Kehidupan Manusia Akhir Zaman: 3 Dosa yang Telah Dinormalisasi
TSIRWAH INDONESIA – Bencana yang kerap terjadi akhir-akhir ini menjadi bukti nyata bahwa umat manusia kini tengah menghadapi kehidupan akhir zaman. Kiamat tidak hanya ditandai dengan fenomena alam, melainkan juga dari banyaknya maksiat yang merajalela.
Berbagai macam dosa telah dinormalisasi, bahkan banyak orang yang menyepelekan dan memilih abai terhadap maksiat yang dilakukannya. Berikut merupakan bentuk perilaku manusia yang menunjukkan adanya hal tersebut, di antaranya adalah:
1. Orang-orang yang Bangga Memamerkan Maksiat
Tak jarang seseorang merasa bangga saat dirinya memiliki pacar, entah karena parasnya atau bentuk perhatian yang diberikan kekasihnya, kemudian dipamerkan ke dunia maya, dan membuat sebagian orang juga ingin merasakannya.
Hal tersebut lah yang kemudian menjadi salah satu alasan meningkatnya praktik pacaran di kalangan anak muda, yang sudah seperti momen wajib untuk menikmati masa remaja mereka, dan tidak ingin sampai melewatkannya.
Jelas ini bertentangan dengan nilai-nilai agama, terutama dalam konteks Islam yang menegaskan agar menghindari perbuatan yang mendekati zina. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 32.
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةًۗ وَسَاۤءَ سَبِيْلًا
Artinya: “Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya (zina) itu adalah perbuatan keji dan jalan terburuk.”
Ayat di atas jelas memberikan peringatan kepada umat muslim agar menjauhi zina. Namun, sebagian orang masih bersikap abai terhadap larangan tersebut, sehingga pacaran menjadi hal yang wajar bagi sebagian orang.
Baca Juga: Bukan Zaman Now, tapi Zaman Akhir, Begini Faktanya
2. Semakin Marak Hubungan Sesama Jenis
Tidak diperbolehkan menjalin hubungan asmara yang haram bersama lawan jenis, bukan berarti bisa melakukannya dengan sesama gender, karena hal tersebut sangat menyimpang dari norma negara, apalagi dalam agama.
Tidak ada satupun agama yang memberikan ajaran terkait hubungan terlarang tersebut.
Mengutip dari iqra.republika.co.id, hubungan sesama jenis adalah perbuatan keji yang belum pernah ada dalam sejarah umat manusia sebelum umat Nabi Lut. Hal tersebut kemudian membuat umat Nabi Lut mendapat sebutan umat yang melampaui batas, dan akhirnya memperoleh azab di dunia juga di akhirat.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Araf ayat 80-81.
وَلُوۡطًا اِذۡ قَالَ لِقَوۡمِهٖۤ اَتَاۡتُوۡنَ الۡفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمۡ بِهَا مِنۡ اَحَدٍ مِّنَ الۡعٰلَمِيۡنَ ٨٠ اِنَّكُمۡ لَـتَاۡتُوۡنَ الرِّجَالَ شَهۡوَةً مِّنۡ دُوۡنِ النِّسَآءِ ؕ بَلۡ اَنۡـتُمۡ قَوۡمٌ مُّسۡرِفُوۡنَ ٨١
Artinya: “Dan (Kami juga telah mengutus) Lut, ketika dia berkata kepada kaumnya, ‘Mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di dunia ini). Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas.'”
3. Kebohongan Mulai Dibenarkan
Kejujuran kini sudah seperti sesuatu yang sulit ditemukan, sebab orang-orang lebih mudah untuk melakukan atau mendapatkan suatu kebohongan. Banyak kesuksesan yang diperoleh dari hasil kecurangan, dan tak sedikit kegagalan terjadi karena seseorang terlalu jujur.
Seringkali dunia pendidikan mendapat kasus kecurangan dari peserta didiknya, seperti menyontek atau melakukan joki tugas.
Melansir dari depok.tribunnews.com, mahasiswa yang curang di perguruan tinggi cenderung melakukan korupsi dan kolusi di dunia kerja, merugikan institusi, masyarakat, dan negara.
Meski begitu, budaya menyontek saat ini masih sulit ditinggalkan, sebab beberapa dari mereka ada yang masih merasa kurang percaya diri dengan hasil belajarnya.
Tak jarang pula orang yang telah bekerja keras kalah oleh mereka yang memakai cara cerdas, dalam artian berbuat kebohongan untuk mendapatkan sesuatu. Fenomena ini menunjukkan adanya perubahan nilai dalam masyarakat.
Sebagai umat Islam yang hidup di akhir zaman, penting untuk terus berpegang teguh pada iman, supaya mampu menghadapi berbagai godaan menyesatkan yang bisa merusak akhlak seorang muslim dan mengganggu tatanan masyarakat.
Selain itu, perlu adanya perbaikan moral pada tiap individu untuk mencegah meningkatknya praktik tiga dosa di atas yang saat ini telah dinormalisasi. Demikian kehidupan akhir zaman, semoga kita dapat menghindarinya, aamiin.
Wallohu’alam
Oleh Khalishah Nabila Firdaus