Pentingnya Pendidikan Adab Sejak Dini, Calon Orangtua Harus Tahu
TSIRWAH INDONESIA – Belakangan ini kita kerap mendengar terjadinya kasus kriminalitas yang melibatkan remaja atau anak di bawah umur sebagai pelakunya. Hal ini menunjukkan adanya degradasi moral pada generasi penerus bangsa.
Menjamurnya lembaga pendidikan berbasis keagamaan maupun pendidikan berkurikulum internasional seolah tak memberikan pengaruh signifikan dalam peningkatan moral para peserta didik. Hal ini terlihat dari meningkatnya angka kasus kejahatan yang dilakukan oleh anak di bawah umur. Lalu, di manakah letak kesalahannya?
Golden Age, Titik Mula Pendidikan Moral Anak
Karakter manusia mulai terbentuk sejak enam tahun pertama kehidupannya. Menurut Desmita (2010), para pakar Psikologi menyebutnya dengan masa Golden Age karena semua potensi (fisik, bahasa, kognitif, emosi, sosial, moral dan agama) yang dimiliki anak mulai berkembang dengan baik.
Perkembangan pada masa awal ini akan menjadi penentu perkembangan di masa selanjutnya. Masa inilah yang sangat krusial bagi pembentukan karakter dan potensi kecerdasannya nanti.
Membentuk lingkungan yang positif menjadi hal yang sangat penting untuk pertumbuhan anak. Sayangnya bagi sebagian orang tua, urgensi pendidikan moral atau adab ini seringkali tidak dipandang setara dengan urgensi pendidikan formal lainnya.
Para orang tua lebih semangat dan ambisius menjejali anak dengan berbagai pendidikan formal, seperti les bahasa inggris, les calistung, les piano, dan lain-lain, untuk mengasah skill atau keahlian anak. Namun, tidak dibarengi dengan memoles karakter dan adab anak sebagai seorang manusia.
Adab Sebelum Ilmu
Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadikan akhlak sebagai barometer kesempurnaan iman seorang muslim, yang ditunjukkan dengan sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam berikut ini:
أكملُ المؤمنين إيمانًا أحسنُهم خُلقًا
Artinya: “Kaum Mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya,” (HR Tirmidzi (1162), Abu Dawud (4682)).
Begitu pentingnya akhlak dan adab, maka Allah SWT mengutus Rasulullah SAW untuk menyempurnakan akhlak. Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:
إنَّما بعثتُ لأتمِّمَ مَكارِمَ الأخلاقِ
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan baiknya akhlak,” (HR Ahmad 2/381 (8939), Bukhari dalam Adabul Mufrad Nomor 273).
Imam Malik rahimahullah dari Hilyatul Auliya 6/330, dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi 17, beliau berkata:
تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم
Artinya: “Belajarlah adab sebelum belajar ilmu.”
Adab didahulukan sebelum ilmu karena ketidaktahuan akan ilmu dapat dipelajari kapan saja, tapi bila adab tidak dipelajari dan ditanamkan sejak kecil maka karakter itu akan terus menempel pada diri anak sampai ia dewasa. Karena mengajari anak-anak ibarat mengukir di atas batu, sedang mengajari orang dewasa ibarat mengukir di atas air.
Adab Tanda Berkahnya Ilmu
Abu Zakariya An Anbari rahimahullah dalam Adabul Imla’ wal Istimla’ 2, dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi 10, beliau berkata:
علم بلا أدب كنار بلا حطب، و أدب بلا علم كروح بلا جسد
Artinya: “Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh.”
Yusuf bin Al Husain rahimahullah dalam kitab Iqtidhaul Ilmi Al ‘Amal 31, dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi 17, beliau berkata:
بالأدب تفهم العلم
Artinya: “Dengan adab, engkau akan memahami ilmu.”
Adab dalam menuntut ilmu membuat ilmu yang dipelajari menjadi berkah, yakni terus bertambah dan mendatangkan manfaat. Keberkahan dan keberhasilan ilmu salah satunya didapat dari adab mulia murid terhadap gurunya.
Tanda ilmu yang tidak dibarengi dengan adab yang baik adalah timbulnya rasa sombong dalam diri, merasa lebih baik daripada orang lain. Sifat sombong inilah yang membuat Iblis terusir dari surga dan hidup kekal di neraka, naudzubillahi min dzalik.
Nasihat Imam Syafi’i
Berikut adalah nasihat Imam Syafi’I kepada para guru dan juga orang tua, “Hendaklah kalian memperbaiki diri kalian dahulu sebelum kalian memperbaiki putra-putra kalian. Sebab mata mereka selalu terikat padamu, sehingga kebaikan di mata mereka adalah apa-apa yang kalian sukai dan keburukan di mata mereka adalah apa-apa yang kalian benci. Ajarkanlah kitabullah dengan baik dan lembut.”
Wallohu A’lam
Oleh Annisa Sathila
MasyaAllah… Semoga akan tumbuh generasi2 muda berakhlaq mulia, faham agamanya dr asuhan bunda2 yg peduli kehidupan anak2nya.
Ditunggu tulisan berikutnya
Aamiin, bismillah, mohon doanya untuk semangat produktivitas kami
MasyaAllaah….terus menulis ya mbak Icha untuk mewujudka generasi emas 2045