Sholat Jamaah: Makmum Melihat Tai Ayam di Kaki Imam, Bagaimana Sholatnya
TSIRWAH INDONESIA – Najis, salah satu hal yang harus ditiadakan oleh seorang muslim ketika akan menjalani ibadah sholat, begitu juga saat menjalaninya, bisa membatalkan sholat bila terkena atau kejatuhan najis.
Muncul permasalahan bagaimana jika yang mengetahui bahwa seseorang terkena najis adalah orang lain, bagaimana pula jika ternyata dalam sholat jamaah, berikut ini hasil diskusi grup WhatsApp Tsirwah mengenai makmum yang mengetahui bahwa kakinya imam terdapat tai ayam, ngaji dua menit, yuk.
TANYA JAWAB
🅃🅂🄸🅁🅆🄰🄷 🄸🄽🄳🄾🄽🄴🅂🄸🄰
Pesantren Digital, Malang, Jatim
22 Desember 2022
Sholat Jamaah, ada Makmum Melihat Kaki Imam Terdapat Tai Ayam, Bagaimana?
PERTANYAAN
Tanya ustadz/ustadzah?bagaimana cara mengingatkan imam,yang jika dikakinya ada kotoran najisnya(misal tembelek ayam),?mkasih sblumnya🙏🏻
JAWABAN (1)
Ustadz Noor Achwan
Jika kotorannya adalah kotoran ‘hewan yang halal dimakan’ (contohnya ayam), maka masih ada pendapat Ashab Syafi’i yang mengemukakan bahwa tidak najis.
Imam Usthukhriy dan Imam Ar-Rouwyaniy mengatakan kotoran hewan yang bisa dimakan, hukumnya suci, senada dengan madzhab maliki.
📚 Fathul Muin
(ولا يجب اجتناب النجس) في غير الصلاة، ومحله في غير التضمخ به في بدن أو ثوب، فهو حرام بلا حاجة، وهو شرعا مستقذر، يمنع صحة الصلاة حيث لا مرخص، فهو (كروث وبول ولو) كانا من طائر
وسمك وجراد وما لا نفس له سائلة، أو (من مأكول) لحمه على الاصح.
قال الاصطخري والروياني من أئمتنا، كمالك وأحمد: إنهما طاهران من المأكول.
[فتح المعين، ٩٩/١]
✒️ Catatan : Qoul atau Pendapat ini bisa digunakan jika ;
A. Keadaan atau sikonnya tidak bisa dihindari, jika keadaan normal maka lebih baik ikut pendapat tentang kenajisannya. Sebab ketika kita melakukan suatu pendapat ulama akan tetapi hati tidak tenang, maka itu menunjukkan bahwa apa yang kita lakukan berpotensi dosa, sebagaimana dalam Ihya Ulumiddin :
ثم يقال للورع استفت قلبك وإن أفتوك وأفتوك (6) كما قاله صلى الله عليه وسلم إذ الإثم حزاز القلوب فإذا وجد القابض في نفسه شيئاً مما يأخذه فليتق الله فيه ولا يترخص تعللا بالفتوى من علماء الظاهر فإن لفتواهم قيوداً ومطلقات من الضرورات وفيها تخمينات واقتحام شبهات
[أبو حامد الغزالي، إحياء علوم الدين، ٢٢٥/١]
B. Pendapat ini hanya bisa digunakan untuk amal sendiri bagi si imam yang sudah mempelajari dan memahami dan memiliki keyakinan tentang pendapat ini serta tidak ada perasaan was-was atau semacamnya seperti poin A.
Adapun jika untuk fatwa (mengajak-ajak lainnya untuk taqlid), maka tidak, sebab pendapat yang mu’tamad dalam madzhab Syafi’i adalah tetap najis. Jadi untuk para makmumnya yang tidak mengetahui, juga tidak bisa digunakan.
JAWABAN (2)
Ustadz Ahmad Bayu
Makmum langsung mufaraqah (memisahkan diri dari imam atau jamaah), sebab jika imam diberitahu, misalnya dengan kalimat ‘Subhanallah’ (sebagaimana cara mengingatkan antar makmum lelaki), dikhawatirkan malah si imam akan bingung sendiri.
Nanti, setelah sholat selesai, baru makmum silahkan bisa memberitahukan si imam jika dirasa perlu.
✒️ Catatan : yang wajib mufaraqah dari imam adalah makmum yang mengetahui, yang tidak maka tidak.
PERTANYAAN LANJUTAN (2)
Kalo masalahnya imamnya akhwat lantas kakinya terlihat apa yg harus dilakukan? Niat sholat munfarid kah atau menutup aurat imam smntara nnti akan banyak gerak?
JAWABAN LANJUTAN (2.1)
Ustadz Hafidz Ramdhani
Terbukanya aurat itu tidak langsung batal, akan tetapi apakah langsung ditutup seketika oleh orangnya atau tidak.
A. Jika ditutup seketika, tidak batal
B. Jika dibiarkan, maka batal
Jika makmum menemui kondisi dimana si imam sholat yang perempuan tadi ada di kondisi A, maka tidak perlu memisahkan diri dari imam atau jamaah (mufaroqoh).
Jika makmum menemui imam dalam kondisi B, maka
- Ketika makmum tersebut di belakangnya pas
- Memungkinkan untuk membantu menutupinya seketika, dan
- Tidak membuat gerakan 3X
Maka tidak perlu mufaroqoh. Jika tidak, maka mufaroqoh.