Tokoh & Sejarah

Sejarah Kekaisaran Mali, Raja Mansa Musa dan Keislaman di Masanya 

TSIRWAH INDONESIAKekaisaran Mali yang dipimpin oleh Raja Mansa Musa merupakan kerajaan terkaya yang berdiri pada abad ke-13 hingga ke-17 Masehi di Afrika Barat.

Penyebaran Islam pada masa itu sangat masif dengan beragam kebijakan politik berdasarkan syariat Islam.

Mansa Musa merupakan cucu tersayang dari Sunjata, pendiri Kerajaan Mali. Beliau sangat gemar mempelajari Al-Qur’an dan seluk-beluk politik Islam.

Pada kedudukan Mansa Musa, beliau dikenal sebagai raja kaya raya yang menolak bersujud kepada pemimpin manapun selain sujudnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Saat puncak kejayaannya, beliau melakukan perjalanan haji yang memakan waktu satu tahun dengan membawa banyak harta dan budak untuk menemaninya.

Melansir dari National Geographic, Mansa Musa melakukan perjalanan haji menyusuri Sungai Niger ke Mema, lalu ke Walata. Selepasnya, ia berangkat melalui Taghaza dan terus ke Tuat, yang merupakan pusat perdagangan di Afrika Tengah.

Sesampainya di Mesir, beliau mendapatkan sambutan baik dari masyarakat dan kaisar saat itu. Mansa Musa berkemah di dekat piramida Mesir.

Beragam transaksi terjadi di wilayah tersebut. Para pedagang sengaja memberikan harga lima kali lipat lebih tinggi kepada rombongan tersebut. Mansa Musa juga memberikan kaisar Mesir 50.000 dinar sebagai hadiah.

Hasilnya, transaksi tersebut justru menjatuhkan nilai emas di Mesir hingga 25%.

Sepanjang perjalanannya, Mansa Musa melakukan perdagangan untuk mengisi perbekalan. Beliau juga beramah-tamah kepada penguasa wilayah-wilayah yang disinggahinya.

BACA JUGA : Sejarah Renovasi Ka’bah, Kisah Kelam di Baliknya

Sepulangnya Mansa Musa dari hajinya, beliau membawa beragam buku dari perpustakaan Arab Saudi dan mengajak cendekiawan untuk membangun peradaban Islam di Mali. 

Melansir dari Republika.co.id, salah satu cendekiawan yang dibawa Mansa adalah arsitek Muslim Andalusia, Al-Sahili. Dialah yang membangun masjid besar di Gao dan Timbuktu yang terkenal hingga kini.

Hal ini menjadi gerbang utama peradaban Islam di Mali semakin meluas. Mali juga memperluas kekaisarannya, sehingga mulai masuk ke peta dunia dengan membawa ciri khas sebagai kerajaan kaya raya.

Demi memakmurkan rakyatnya, Mansa Musa membagi wilayahnya menjadi tiga provinsi dan mengutus para gubernur untuk menciptakan rasa keadilan di wilayah tersebut. 

Beliau juga mengutus wali kota untuk memantau perkembangan rakyatnya. Sebagai seorang raja yang kaya dan bergelimang harta, beliau juga memiliki sikap yang ramah.

Hal ini terlihat dari para pedagang yang gemar singgah ke Mali karena mereka akan mendapatkan makanan, tempat tinggal, dan rasa aman.

Selama kekuasaannya, beliau memberikan kebebasan untuk beribadah dan mendorong beragam pendidikan gratis seperti pendirian universitas. 

Sebagian besar pusat pendidikan terletak di Kota Timbuktu. Kemajuan ini tidak lepas dari peran Maroko karena cendekiawan Mali awalnya menempuh pendidikan di negara tersebut.

Cendekiawan Andalusia mendapatkan perintah oleh Mansa Musa untuk mendirikan masjid-masjid, dan beliau rutin mengundang pendakwah dari beragam negara.

Pesona Mali ternyata tidak lama bertahan. Setelah Mansa Musa mewariskan kerajaannya kepada anaknya, yaitu Mansa Maghan, beliau justru menjadi raja yang boros dan memiliki kepemimpinan yang lemah.

Kekayaan Mali pada saat itu berkurang drastis yang menimbulkan kudeta. Kekuasaan kemudian tergantikan oleh Mansa Souleyman, yaitu pamannya sendiri.

Pada masa kekuasaan Mansa Souleyman, beliau harus memperbaiki perekonomian, memperbaiki kebijakan yang cacat, dan mencari solusi dari masalah internal. 

Sayangnya, Kekaisaran Mali semakin meredup dengan raja terakhirnya, yaitu Mansa Mahmud IV. Beliau membagi tiga wilayahnya kepada ketiga anaknya.

Akan tetapi, perpecahan sering terjadi karena ketiganya saling memberontak, sehingga pihak eksternal memanfaatkan situasi ini untuk mengambil alih daerah kekuasaan Mali.

Wallohu A’lam
Oleh Ivas Salsabilla

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator