Alquran & Hadits

Menyingkap Tabir di Balik Keagungan Surat Al-Fatihah

TSIRWAH INDONESIA Surat Al-Fatihah merupakan surat yang pertama diturunkan secara lengkap oleh Allah subhanahu wa ta’ala sebelum Rasulullah shallallahu alaihi wasallam hijrah ke Madinah. 

Surat Al-Fatihah berarti pembukaan, induk dari segala ayat dalam Al-Quran (Ummul Quran). Surat Al-Fatihah adalah surat yang paling agung di dalam Al-Quran.

Syekh Ali Jaber dalam bukunya yang berjudul Amalan Ringan Paling Menakjubkan menjelaskan bahwa, tidak ada di dalam Taurat, Injil, dan Al-Quran yang seperti surat Al-Fatihah. 

Beliau mengatakan, jika ingin mempelajari Al-Quran, maka pahamilah Al-Fatihah, karena seluruh isi Al-Quran sudah dirangkum di dalam surat Al-Fatihah dan surat Al-Fatihah seimbang dengan seisi Al-Quran.

Al-Fatihah merupakan surat yang diambil langsung oleh Allah SWT dari dalam perbendaharaan di bawah Arasy. Surat Al-Fatihah selalu diulang-ulang setiap kali melaksanakan sholat.

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat Al-Hijr ayat 87:

وَلَقَدْ اٰتَيْنٰكَ سَبْعًا مِّنَ الْمَثَانِيْ وَالْقُرْاٰنَ الْعَظِيْمَ

Artinya: “Dan sungguh, Kami telah memberikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al-Quran yang agung.”

Selain ayatnya dibaca berulang-ulang, Allah SWT juga membagi surat Al-Fatihah menjadi dua bagian, sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadis bahwa, Rasulullah SAW bersabda:

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ

Artinya: “Allah azza wa jalla berfirman, ‘Aku membagi sholat antara-Ku dengan hamba-Ku menjadi dua bagian dan bagi hamba-Ku apa yang dia minta’,” (HR Muslim).

Kalimat pujian pada Allah SWT dirangkum dalam empat ayat pertama surat Al-Fatihah.

Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis bahwa, Rasulullah SAW bersabda:

فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ:(الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ) قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: حَمِدَنِي عَبْدِيي، وَإِذَا قَالَ: (الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ) قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ: (مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ) قَالَ اللَّهُ: مَجَّدَنِي عَبْدِي

Artinya: “Maka ketika hambaku berkata, ‘Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan seluruh alam’, Allah SWT menjawab, ‘Hambaku telah memuji-Ku’. Ketika seorang hamba berkata: ‘Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang’, Allah SWT menjawab: ‘Hambaku telah menyanjungku’. Jika hamba tersebut mengucapkan, ‘Yang menguasai hari pembalasan’, Allah SWT menjawab, ‘Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku’,” (HR Muslim).

Kemudian Rasulullah SAW bersabda:

فَإِذَا قَالَ:(إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ) قَالَ: هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ

Artinya: “Ketika seorang hamba berkata: ‘Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan’, Allah SWT menjawab, ‘ Ini antara-Ku dan  hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta’,” (HR Muslim).

Ayat keempat ini bermakna seorang hamba melakukan apapun semata-mata untuk ibadah kepada Allah SWT.

Jika ingin permintaan dikabulkan oleh Allah SWT, maka pahamilah ayat keenam dan ketujuh surat Al-Fatihah

Rasulullah SAW bersabda:

فَإِذَا قَالَ: (اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ, صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ) قَالَ: هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي

Artinya: “Saat hamba berkata: ‘Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang yang Engkau beri nikmat kepadanya, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat’, Allah SWT pun menjawab: ‘Ini untuk hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia pinta’,” (HR Muslim).

Setelah membaca Al-Fatihah, seseorang disunnahkan membaca أمين yang bermakna ‘kabulkanlah’. Hal ini bertujuan agar Allah SWT mengabulkan doa yang dipanjatkan.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ وَأَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُمَا أَخْبَرَاهُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا أَمَّنَ الْإِمَامُ فَأَمِّنُوا فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ تَأْمِينُهُ تَأْمِينَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ قَالَ ابْنُ شِهَابٍ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ آمِينَ حَدَّثَنِي حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي ابْنُ الْمُسَيَّبِ وَأَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِ حَدِيثِ مَالِكٍ وَلَمْ يَذْكُرْ قَوْلَ ابْنِ شِهَابٍ

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dia berkata, saya membaca di hadapan Malik dari Ibnu Syihab dari Sa’id bin Al-Musayyab dan Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa keduanya telah mengabarkan kepadanya dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa, Rasulullah SAW bersabda: ‘Apabila imam mengucapkan amin, maka ucapkanlah amin, karena barangsiapa yang bacaan aminnya bertepatan dengan bacaan aminnya malaikat, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni’,” (HR Muslim No. 618).

Surat AlFatihah merupakan surat yang paling agung di dalam Al-Quran, diambil langsung oleh Allah SWT dalam perbendaharaan di bawah Arasy dan dibaca berulang-ulang dalam sholat. 

Allah SWT membagi surat Al-Fatihah menjadi dua bagian. Ayat pertama hingga ayat kelima merupakan kalimat pujian kepada Allah SWT, ayat enam dan tujuh merupakan permintaan seorang hamba pada Allah SWT.

Wallohu A’lam
Oleh Wilda Febriani

Editor: St. Chikmatul Haniah

Aktivis Dakwah, Penulis, Content creator, serta peniti karir akhirat dengan membangun rumah santri virtual melalui media sosial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator