Orang Tua Wajib Tahu, 4 Catatan Penting dalam Mendidik Anak Perempuan
TSIRWAH INDONESIA – Anak perempuan adalah rezeki yang luar biasa dari Allah subhanahu wa ta’ala terhadap orang tuanya.
Begitu istimewanya seorang anak perempuan, sehingga begitu besar pula tanggung jawab dalam mendidiknya. Keistimewaan anak perempuan bagi orang tuanya tercantum dalam sabda Rasulullah shalallahu alaihi wassalam berikut:
من ابتلي بشيء من البنات فصبر عليهن كن له حجابا من النار
Artinya: “Siapa yang diberikan rezeki anak-anak perempuan, kemudian ia bersabar dalam memperlakukan mereka niscaya mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka,” (HR Bukhari dan Muslim).
Menurut penjelasan Abdul Mun’im Ibrahim dalam bukunya yang berjudul Mendidik Anak Perempuan, hadits di atas menegaskan bahwa mendidik anak perempuan merupakan cobaan yang paling besar.
Oleh karena itu, telah dijelaskan dalam hadits tersebut agar orang tua senantiasa bersabar, dan berbuat baik pada anak-anak perempuannya, sehingga mereka dapat menjadi penghalang baginya dari api neraka.
Besarnya keutamaan dari mendidik anak perempuan tersebut dapat diwujudkan oleh orang tua, tentunya apabila diiringi niat yang lurus dalam pelaksanaannya.
Niat Lurus dalam Mendidik Anak
Perlu disadari dengan sungguh-sungguh, bahwa mendidik anak adalah sebuah kewajiban, sebagaimana firman Allah SWT dalam penggalan surah At-Tahrim ayat 6 berikut:
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا قُوۡۤا اَنۡفُسَكُمۡ وَاَهۡلِيۡكُمۡ نَارًا
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, periharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.”
Dalam buku Mendidik Anak Perempuan disebutkan bahwa Asy-Syafi’i mengulas ayat tersebut mengenai kewajiban orang tua mendidik anaknya yang kecil tentang hal-hal yang harus diketahui ketika memasuki masa balig.
Berdasar penjelasan tersebut, para orang tua diharap lebih berhati-hati dalam niatnya mendidik seorang anak.
Niat mendidik anak tidak lain haruslah berangkat dari kecintaan yang tulus kepada Allah SWT, kemudian diiringi pemahaman akan kewajiban sebagai orang tua.
Menghindarkan Anak Perempuan dari Maksiat
Baca Juga: Beginilah 4 Cara Menghidupkan Al-Qur’an pada Jiwa Seorang Anak
Salah satu bentuk menjalankan kewajiban dalam mendidik anak adalah menghindarkan anak perempuan dari hal-hal yang dapat menimbulkan maksiat.
Berikut ini adalah empat cara yang dapat diterapkan dalam menghindarkan anak perempuan dari hal-hal yang bisa membawa pada kesesatan menurut buku Mendidik Anak Perempuan karya Abdul Mun’im Ibrahim:
1. Memisahkan Tempat Tidur Anak
Anjuran memisahkan tempat tidur bagi anak telah diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu dalam sabda Rasulullah SAW berikut:
مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا، وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
Artinya: “Perintahkanlah anak-anak kalian mengerjakan sholat ketika telah menginjak usia tujuh tahun, jika mereka meninggalkan sholat ketika telah memasuki usia sepuluh tahun, maka pukullah, dan pisahkanlah tempat tidur mereka,” (HR Ahmad dan Abu Dawud).
Secara tegas, hadits ini melarang percampuran (ikhtilath) antara anak-anak di dalam rumah ketika telah berusia sepuluh tahun. Oleh karenanya, wajib untuk memisah tempat tidur mereka.
Tujuan daripada memisahkan tempat tidur adalah untuk menanamkan rasa sopan, malu, dan menjaga diri dari hal-hal yang dinilai tidak baik (‘iffah).
2. Memisahkan Anak Laki-laki dan Perempuan di Taman Kanak-kanak
Dalam rangka mencegah ikhtilath, orang tua sebaiknya memilih taman kanak-kanak yang memisahkan antara anak laki-laki dan perempuan.
Hal ini dikarenakan taman kanak-kanak merupakan tempat yang bisa menjadi awal terjadinya percampuran atau ikhtilath tersebut.
Apabila di dalam rumah saja tempat tidur harus dipisah, maka sudah selayaknya di luar pun harus menghindari terjadinya percampuran.
3. Menjauhkan Anak Perempuan dari Mode Pakaian yang Tidak Sopan
Menjadi kewajiban orang tua untuk memberi edukasi bahwa segala mode pakaian yang dilarang oleh agama adalah tidak untuk dikenakan oleh anak perempuan.
Pada era modern ini, berpakaian sopan dan sesuai dengan tuntunan agama menjadi hal yang langka, maka dari itu, orang tua hendaklah menanamkannya sejak seorang anak masih kecil.
4. Berhati-hati dengan Seragam Siswi Masa Sekarang
Seiring berjalannya waktu, mode seragam siswi mengalami pergeseran yang mengarah pada penyimpangan nilai agama.
Contohnya adalah kaus kaki yang awalnya bisa menutupi kedua betis, kemudian diubah menjadi lebih pendek.
Sebagai orang tua, hendaknya membantu anak perempuannya untuk dapat membedakan baik dan buruk ketika berpakaian, termasuk dalam penerapannya mengenakan seragam sekolah.
Seluruh paparan di atas menjadi catatan penting bagi orang tua, terkhusus yang dikaruniai anak perempuan, supaya dapat senantiasa terjaga di jalan Allah SWT.
Semoga Allah SWT menghindarkan kita sekeluarga dari segala bentuk fitnah dan kerusakan di dunia ini.
Wallahu a’lam
Oleh Sekar Noshafitria Harumi