Mikroplastik; Tak Kasat Mata Namun Membahayakan
TSIRWAH INDONESIA – Beberapa orang mungkin masih awam dengan mikroplastik. Benda kecil ini, apabila manusia membiarkannya begitu saja, akan berdampak buruk.
Sesuai dengan namanya, mikroplastik berasal dari plastik yang telah menjadi sampah. Plastik merupakan salah satu kebutuhan manusia, jumlahnya tersebar di mana-mana. Kuantitasnya yang melimpah, menyebabkan sampahnya juga paling banyak.
Mengenal Mikroplastik
Sebagaimana kalimat sebelumnya, bahwa mikroplastik berasal dari sampah plastik. Sampah yang dibuang akan teruraikan oleh lingkungan, termasuk sinar matahari. Namun, apakah sampah plastik kemudian akan hancur lebur begitu saja, sayangnya tidak.
Sampah plastik membutuhkan waktu yang lama untuk hancur, bahkan butuh beratus-ratus tahun lamanya. Ketika terurai, sampah akan menjadi rapuh dan pecah, kemudian akan menjadi partikel-partikel kecil. Partikel-partikel inilah yang disebut dengan mikroplastik.
Jadi, mikroplastik berasal dari sampah plastik yang tidak terurai dengan sempurna, dengan ukuran kurang dari 5 mm. Melansir dari ayosehat.kemkes.go.id, mikroplastik terdiri dari dua jenis,yaitu mikro primer dan mikro sekunder.
Mikro primer berasal dari produk tertentu yang sering manusia pakai, seperti kosmetik, sabun, deterjen, dan pakaian. sedangkan, mikro sekunder berasal dari penguraian sampah plastik di lautan.
Penyebaran Sampah Plastik di Indonesia
Kebutuhan manusia akan plastik mencapai jumlah yang sangat besar, hal ini mengakibatkan sampah dari plastik pun makin banyak. Sementara, penanggulangan sampah di Indonesia masih kurang terlaksana.
Melansir dari ecoton.or.id, Indonesia menjadi penyumbang polusi plastik ketiga di dunia, setelah India dan Nigeria. Indonesia menyumbang sebesar 3,4 juta metrik ton per tahunnya.
Berdasarkan hasil Ekspedisi Sungai Nusantara oleh Ecological Observation and Wetlands Conservation, sampah plastik telah mencemari sungai-sungai besar di Indonesia. Limbah domestik dan industri, menjadi sumber utama munculnya polusi plastik, yang mencemari sumber air di Indonesia.
Melansir dari unep.org, sampah plastik menduduki populasi terbanyak dari sampah yang ada di lautan, setidaknya 85% dari total limbah laut. Apa kabar Indonesia, yang mana 70% wilayahnya adalah lautan.
Lautan seluas itu, kemudian tercemari oleh sampah plastik berjuta-juta ton, yang sulit terurai dan hanya akan berubah menjadi partikel-partikel kecil yang disebut mikroplastik. Partikel kecil inilah, yang menjadi sumber makanan biota lautan.
Plastik yang melimpah itu selain dapat mengganggu kehidupan biota laut, juga dapat mengancam kesehatan manusia. Bayangkan, hewan laut yang sering manusia konsumsi, ternyata mengandung mikroplastik, yang sulit terurai dalam tubuh manusia.
|| BACA JUGA : 4 Manfaat Mandi Air Laut bagi Kesehatan, Simak Penjelasannya
Mikroplastik Membahayakan Kesehatan Manusia
Kesehatan lingkungan dan kesehatan manusia, saling berhubungan erat. Sumber makanan yang terkontaminasi dengan racun dan bakteri, dapat mempengaruhi kesehatan manusia.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ecological Observatioan and Wetlands Conservation, mengungkapkan bahwa mikroplastik dapat mempengaruhi kesehatan manusia melalui pernapasan, pencernaan, dan paparan dari plastik yang melapuk.
Partikel-partikel kecil dari plastik atau mikroplastik ini, pada akhirnya tertelan oleh penghuni lautan, seperti ikan yang menjadi sumber makanan manusia sehari-hari. Sehingga, inilah yang menjadi salah satu jalan, plastik masuk ke dalam tubuh manusia.
Selain melalui makanan dan minuman, mikroplastik juga dapat mencemari udara. Partikel-partikel kecil ini, dapat berasal dari abrasi ban mobil, pakaian sintesis, dan proses pemorosotan plastik yang disebabkan oleh panas dan sinar matahari.
Melansir dari plasticsmartcities.wwf.id, dampak mikroplastik bagi kesehatan manusia, diantaranya akumulasi dalam tubuh.
Meskipun memiliki ukuran yang kecil, lambat laun jika tidak mencegahnya, maka mikroplastik akan menumpuk di organ-organ tubuh, seperti hati, ginjal dan usus.
Selain itu, beberapa plastik menggunakan bahan kimia, hal ini pun dapat menyebabkan kanker
Mikroplastik juga menyebabkan turunnya imun tubuh. Ketika tertelan atau terhirup, mikroplastik dapat merangsang imun, menyebabkan peradangan, dan membuat tubuh lemah untuk melawan infeksi.
Langkah-Langkah mengurangi munculnya mikroplastik
Bahaya mikroplastik yang dapat mengancam kesehatan manusia, haruslah menjadi bahan perhatian dunia. Mungkin dunia telah membahas mengenai permasalahan ini, akan tetapi masyarakat terpencil perlu mengetahuinya lebih dalam.
Terdapat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian, untuk mengurangi munculnya mikroplastik di Indonesia:
- Kebijakan Penguasa. Pemerintah penting mengambil andil dalam hal ini, baik pemerintah daerah maupun pemerintah yang lebih tinggi lagi, seperti Presiden. Menurut ecoton.or.id, banyak yang perlu pemerintah lakukan, di antaranya adalah menguji kadar mikroplastik pada air sungai dan biota laut, termasuk mengedukasi masyarakat baik secara online maupun secara langsung.
- Secara individual, manusia harus memulainya lebih dahulu ketika telah mengetahui ilmunya.
- Tidak mencampuradukkan sampah organik dan anorganik. Sampah organik seperti daun-daunan, sisa makanan, buah-buahan, kertas dan karton. sedangkan, sampah anorganik misalnya kaleng aluminium, plastik, styrofoam, dll.
- Produsen menghentikan produksi kosmetik dan produk perawatan tubuh yang mengandung microbeads (butiran-butiran plastik yang halus)
Perspektif Islam Dalam Melindungi Lingkungan
Islam sebagai agama telah memberikan panduan lengkap, seperti apa harusnya hidup ini berjalan. Panduan lengkap itu adalah Al-Qur’an. Topik mengenai kebersihan sangatlah Islam tekankan, karena kebersihan menjadi salah satu syarat sahnya ibadah seorang Muslim.
Sebuah hadits berbunyi:
اَلطََّهُوْرُشَطْرُاْلإِيمْاَن (واه مسلم)
Artinya: “ Kebersihan itu adalah separuh dari Iman,” (H.R Muslim)
Berbicara mengenai kebersihan, maka sebuah kewajiban untuk setiap muslim, memelihara dan merawat kebersihan lingkungan dan juga dirinya. Bagaimana seseorang dapat memelihara dirinya, sedang lingkungannya saja tidak terawat.
Perkara ini pun, telah Allah subhanahu wa ta’ala ungkapkan dalam firman-Nya, Al-Qur’an surah Al-a’raf ayat 56:
وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ
Artinya: “ Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya denga rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.”
Oleh karena itu, menjaga kebersihan dan merawat lingkungan, bukan hanya bentuk menjaga diri, akan tetapi sebagai wujud ketaatan manusia kepada Sang Pencipta, yakni Allah SWT.
Wallahu a’lam
oleh: Nartati