Hikmah & Wawasan

Krisis Pangan di Masa Depan dan Respon Islam Terhadapnya, Simak

TSIRWAH INDONESIA – Kelaparan merupakan sebuah bencana yang terjadi karena berkurangnya suplai makanan yang tersedia. Jika hal ini terjadi secara meluas, maka dapat dikatakan sebagai bencana.

Beberapa negara yang pernah mengalami bencana kelaparan adalah China tahun 1960-an, beberapa negara di Eropa pada abad ke 14, dan Haiti.

Mengutip laman times.com, tahun 2050 merupakan waktu yang rentan terjadinya krisis pangan. Penyebabnya karena lonjakan populasi penduduk, sehingga kebutuhan pangan naik 60% dari saat ini.

Terlebih, kasus tersebut diperparah dengan perubahan iklim yang tidak menentu yang mengakibatkan menurunnya hasil panen. 

Tulisan ini akan mengulas lebih rinci tentang faktor terjadinya krisis pangan di atas, serta respon islam di dalamnya, berikut penjelasannya: 

Mengutip laman actionagainsthunger.org, perubahan iklim yang tidak menentu serta bencana alam dapat menyebabkan terganggunya sistem pertanian. 

Dampak hal tersebut adalah risiko terjadinya gagal panen sehingga sebabkan kelaparan dan malanutrisi.

Tercatat sejak tahun 2008, hampir sebanyak 175 juta orang terpaksa pindah dari kediamannya akibat bencana alam.

Sebenarnya bila menyelisik lebih dalam, krisis iklim merupakan dampak dari kerusakan lingkungan yang terjadi akibat tangan manusia.

Terkait fenomena di atas, Allah subhanahu wa ta’ala telah berfirman dalam surah Al-Rum ayat 41:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah subhanahu wa ta’ala membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Ayat tersebut menerangkan sesungguhnya kerusakan yang terjadi di dunia merupakan ulah dari keserakahan manusia itu sendiri.

Di dalam Tafsir Tahlili Kemenag dijelaskan bahwa ayat ini menunjukkan hukum Allah subhanahu wa ta’ala yang bersifat sebab akibat.

Kesengsaraan yang dialami manusia akibat kerusakan alam merupakan konsekuensi dari perbuatan yang telah mereka lakukan.

Sebagai khalifah, manusia diberi keistimewaan oleh Allah subhanahu wa ta’ala berupa seluruh apa yang ada di langit dan bumi merupakan sebuah amanah yang harus dijaga. 

Mengutip laman un.org, perubahan iklim terjadi oleh tujuh faktor utama, yaitu: penghasil listrik, manufaktur kayu, deforestasi (penebangan pohon), penggunaan transportasi, produksi makanan, penggunaan listrik pada bangunan dan penggunaan energi berlebih.

Dari ketujuh faktor di atas dapat diringkas dalam tiga poin utama, yaitu:

Pertama, penebangan pohon. Penebangan pohon sampai saat ini terus terjadi karena banyak faktor seperti kebutuhan manufaktur, pembukaan lahan pertanian maupun hunian.

Kedua, penggunaan bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil juga masih menjadi komoditas utama umat manusia ketimbang bahan bakar terbaharukan.

Sebagai contoh, dalam laman cnbcindonesia.com, dikatakan bahwa tahun 2022 Indonesia masih menggunakan 62% batubara sebagai bahan bakar pembangkit listrik.

Ketiga, konsumsi berlebih. Konsumsi berlebih adalah faktor lain yang tidak kalah penting baik itu dalam penggunaan bahan bakar, listrik maupun makanan. 

Ketiga faktor tersebut dapat menyebabkan meningkatnya produksi CO2 yang berdampak pada naiknya suhu bumi, perubahan iklim tidak menentu, bahkan gagal panen.

Mengutip laman unpa.org, jumlah populasi manusia tahun 2023 mencapai 8 miliar jiwa.  Jumlah ini masih terus bertambah sampai beberapa dekade ke depan. Dalam laman statista.com, dikatakan bahwa tahun 2050 populasi manusia mencapai 9,75 miliar jiwa.

Populasi manusia naik secara signifikan pasca wabah Black Death yang melanda dunia pada abad ke 14. Menurut laman kompas.comBlack Death merupakan pandemi yang disebabkan oleh penyakit pes dan menewaskan ratusan juta jiwa di seluruh dunia. 

Sementara itu, di dalam islam terdapat sebuah hadis yang oleh sebagian umat islam dipahami sebagai anjuran memperbanyak anak.

Tentu, hadis ini bila dikontekstualisasikan dengan realita zaman sekarang, bisa diartikan sebagai mendukung pertumbuhan penduduk.

Hadis tersebut diriwayatkan oleh sahabat Ma’qal bin Yasir yang diabadikan dalam kitab Sunan Abu Dawud, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمُ الْأُمَم

Artinya: “Menikahlah dengan perempuan yang punya kecintaan, punya banyak keturunan, sebab aku akan membanggakan jumlah kalian di hadapan para pemimpin umat lain (esok di hari Kiamat),” (HR. Sunan Abi Dawud).

Ma’arif dalam laman alif.id, mengatakan bahwa secara tekstual, hadis tersebut merupakan anjuran dari Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memperbanyak keturunan.

Dengan pemahaman berbasis teks tersebut, banyak umat muslim yang juga berasal dari kalangan menengah ke bawah memperbanyak keturunan tanpa memperhatikan kualitas. 

Sebagai konsekuensinya, jumlah banyak tanpa diikuti kualitas yang baik justru menambah permasalahan sosial.

Masalah sosial yang dimaksud seperti meningkatnya kemiskinan, kriminalitas maupun kebutuhan akan pangan.

Itulah ulasan terkait krisis pangan yang akan terjadi di masa depan serta reapon islam terhadapnya. 

Secara garis besar, krisis pangan yang akan terjadi tahun 2050 disebabkan oleh dua faktor yaitu perubahan iklim yang tidak menentu dan over populasi.

Jumlah manusia yang mendekati 10 miliar juta jiwa menuntut kebutuhan pangan yang lebih banyak.

Bagi sebagian umat islam, pertambahan jumlah penduduk justru dianggap bagian dari pengamalan hadis nabi. 

Masalah tersebut bertambah parah ketika rusaknya siklus iklim yang disebabkan oleh keserakahan manusia itu sendiri.

Rusaknya siklus iklim menyebabkan berbagai bencana, utamanya ancaman gagal panen.  

Hal tersebut juga telah diabadikan Alquran dalam surah Ar-Rum bahwa kerusakan yang terjadi di bumi tidak lain karena ulah manusia.

Wallohu A’lam
Oleh Ustadz Muhammad Wildan Amri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator