Simak 4 Amalan Ini agar Dimudahkan Mencari Hikmah
TSIRWAH INDONESIA – Hikmah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai kebijaksanaan dari Allah subhanahu wa ta’ala. Hikmah dapat juga diartikan sebagai makna yang dapat diambil dari suatu kejadian.
Biasanya seseorang akan dapat menemukan hikmah ketika selamat dari suatu musibah. Bagi orang-orang yang senang bertafakur, mereka akan selalu berusaha menemukan hikmah dari setiap kejadian, baik itu kejadian yang membawa kebahagiaan atau pun sebaliknya.
Seorang sejarawan dan ulama di bidang hadis, tafsir serta sastra, dalam kitabnya yang berjudul
al-Maqashid al-Hasanah, Imam al Sakhawi berkata:
خُذِ الْحِكْمَةَ وَلَا يَضُرُّكَ مِنْ أَيِّ وِعَاءٍ خَرَجَتْ
Artinya: “Ambillah hikmah, tidak akan merugikanmu, dari mana pun ia lahir.”
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa hikmah adalah suatu hal yang tidak bersifat merugikan. Umat Islam justru dianjurkan untuk mencari hikmah di mana pun kita berada.
Hikmah bisa datang dari seseorang atau pun suatu kejadian yang waktunya tidak pernah dapat kita tentukan. Hikmah bisa datang bahkan dari orang yang tidak seiman dengan kita, atau bahkan dari anak-anak kecil yang usianya jauh lebih muda.
Hikmah menjadi satu hal yang luar biasa ketika berhasil didapati oleh seseorang, sebab ia mampu menjadi landasan rasa syukurnya seorang hamba atas ketetapan-Nya.
BACA JUGA: Menuai Hikmah di Balik Musibah, Simak
Cara Mencapai Hikmah
Dinukil dari nu.or.id, H. Abdul Hamid, Rektor Universitas Nurul Jadid Probolinggo menyebutkan setidaknya ada empat hal dasar yang dapat diamalkan oleh seorang muslim agar dimudahkan mencari hikmah dari setiap kejadian, yaitu:
Pertama, bertafakur. Tafakur artinya ‘merenung’. Tafakur erat kaitannya dengan kemampuan manusia yang dianugerahi akal dan pikiran oleh Allah SWT.
Salah satu ciri dari orang yang berakal yaitu memikirkan atau merenungkan setiap kejadian yang menimpanya dalam keseharian. Merenungkan pula setiap tindakan dan keputusan yang akan diambil sebelum bertindak atau berbicara (think before act).
Allah SWT berfirman dalam Qur’an surat Ali ‘Imran ayat 190:
إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَـٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَـَٔايَـٰتٍۢ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَـٰبِ ١٩٠
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.”
Kedua, senantiasa berzikir kepada Allah SWT. Secara singkat, zikir dapat diartikan dengan ‘mengingat’. Seorang muslim menjadikan zikir sebagai salah satu cara untuk beribadah dan mengingat kebesaran Allah SWT.
Zikir juga banyak sekali macamnya yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap masing-masing orang. Zikir mampu memberikan kekuatan secara ilahiah yang bisa memperkuat keimanan, sebab kuatnya hubungan vertikal antara hamba dengan tuhannya.
Zikir di sini masih berkaitan erat dengan anjuran tafakur, sehingga Allah SWT berfirman dalam Qur’an surat Ali ‘Imran ayat 191:
ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَـٰمًۭا وَقُعُودًۭا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَـٰذَا بَـٰطِلًۭا سُبْحَـٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ١٩١
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka’.”
Ketiga, berpikir positif atas setiap kejadian. Umumnya, akan tidak mudah ketika seseorang harus berpikir positif saat mengalami hari-hari yang terasa sulit.
Allah SWT berfirman dalam Qur’an surat Al-Baqarah ayat 216:
كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌۭ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًۭٔا وَهُوَ خَيْرٌۭ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًۭٔا وَهُوَ شَرٌّۭ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ ٢١٦
Artinya: “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Berdasarkan ayat tersebut, Allah SWT telah menjelaskan bahwa setiap kejadian, entah itu yang berkesan baik atau pun buruk, tidak akan pernah bisa kita nilai maksudnya di saat itu juga.
Boleh jadi keterlambatan kita dalam suatu perjalanan akan membawa kita pada keselamatan. Boleh jadi keinginan kita untuk segera menyedekahkan sebagian harta akan berujung pada riya’ jika tidak dilandasi dengan keikhlasan.
Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk selalu berpikir positif dan berprasangka baik terhadap ketetapan Allah SWT. Terlepas dari apa pun bentuknya.
Keempat, senantiasa berdoa kepada Allah SWT. Doa adalah senjata kaum muslim. Dalam hal mencari hikmah, umat Islam pun tentunya perlu berharap dengan cara memohon kepada Allah SWT, agar diberikan petunjuk mengenai makna atau hikmah atas kejadian yang sedang kita alami.
Allah SWT berfirman dalam Qur’an surat Ghafir ayat 60:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ ٦٠
Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman,: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk ke neraka jahanam dalam keadaan hina dina’.”
Allah SWT sudah menjanjikan bahwa setiap doa yang dipanjatkan oleh hamba-Nya akan dikabulkan. Dengan menengadah dan memohon kepada Allah SWT menjadi ciri bahwa kita sebagai makhluk-Nya tidak memiliki kuasa apa-apa.
Demikian empat hal yang dapat diamalkan oleh umat Islam agar dimudahkan dalam mencari hikmah. Semoga kita senantiasa diberikan petunjuk dan kemudahan oleh Allah SWT untuk memahami hikmah dari setiap kejadian.
Wallohu A’lam
Oleh Khotimah Sri Wulandari