Hari Anak Nasional: 5 Nasihat Lukman kepada Anaknya dalam Al-Qur’an
TSIRWAH INDONESIA – 23 Juli diperingati sebagai Hari Anak Nasional (HAN), di tahun 2023 ini, Hari Anak Nasional jatuh pada hari Minggu 23 Juli 2023.
Berbicara perihal anak, tentu tidak lepas dari peran orang tua. Kesuksesan seorang anak belum tentu serta merta karena hasil jerih payahnya sendiri melainkan ada peran orang tua yang berhasil dalam mendidik anaknya.
Al-Qur’an memberi gambaran tentang Lukman Al-Hakim sebagai seorang saleh yang penuh hikmah dan sosok ayah yang bijak dalam mendidik anaknya agar mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Nasihat-nasihat beliau tersebut diabadikan Allah SWT dalam surah Luqman. Berikut ini lima nasihat Lukman kepada anaknya:
1. Jangan Menyekutukan Allah
Nasihat hidup pertama dan paling utama yang disampaikan Lukman kepada anaknya adalah tidak mempersekutukan Allah dengan yang lain. Sebagaimana Firman Allah SWT pada Qur’an surah Luqman ayat 13:
وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.“
Menurut pemahaman ulama mazhab Syafi’i, Imam Baidhawi berpendapat bahwa, Lukman menasihati anaknya untuk beriman kepada Allah dan tidak mempersekutukan-Nya karena sebelumnya anak Lukman adalah seorang kafir.
2. Setiap Perbuatan Ada Balasannya
Lukman selanjutnya memberikan nasihat kepada anaknya agar melakukan perbuatan baik walau sekecil apapun itu, tercantum pada Qur’an surah Luqman ayat 16:
يٰبُنَيَّ اِنَّهَآ اِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِيْ صَخْرَةٍ اَوْ فِى السَّمٰوٰتِ اَوْ فِى الْاَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللّٰهُ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَطِيْفٌ خَبِيْرٌ
Artinya: “(Lukman berkata), “Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi yang berada dalam batu, langit, atau bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Maha halus, Maha teliti.“
Ulama mazhab Hambali, Ibnu ‘Adil Al-Hanbali menjelaskan bahwa frasa, ‘Suatu perbuatan seberat biji sawi’ menunjukkan kecilnya nilai suatu perbuatan. Kata ‘berada dalam batu’ menjelaskan tersembunyinya perbuatan itu dari makhluk lain. Kata ‘langit’ bermakna keadaan perbuatan yang sangat jauh dari penglihatan, dan kata ‘bumi’ menjelaskan kegelapan yang melingkupi suatu perbuatan.
Allah Maha Adil dan pastinya segala perbuatan manusia baik itu perbuatan kebaikan maupun perbuatan keburukan, baik besar maupun kecil, akan dihitung dan dijawab dengan pertimbangan keadilan tertinggi oleh Allah SWT.
3. Perintah Mendirikan Salat
Nasehat selanjutnya ialah setelah proses penanaman iman ke dalam hati anaknya, Lukman menasihati anaknya agar mendirikan salat. Sebagaimana yang dijelaskan pada Qur’an surah Luqman ayat 17:
يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوْفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَآ اَصَابَكَۗ اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ
Artinya: “Wahai anakku! Dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.“
Imam Ibnu Katsir memaparkan bahwa mendirikan salat berarti menyempurnakannya dalam segala aspek, seperti memenuhi rukun, syarat, tata cara, dan waktu yang tepat untuk melaksanakannya. Salat yang sempurna ini memiliki dampak positif dalam mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar.
4. Tidak Bersikap Sombong
Nasehat selanjutnya Lukman memerintahkan anaknya agar tidak sombong. Sebagaimana firman Allah SWT pada Qur’an surah Luqman ayat 18:
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ
Artinya: “Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.“
5. Hidup Sederhana
Kebalikan dari sombong adalah tawadhu (rendah hati). Sikap tawadhu terwujud dalam pola hidup yang sederhana. Lukman mengajarkan kepada anaknya untuk bersikap sederhana dalam berjalan dan bersuara. Sebagaimana Allah SWT berfirman pada Qur’an surah Luqman ayat 19:
وَاقْصِدْ فِيْ مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَۗ اِنَّ اَنْكَرَ الْاَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيْرِ
Artinya: “Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.“
Perlu dicatat bahwa berbicara dengan tegas dan berjalan dengan langkah yang tegap tidak selalu berkaitan dengan sikap angkuh atau sombong. Jika dilakukan dengan niat yang baik dan dilakukan dengan menghormati orang lain, tindakan tersebut dianggap mubah (dibenarkan) dalam Islam.
Wallohu A’lam
Oleh Aminsyah Suhada