘lalu siapa?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu’. ‘Lalu siapa?’ ‘bumu’. Kemudian dia bertanya lagi, ‘lalu siapa?’ Beliau menjawab, ‘Ayahmu’,” (HR Bukhari Muslim).

Begitulah wanita sangat dimuliakan dalam islam. Pada masa perkembangan islam, wanita memiliki peranan strategis untuk ikut menyebarkan dakwah islam. 

Selain itu, perempuan juga diberikan hak dan kebebasan untuk memiliki pekerjaan sama halnya dengan laki-laki, bahkan mereka diberikan kebebasan untuk ikut andil dalam berbagai aspek kegiatan bermasyarakat.

Zaman kontemporer ini banyak sekali wanita yang merendahkan diri mereka di hadapan publik. Wanita seringkali memposting foto atau video diri mereka yang bisa mengundang syahwat di Instagram, Facebook dan Tiktok.

Kaum wanita pada zaman kontemporer ini terlalu mudah untuk membuka aurat, berhias dengan bermacam cara, memamerkan kecantikan, dan kemolekan tubuh mereka. Bahkan ada yang sampai mengubah bentuk tubuhnya.

Wallohu A’lam
Oleh Wilda Febriani

Editor: St. Chikmatul Haniah

Aktivis Dakwah, Penulis, Content creator, serta peniti karir akhirat dengan membangun rumah santri virtual melalui media sosial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator