Benarkah Kita Bisa Bersedekah dengan Telinga, Simak
TSIRWAH INDONESIA – Jangan jadikan telinga sebagai hiasan. Jadikan ia sumber kebahagiaan.
Demikianlah pesan Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag. dalam bukunya yang berjudul Hidup Masih Koma, Belum Titik. Dalam buku tersebut terdapat sebuah bab berjudul Bersedekah dengan Telinga. Bagaimana maksudnya?
Berangkat dari firman Allah SWT dalam Q.S. Az-Zumar [39]: 17-18 berikut,
وَالَّذِينَ اجْتَنَبُوا الطَّاغُوتَ أَنْ يَعْبُدُوهَا وَأَنَابُوا إِلَى اللَّهِ لَهُمُ الْبُشْرَى فَبَشِّرْ عِبَادِ (17) الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ وَأُولَئِكَ هُمْ أُولُواْ الألْبَابِ (18)
Artinya: “Dan orang-orang yang menjauhi Thaghut (yaitu) tidak menyembahnya, dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu, sampaikanlah berita itu kepada hamba-hambaKu yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.”
Bab Bersedekah dengan Telinga menekankan pada kalimat kunci “yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya”, dimana penggalan ayat tersebut menerangkan agar manusia belajar menjadi pendengar yang baik.
Telah banyak dijumpai pembicara yang hebat dan handal. Mereka mengajarkan bermacam cara agar manusia menjadi lebih pandai dalam bertutur. Namun, masih sangat jarang dijumpai pembahasan untuk menjadi pendengar yang baik.
Padahal, sejatinya mendengarkan dengan akhlak adalah bentuk sedekah atau hadiah yang indah yang bisa diberikan bagi semua orang dari semua orang pula.
BACA JUGA : Abdullah ibnu Mas’ud Bagian dari Mukjizat Rasulullah SAW
Manusia adalah makhluk yang butuh didengar, maka sudah selayaknya bagi umat muslim untuk berakhlak sebagaimana Allah Yang Maha Mendengar (As-Sami’).
Bukankah Allah SWT telah mengajarkan pada manusia untuk mendengar seruanNya dalam adzan setiap hari? Bukankah manusia diciptakan dengan dua telinga, tapi hanya dengan satu mulut?
Dari sana dapat dilihat bagaimana Allah SWT begitu hebatnya mengajarkan akhlak dalam istimewanya tindakan mendengar dengan bersungguh-sungguh. Tindakan mendengar yang tidak hanya sebatas melalui telinga, tetapi juga melalui hati.
Lantas bagaimana cara menjadi pendengar yang baik? Berikut beberapa tips dari Prof. Moh. Ali Aziz yang dapat diterapkan:
- Menatap orang yang sedang berbicara
- Mencondongkan badan ke arah pembicara dan mendengarkan dengan penuh perhatian
- Mengajukan pertanyaan
- Mengikuti topik pembicaraan dan tidak menyela
- Belajar mencari tema sentral pembicaraan orang lain
- Berfokus pada isi, bukan pada cara penyampaian
- Tidak terlalu cepat menarik kesimpulan dengan memalingkan perhatian
Jika terdapat rasa senang dan dihargai ketika didengar oleh orang lain, maka sebaiknya seperti itu pula memperlakukan orang lain. Menerapkan beberapa tips di atas dapat membuat kita mulai belajar memperlakukan orang lain dengan akhlak mulia.
Dengan demikian, kita tidak hanya dapat menjadi pembicara yang baik, tetapi juga menjadi pendengar yang bisa menghargai orang lain.
Wallohu A’lam
Oleh Sekar Noshafitria Harumi