7 Cara Ampuh Menggapai Qanaah, Baca Selengkapnya
TSIRWAH INDONESIA – Salah satu bentuk takwa adalah memelihara sifat qanaah, yaitu merasa cukup, rela atas hasil yang diusahakannya, dan menjauhkan diri dari rasa tidak puas terhadap ketentuan Allah subhanahu wa ta’ala.
Imam Suyuthi dalam kitab Mu’jam Maqolidul ‘Ulum halaman 205, beliau menjelaskan makna qanaah sebagai berikut:
القناعةُ: الرِّضا بما دونَ الكفايةِ، وتَركُ التَّشوُّفِ إلى المفقودِ، والاستغناءُ بالموجودِ
Artinya: “Qanaah adalah ridho dengan rezeki yang menurutnya jauh dari cukup, tidak mengangan-angankan yang tidak ada dan merasa cukup dengan yang ada.”
Maksud dari penjelasan di atas adalah bahwa ketika mendapat sedikit pun disyukuri, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ
Artinya: “Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak,” (HR Ahmad).
Orang yang memiliki sifat qanaah yakin bahwa yang diperoleh dari hasil usahanya adalah ketentuan Allah SWT dan yakin pula bahwa ketentuan tersebut adalah yang terbaik untuk dirinya. Mereka senantiasa bersyukur dan sabar atas cobaan yang diberikan oleh Allah SWT.
Orang yang qanaah sangat beruntung, baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits nabi dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قد أفلح من أسلم، ورُزق كفافًا، وقنعه الله بما آتاه
Artinya: “Sungguh beruntung orang yang memeluk Islam, diberi rezeki yang cukup dan Allah menganugerahi sifat qanaah atas apa yang telah diberikan-Nya,” (HR Muslim).
Ada banyak cara untuk menggapai sifat qanaah, di antaranya adalah dengan berperilaku yang mencerminkan qanaah dan harus dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
1. Rajin Bekerja dan Berusaha
Qanaah dalam islam bukan memerintahkan manusia untuk berdiam diri dan pasrah akan keadaan. Melainkan senantiasa berusaha, rajin bekerja agar mendapatkan hasil terbaik dan tidak lupa selalu diiringi dengan doa agar senantiasa mendapat ridho Allah SWT.
Islam menganjurkan pemeluknya agar rajin bekerja dan berusaha, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Ankabut ayat 17 berikut ini:
فَٱبْتَغُوا۟ عِندَ ٱللَّهِ ٱلرِّزْقَ وَٱعْبُدُوهُ وَٱشْكُرُوا۟ لَهُۥٓ ۖ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Artinya: “Maka carilah rezeki di sisi Allah, kemudian beribadah dan bersyukurlah kepada Allah. Hanya kepada Allah kamu akan dikembalikan.”
Dalam salah satu hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
لَأَنْ يَحْتَطِبَ أَحَدُكُمْ حُزْمَةً عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ أَحَدًا فَيُعْطِيَهُ أَوْ يَمْنَعَهُ
Artinya: “Sungguh seorang dari kalian yang memanggul kayu bakar dengan punggungnya lebih baik baginya daripada dia meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberinya atau menolaknya,” (HR Bukhari dan Muslim).
2. Tidak Mudah Kecewa dan Berputus Asa
Setelah merasa sudah cukup keras berusaha namun hasilnya belum maksimal, maka tidak perlu kecewa dan putus asa. Berserah diri kepada Allah SWT agar diberikan jalan terbaik dalam menjalankan kehidupan.
Siapa saja yang bertawakal kepada Allah SWT, niscaya Allah SWT akan mencukupkan kebutuhannya. Allah SWT juga akan menganugerahkan rezeki kepada manusia dari arah yang tidak terduga, sebagaimana ditegaskan di dalam surat At-Talaq ayat 3:
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا
Artinya: “Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”
3. Sederhana dan Tidak Tamak
Sejatinya Allah SWT dan nabi-Nya sangat menyukai orang mukmin yang hidup dengan kesederhanaan dan bisa selalu menyesuaikan diri dengan keadaan di setiap perjalanan hidupnya.
Ada sebuah doa berisi permintaan supaya terhindar dari penyakit hati yaitu ‘syuh’ (pelit lagi tamak). Penyakit tersebut membuat manusia tidak pernah puas dengan pemberian dan nikmat Allah SWT dan dapat mengantarkan pada kerusakan lainnya.
Syaikh Dr. Sa’id bin Wahf Al Qahthani dalam kitabnya yang berjudul Ad-Du’aa’ wal ‘llaj minal Kitab was Sunnah menulis sebuah doa sebagai berikut:
اللَّهُمَّ قِنِي شُحَّ نَفْسِي وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُفْلِحِينَ
Artinya: “Ya Allah, hilangkanlah dariku sifat pelit (lagi tamak), dan jadikanlah aku orang-orang yang beruntung.”
BACA JUGA: Bersyukur Kepada Allah: Berikut 3 Caranya
4. Selalu Bersyukur atas Karunia yang Didapatkan
Bersyukur adalah obat paling indah dalam kehidupan. Dengan bersyukur manusia akan senantiasa ikhlas menerima segala sesuatu yang telah diberikan oleh Allah SWT kepadanya.
Bersyukur merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan oleh seluruh umat manusia. Karena dengan bersyukur, manusia mampu terhindar dari sifat takabur atau sombong.
Berkaitan dengan syukur, Allah SWT telah menegaskan kepada seluruh hambanya untuk selalu mengingat-Nya dalam keadaan apapun. Allah SWT telah berfirman di dalam surat Al Baqarah ayat 152 yaitu:
فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ
Artinya: “Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.”
Tidak hanya itu, Allah SWT mengingatkan kepada seluruh hambanya bahwa betapa besarnya karunia yang Ia berikan. Allah SWT telah berfirman di dalam surat Al Qasas ayat 73 yaitu:
وَمِنْ رَّحْمَتِهٖ جَعَلَ لَكُمُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوْا فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Artinya: “Berkat rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang agar kamu beristirahat pada malam hari, agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari), dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.”
5. Tidak Merasa Iri dan Dengki
Saat orang lain meraih kesuksesan atau mendapatkan kenikmatan, kita tidak perlu iri dan dengki. Percayalah Allah SWT sudah mengatur masing-masing rezeki dari setiap umatnya dengan adil.
Dalam sebuah hadits dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِىَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ
Artinya: “Wahai umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun terlambat datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki. Tempuhlah jalan-jalan mencari rezeki yang halal dan tinggalkan yang haram,” (HR Ibnu Majah).
6. Yakin atas Pemberian Allah
Apapun yang kita terima dalam kehidupan ini patut diyakini, bahwa semuanya adalah anugerah (pemberian) dari Allah. Allah SWT pasti memberikan jatah rezeki yang terbaik bagi setiap hambanya.
Jadi, dengan bertakwa dan qanaah hidup pun akan jauh lebih tenang dan indah. Dalam sebuah hadits dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ رُوْحَ القُدُسِ نَفَثَ فِي رَوْعِي إِنَّ نَفْسًا لاَ تَمُوْتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ رِزْقُهَا، فَاتَّقُوْا اللهَ وَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ، وَلاَ يَحْمِلَنَّكُمْ اِسْتَبْطَاءَ الرِّزْقُ أَنْ تَطْلُبُوْهُ بِمَعَاصِي اللهَ؛ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُدْرِكُ مَا عِنْدَهُ إِلاَّ بِطَاعَتِهِ
Artinya: “Sesungguhnya ruh Qudus (Jibril), telah membisikkan ke dalam batinku bahwa setiap jiwa tidak akan mati sampai sempurna ajalnya dan dia habiskan semua jatah rezekinya. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah cara dalam mengais rezeki. Jangan sampai tertundanya rezeki mendorong kalian untuk mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Karena rezeki di sisi Allah tidak akan diperoleh kecuali dengan taat kepada-Nya,” (HR At-Thabrani).
7. Tidak Tertarik oleh Tipu Daya Dunia
Dunia merupakan kenikmatan sesaat yang tidak abadi dan suatu saat nanti akan hancur. Sebagai manusia beriman alangkah lebih baik jika kita mawas diri agar tidak tertarik oleh tipu daya dunia. Allah SWT telah berfirman di dalam surat Al-Hadid ayat 20 yaitu:
إعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Artinya: “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”
Oleh karena itu, mari banyak berdo’a kepada Allah SWT agar selalu diberi sifat qanaah. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a sebagai berikut:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
Artinya: “Ya Allah, aku meminta pada-Mu petunjuk, ketakwaan, diberikan sifat ‘afaf (keterjagaan) dan ghina (selalu merasa cukup),” (HR Muslim).
Wallohu A’lam
Oleh Aryan Andika