ARSIP DISKUSIFiqih & Akidah

Sholat Witir 2 Kali dalam Semalam, Bolehkah, Ini Ragam Pendapat Fiqihnya

TSIRWAH INDONESIA – Sholat witir adalah sholat sunnah yang dilakukan pada waktu malam, secara umum yaitu setelah isya hingga sebelum fajar.

Dinamakan sholat witir, sebab bilangan rakaatnya yang terhitung ganjil dan bukan genap. Lantas, bagaimana jika seandainya sholat witir dilakukan dua kali, yang hasilnya adalah genap.

Berikut arsip diskusi tentang sholat witir di grup Whatsapp Komunitas Tsirwah Indonesia

📚 *BOLEHKAH SHOLAT WITIR 2 KALI DALAM SEMALAM*

*PERTANYAAN*

Afwan para asatidz ijin bertanya, apakah boleh kalo kita sudah shalat witir setelah isya kemudian pada saat tahajjud witir lagi? Kalo bisa gmna cara perhitungan nya dan kalo ada ibarotnya lebih ajib, syukron 🙏

*JAWABAN*
Ustadz Hafidz Ramdhani

Waalaikumsalam. Sholat witir hanya ada satu kali sholat dalam semalam, sesuai hadits Nabi.

Awalnya, disunnahkan sholat witir di penghujung malam, seperti sebelum subuh, jika memang yakin tidak ada keraguan bahwa dia akan mampu bangun jam tersebut. Jika tidak, maka silahkan bisa sebelum tidur.

Jika seseorang sudah sholat witir sebelum tidur, lalu ketika bangun, sholat witir lagi (ganjil sebelum tidur + ganjil bangun tidur), dengan niat witir, padahal tau persoalan ini dan sengaja, bisa haram, tunduk pada riwayat hadits bahwa ‘tidak ada dua witir dalam semalam’, dan bisa tidak sah pula.

Jadi, cukup satu kali witir, karena witir itu ganjil, jika dua kali, jadinya genap, akhirnya tidak jadi witir.

📚 *I’anatuth Tholibin*

لا تطلب إعادته، فإن أعاده بنية الوتر عامدا عالما حرم عليه ذلك، ولم ينعقد لخبر: لا وتران في ليلة.

📚 *Nihayatuz Zain*

أوتر أول الليل ثم استيقظ آخره لا تصح إعادته الوتر لحديث لا وتران في ليلة.

Ada lagi kasus pelaksanaan witir, misalnya kita tau bahwa witir sebenarnya 11 rakaat, kebanyakan dari kita hanya 3 rakaat atau bahkan 1 rakaat hanya karena lebih ringan (mungkin).

Tetapi, seandainya sebelum tidur sholat 3 rakaat witir, lalu bangun tidur sebelum subuh menyempurnakan ke 11 rakaat, maka di sini ada perbedaan pendapat:

– Sebagian ulama mengatakan boleh
– Sebagian ulama mengatakan tidak boleh

Ini juga mirip dengan kasus misalnya sholat pertama genap, dan kedua ganjil, yang hasilnya adalah ganjil.

Tetapi, disarankan mengikuti penjelasan awal, agar lebih sesuai dengan hadits.

Wallohu Alam.

Editor: Havidz Ramdhani

Aktivis Dakwah, Penulis, Guru Agama, Hafidzul Quran, Web Developer, Graphic Designer, memiliki ketertarikan untuk mengembangkan dan memajukan dunia pendidikan pesantren sesuai relevansi zaman dan teknologi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator