Hikmah & Wawasan

3 Solusi Hadapi Sulitnya Menghafal Al-Qur’an, Nomor 2 Sering Dilupakan

TSIRWAH INDONESIA – Banyak orang yang ingin menjadi hafidz quran, karena mendapatkan pahala yang cukup besar. Prosesnya memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar, untuk menyelesaikan hafalannya.

Menghafal Al-Qur’an itu tidak sulit, jika memiliki niat yang lurus serta tekad yang kuat dalam menghafalnya. Ada tiga solusi agar tidak kesulitan dalam menghafal Al-Qur’an simak penjelasan berikut:

Pentingnya niat yang lurus dalam menghafal Al-Qur’an, hanya mengharapkan ridho Allah subhanahu wa ta’ala. Maka, di akhirat kelak akan menjadi pembela sekaligus syafaat.

Sebuah kesalahan bagi penghafal Al-Qur’an bila diniatkan mengharap keuntungan duniawi. Sebab, niat demikian kelak di hari kiamat, Al-Qur’an justru akan menjadi laknat.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Hud ayat 15 sampai 16:

مَنۡ كَانَ يُرِيۡدُ الۡحَيٰوةَ الدُّنۡيَا وَ زِيۡنَتَهَا نُوَفِّ اِلَيۡهِمۡ اَعۡمَالَهُمۡ فِيۡهَا وَهُمۡ فِيۡهَا لَا يُبۡخَسُوۡنَ (١٥) اُولٰٓٮِٕكَ الَّذِيۡنَ لَـيۡسَ لَهُمۡ فِىۡ الۡاٰخِرَةِ اِلَّا النَّارُ​ ​ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوۡا فِيۡهَا وَبٰطِلٌ مَّا كَانُوۡا يَعۡمَلُوۡنَ‏ (١٦)

Artinya: “(15) Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti kami berikan (balasan) penuh atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna) dan mereka tidak akan di rugikan (16) Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka, dan sia-sialah di sana apa yang telah mereka usahakan (di dunia) dan terhapus lah apa yang telah mereka kerjakan.”

Mengutip dari buku 10 Langkah Istiqomah dalam Menghafal Al-Qur’an yang ditulis oleh Muhammad Asadulloh, Rasullullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَ لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَ وَّ جُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Artinya: “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai dengan niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karna wanita yang hendak di nikahinya, maka hijrahnya itu sesuai kemana ia hijrah,” (HR Bukhari Muslim dan Imam Empat).

Niat adalah salah satu hal yang sangat sulit dijaga karena hanya satu pujian, hal itu bisa merubah niat, dalam menghafal Al-Qur’an. Berdoa agar Allah subhanahu wa ta’ala jaga niat untuk ikhlas mengharap ridho-Nya, bukan hanya hal duniawi.

Baca Juga: 11 Adab dalam Membaca dan Mendengarkan Al-Quran, Nomor 4 Sering  Dilupakan

Memilih menjadi penghafal Al-Qur’an harus bisa meninggalkan segala jenis maksiat, karena Al-Qur’an adalah sebuah sumber ilmu, dan ilmu tidak akan menyatu dengan yang namanya maksiat.

Maksiat juga salah satu faktor yang membuat penghafal Al-Qur’an itu merasa sulit ketika menghafalnya. Tugas para penghafal harus bisa jauhi segala jenis maksiat, sebagaimana kata Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah dalam kitab I’anatuth Tholibin:

شَكَوْتُ إِلَى وَ كِيْعٍ سُوْءَ حِفْظِي فَأَرْ شَدَنِي إِلَى تَرْكِ الْمَعَا صِي وَ أَخْبَرَنِي بِأَنَّ الْعِلْمِ نُوْرٌ اللَّهِ لاَ يُهْدَى لِعَاصِي

Artinya: “Aku pernah mengadu kepada Imam Waki’ akan buruknya hafalanku, maka beliau membimbingku agar meninggalkan maksiat, dan beliau mengatakan kepadaku bahwa ilmu agama itu adalah cahaya, dan cahaya Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan di anugerahkan kepada orang yang suka maksiat.”

Cara agar mudah menghafal Al-Qur’an, harus bisa tinggalkan segala jenis maksiat. Maksiat juga bisa membuat menghafal Al-Qur’an itu terasa sulit dan hafalan akan menghilang.

Gunakanlah hanya satu mushaf, ketika ingin menghafal Al-Qur’an. Saran itu sangat penting, bagi para penghafal untuk memudahkan mengingat ayat.

Memakai mushaf yang berganti-ganti, akan membuat bingung ketika hafalannya lupa. Satu mushaf yang di gunakan insyaallah, akan ingat ayat yang lupa di halaman berapa dan letak ayatnya.

Hafalan tidak mudah melekat dalam ingatan para penghafal, apabila sering berganti-ganti mushaf ketika menghafal. Penghafal dapat menggunakan satu mushaf, dari awal menghafal hingga selesai tiga puluh juz.

Demikian tiga solusi menghadapi sulitnya menghafal Al-Qur’an, yaitu niat yang lurus, jauhi maksiat, dan menggunakan satu mushaf.

Wallahu A’lam
Oleh Mei Anggelianti

Editor: Muhammad Agus

Alumni Ponpes As'adiyah, Saat ini menempuh strata 1 di STKQ Al-Hikam Depok

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator