Mengajarkan Bahasa Arab pada Balita, Simak Info Menariknya
TSIRWAH INDONESIA – Balita atau bayi di bawah lima tahun sering disebut sebagai usia golden age.
Golden age merupakan kondisi saat seorang anak berada pada fase perkembangan fisik dan otak terbaik.
Kondisi ini ketika anak berada pada usia 0 hingga 5 tahun. Usia tersebut merupakan periode terpenting dalam masa-masa awal pertumbuhan anak.
Menurut sebuah studi berjudul Early Language Learning and Literacy: Neuroscience Implications for Education pada 2011, terdapat informasi bahwa perkembangan otak balita sangat plastis atau mudah dibentuk.
Kondisi itu menjadikan seorang anak dapat menyerap lebih dari satu bahasa secara efisien.
Tidak hanya itu, menurut buku Langkah Awal Memahami Linguistik, kondisi otak yang plastis itu mempermudah seorang anak menirukan pengucapan kata-kata asing.
Fakta-fakta di atas membuka kemungkinan bagi balita di Indonesia untuk juga mempelajari bahasa lain, misalnya Bahasa Arab.
BACA JUGA : 4 Posisi Anak dalam Alquran, Yuk Cek Posisi Masing-Masing
Alasan Mengajarkan Bahasa Arab
Bahasa Arab sendiri merupakan bahasa dalam Al-Qur’an, sebagaimana terdapat dalam surah Yusuf ayat 2 berikut:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ
Artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”
Mengajarkan anak berbahasa Arab sejak dini dapat mempermudah pemahamannya terhadap Al-Qur’an kelak.
Kemudahan dalam pemahaman Al-Qur’an tentu dapat membantu anak dalam perjalanan hidupnya, sebab Al-Qur’an adalah pedoman bagi manusia.
Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam surah Al-Jatsiyah ayat 20, berikut:
هَـٰذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Artinya: “Al-Qur’an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk, dan rahmat bagi kaum yang meyakini.”
Pedoman, petunjuk, dan rahmat itu tercurahkan dalam bahasa Arab. Maka dari itu, mempelajari bahasa Arab akan sangat membantu dalam proses anak mempelajari agamanya.
Mengajarkan anak balita berbahasa Arab sama saja dengan menjadikannya bilingual atau orang yang menggunakan dua bahasa.
Namun, tidak perlu khawatir mengenai hal tersebut, sebab telah terbukti dalam sebuah jurnal karya Bialystok bahwa justru bilingualisme pada anak membantunya memiliki kemampuan berpikir fleksibel dan multitasking yang lebih baik.
Oleh karenanya, mengajarkan bahasa Arab di samping bahasa Indonesia pada balita memberikan keuntungan bagi anak ke depannya.
Tentu saja mengajarkan sesuatu pada balita perlu diseimbangkan dengan porsinya.
Semoga Allah SWT senantiasa mempermudah segala sesuatu yang kita pelajari.
Wallahu A’lam
Sekar Noshafitria Harumi