Sirah Nabawiyah

Surat-Surat Rasulullah yang Menyentuh Hati Para Penguasa Dunia

TSIRWAH INDONESIA Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam selain dikenal sebagai nabi sekaligus rasul terakhir yang diutus oleh Allah subhanahu wa ta’ala, beliau juga dikenal sebagai satu-satunya orang yang berhasil dalam kehidupan agama dan duniawi sepanjang sejarah peradaban manusia. 

Hal ini pun diungkapkan oleh Michael H. Hart yang merupakan seorang Yahudi-Amerika melalui bukunya The 100: A Ranking of The Most Influential Person in History. Dalam buku tersebut Hart mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling berpengaruh nomor satu dalam sejarah. 

Salah satu prestasi besar Nabi Muhammad SAW dalam sejarah adalah cara beliau untuk meyakinkan para penguasa non muslim atas kebenaran Islam dan telah datangnya Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir, melalui surat yang dikirimkan kepada para penguasa dunia.

Bagaimana kisahnya? Simak pembahasan berikut yang dikutip dari buku Surat-Surat yang Mengubah Dunia karya Zulfa Simatur. 

Nabi Muhammad SAW mengirimkan surat kepada Raja Najasyi melalui utusannya Amru bin Umayyah Adh-Dhamri. Surat tersebut menyampaikan perintah mengesakan Allah SWT dan mengajak Raja Najasyi beserta tentaranya untuk mengikuti ajaran yang datang kepada Nabi Muhammad SAW, selaku utusan Allah SWT. 

Selain itu, di dalam suratnya disampaikan Nabi Muhammad SAW bersaksi bahwa Isa lahir dari ibunya Maryam, seorang perawan yang baik serta suci dan mengandung atas kehendak wahyu tiupan roh dari Allah SWT. 

Raja Najasyi merespon positif atas surat dari Nabi Muhammad SAW. Ia percaya bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan seorang yang ditunggu-tunggu dalam ahlul kitab. Sebagaimana kabar gembira dari Musa tentang datangnya pengendara keledai yakni Isa, juga berita gembira Isa tentang akan datangnya pengendara unta yakni Nabi Muhammad SAW. 

Setelah itu Raja Najasyi menyatakan keislamannya dihadapan Ja’far bin Abi Thalib. Serta mengirim surat balasan kepada Nabi Muhammad SAW yang menyatakan bahwa Raja Najasyi telah memeluk Islam dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT yang dapat dipercaya.

Tidak sampai disitu, Raja Najasyi lalu menyatakan keislamannya di hadapan rakyatnya kaum Habasyah yang beragama Nasrani seraya mengajak kaum Habasyah untuk memeluk Islam. Tetapi ajakan itu ditolak mentah-mentah oleh kaum Habasyah. 

Meskipun akhirnya ajakan tersebut tidak diterima oleh mayoritas rakyatnya yang masih memeluk agama Nasrani, Raja Najasyi dengan rakyatnya tetap hidup berdampingan dengan menunjukan hubungan yang erat dan damai. Ini menunjukan sikap toleransi antar agama yang luar biasa. 

Nabi Muhammad SAW mengirimkan surat kepada Raja Muqauqis melalui utusannya Hatib bin Balta’ah. Hatib pergi bersama Jira, seorang budak yang telah dimerdekakan dan ditugaskan untuk menemani Hatib.

Sambil membawa surat dari Nabi Muhammad SAW, Hatib dan Jira menemui Raja Muqauqis di balai istana menggunakan perahu. Beruntungnya, Raja Muqauqis mempersilahkan Hatib dan Jira untuk singgah di istananya.

Dihadapan Hatib dan Jira, Raja Muqauqis membaca surat dari Nabi Muhammad SAW yang berisi ajakan untuk memeluk agama Islam dan tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah SWT.

Dalam suratnya pun tertulis jika Raja Muqauqis menolak ajakan untuk memeluk Islam, maka Raja Muqauqis akan menanggung dosa penduduk penduduk Qibthi.

Setelah membaca surat Nabi Muhammad SAW, Raja Muqauqis mengajukan beberapa pertanyaan kepada Hatib perihal Nabi Muhammad SAW beserta kaumnya.

Raja Muqauqis bertanya, “Jika dia memang nabi, mengapa dia tidak menyeru kaumnya yang membangkang dan mengusirnya keluar ke negeri orang lain?.”

Kemudian Hatib menjawab, “Tidakkah Anda bersaksi bahwa Isa ibnu Maryam Rasul Allah SWT? Ketika kaumnya memusuhi dan bermaksud menyalibnya, mengapa dia tidak memohon Allah SWT mengutuk dan membinasakan mereka, sehingga akhirnya Allah SWT mengangkatnya ke langit?.”

Setelah berbincang dengan Hatib, Raja Muqauqis akhirnya memutuskan menolak ajakan untuk memeluk agama Islam secara baik-baik. Sebagai bentuk penghormatan, Raja Muqauqis mengirimkan banyak hadiah untuk Nabi Muhammad SAW. 

Sesungguhnya Raja Muqauqis telah mengetahui akan muncul nabi yang terakhir. Ia mengira nabi terakhir akan lahir di negeri Syam, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya. Namun ternyata nabi terakhir itu lahir di negeri Arab, di bumi yang gersang dan miskin.

BACA JUGA : Rekomendasi 9 Film Sejarah Islam yang Sangat Menginspirasi

Nabi Muhammad SAW mengirimkan surat kepada Kaisar Heraklius melalui utusannya Dihyah bin Khalifah Al-Kalbi. Dihyah menyerahkan suratnya kepada pembesar Bashrah yang kemudian surat tersebut diserahkan kepada Kaisar Heraklius.

Setelah menerima surat dari Nabi Muhammad SAW, Kaisar Heraklius langsung memerintahkan untuk mendatangkan seorang dari bangsa Arab, yakni Abu Sufyan bin Harb, seorang pemimpin suku Quraisy yang saat itu masih menjadi musuh Nabi Muhammad SAW.

Dalam sebuah hadits panjang yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Abu Sufyan menceritakan bagaimana Heraklius mengajukan beberapa pertanyaan tentang Nabi Muhammad SAW.

Pertanyaan seperti bagaimana silsilahnya, bagaimana kedudukannya, apakah ia pernah berbohong, apakah pengikutnya dari kalangan bengsawan atau orang-orang lemah, apakah pengikutnya selalu bertambah atau berkurang, bagaimana perilaku para pengikutnya, dan apa yang ia perintahkan. 

Meskipun masih menjadi musuh Nabi Muhammad SAW saat itu, Abu Sufyan menjawab semua pertanyaan tersebut dengan jujur. Sehingga Kaisar Heraklius menyimpulkan bahwa ia percaya Nabi Muhammad SAW memanglah seorang nabi yang diutus Allah SWT.

Lalu setelah berbincang dengan Abu Sufyan, Kaisar Heraklius langsung membuka dan membaca surat dari Nabi Muhammad SAW yang berisi ajakan untuk memeluk agama Islam. Setelah membaca surat itu, terjadilah kegaduhan di antara para pembesar Romawi yang ada disekitarnya. 

Sampai pada akhirnya Kaisar Heraklius memutuskan untuk tetap pada ajaran agamanya dan menolak Islam, karena takut kehilangan kekuasaannya. Meskipun ia mengakui kebenaran Islam dan kenabian dari Nabi Muhammad SAW. 

Melalui surat-surat diplomatis yang penuh kebijaksanaan, Nabi Muhammad SAW berhasil menorehkan sejarah dengan menyampaikan pesan Islam kepada para penguasa dunia. Meskipun sebagian menolak ajaran yang disampaikan, mereka tetap menghormati Nabi dan mengakui kebenaran Islam.  

Wallohu A’lam
Oleh Nisyyah Nur Rafifah

Editor: Divya Aulya

Penulis bau amis yang menulis sejumlah karya fiksi dan non-fiksi. Memiliki ketertarikan dalam dunia kebahasaan, memiliki visi dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator