Akhlak

Lakukan 3 Hal ini agar Selamat dari Siksaan Allah

TSIRWAH INDONESIA – Setiap orang menginginkan selamat dari siksaan Allah subhanahu wata’ala. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang menginginkan siksaan, terlebih lagi siksaan Allah.

Maka mengenai hal ini terdapat langkah-langkah yang mesti dilakukan agar kita selamat dari siksaan Allah SWT. Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Nashoihul Ibad karangan Imam Ibnu Hajar Al Asqolani disebutkan:

اما المنجيات : فخشية الله تعالى في السر و العلانية  و القصد في الفقر والغنى و العدل في الرضاء و الغضب

Artinya: “Adapun hal yang menyelamatkan manusia dari siksaan Allah adalah, takut kepada Allah secara rahasia dan terang-terangan, sederhana dalam kehidupan dunia baik di saat fakir maupun kaya, adil antara senang dan marah.”

Berikut ulasannya:

Takut kepada Allah SWT yang menempati tingkatan kedua yakni takut kepada Allah SWT atas dasar iman dan ilmu. Takut ini hanya dialami oleh orang-orang tertentu.

Sedangkan takut tingkatan pertama adalah takut kepada siksaan Allah, dan hal ini banyak dialami oleh orang-orang awam.

Banyak dari kita yang hanya takut kepada Allah secara terang-terangan atau di hadapan banyak orang saja, tidak ketika kita sendirian.

Bahkan kita sering lupa bahwa Allah adalah dzat yang tidak pernah mengantuk apalagi tertidur. Allah juga adalah dzat yang mengetahui apa yang terlihat dan tidak terlihat.

Allah berfirman dalam surat Al-A’la ayat 7 yang berbunyi:

إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُ ۚ إِنَّهُۥ يَعْلَمُ ٱلْجَهْرَ وَمَا يَخْفَىٰ ﴿٧﴾

Artinya: “kecuali jika Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.”

Kehidupan di dunia merupakan kehidupan sementara, sudah seharusnya kita tidak berlebihan hidup di dalamnya, hiduplah dengan sederhana dan jangan berlebihan.

Allah berfirman dalam surat Al-A’rof ayat 31 yang berbunyi:

يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ خُذُوا۟ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْرِفِينَ ﴿٣١﴾

Artinya: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

Adil antara senang dan marah maksudnya adalah senang, suka, ridho, dan cinta hendaknya karena Allah, marah pun karena mencari keridhoan Allah.

Rasulullah pun pernah marah, dalam hadisnya dijelaskan:

كان صلى الله عليه وسلم لا يغضب لنفسه فإذا ا تنتهكت حرمات الله لم يقم لغضبه شيء

Artinya: “Nabi shallallahu ‘alahi wasallam tidak marah untuk kepentingan (pribadinya). Namun jika agama Allah dihina (ajaranNya dilanggar), maka tidak ada sesuatu apapun yang bisa tegak di hadapan kemarahan beliau,” (HR Imam al-Thabarani dan Imam al-Tirmidzi).

Dalam hal ini Rasulullah marah karena mencari ridho Allah dan demi agama Allah.

Wallohu A’lam
Oleh Ning Nadiyatul Muqaddasah

Editor: Dewi Anggraeni, S.Hum

Aktivis dakwah, jurnalis, interpersonal skill, tim work, content creator, dan emotional management.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator