ARSIP DISKUSIFiqih & Akidah

Tabarrukan: Mencari Berkah, Misalnya dengan Mencium Tangan Ulama, Bolehkah

TSIRWAH INDONESIA – Tabarrukan adalah istilah untuk menunjukkan kegiatan mencari berkah, yang diolah dari bahasa arab dengan rumusan wazannya.

Praktek tabarrukan atau mencari berkah, di Indonesia memiliki beberapa contoh seperti meminta doa kepada para ulama, bahkan mencium tangan ulama yang diyakini termasuk salah satu upaya mendapatkan keberkahan.

Bagaimana islam memandang praktek ini, berikut adalah hasil diskusi di grup Whatsapp Komunitas Tsirwah Indonesia.

╔═┄┄┄┉┉✽‌◆◇◇◆✽‌┉┉┄┄┄═╗
✒️ TANYA JAWAB TSIRWAH
╚═┄┄┄┉┉✽‌◆◇◇◆✽‌┉┉┄┄┄═╝
🅃🅂🄸🅁🅆🄰🄷 🄸🄽🄳🄾🄽🄴🅂🄸🄰
Pesantren Digital, Malang, Jatim
https://tsirwah.com

24 Juli 2023

📚 BOLEHKAH MENGHARAP BERKAH DARI MANUSIA, MISAL CUCUP TANGAN ULAMA

PERTANYAAN
Mau tanya ust, apakah benar perbuatan mencucup tangan ulama untuk mencari berkah itu salah?

JAWABAN
Ust. Ahmad Bayu Al-Hafidz

Di surat Yusuf ayat 93 dijelaskan tentang tabarruk:

ٱذْهَبُوا۟ بِقَمِيصِى هَٰذَا فَأَلْقُوهُ عَلَىٰ وَجْهِ أَبِى يَأْتِ بَصِيرًا

“Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah dia kewajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali”

Nabi Yusuf menyuruh saudaranya agar bertabarruk dengan gamis beliau agar menyembuhkan penglihatan Nabi Ya’kub.

Apa keistimewaan gamis tersebut?

Keistimewaannya karena ia dipakai oleh Nabi Yusuf, sehingga berbeda dengan gamis lainnya.

Karena dzatiyah Nabi Yusuf itu senantiasa tercurahkan rahmat dan berkah dari Allah, sehingga gamisnya yang menempel ke kulitnya juga kecipratan rahmat dan berkah tersebut.

Dalam surat Al-Baqarah ayat 248 juga dijelaskan:

وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ ءَايَةَ مُلْكِهِۦٓ أَن يَأْتِيَكُمُ ٱلتَّابُوتُ فِيهِ سَكِينَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَبَقِيَّةٌ مِّمَّا تَرَكَ ءَالُ مُوسَىٰ وَءَالُ هَٰرُونَ تَحْمِلُهُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةً لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

“Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman.”

Dalam tafsir dijelaskan bahwa Bani Israil selalu membawa tabut tersebut setiap berperang sehingga mereka selalu menang. Mereka bertabarruk dengan barang-barang peninggalan keluarga Nabi Musa dan Nabi Harun.

Sebagaimana juga Sayyidina Kholid bin Walid pun juga bertabarruk dengan rambut Rasulullah yang ia taro di pecinya pada setiap peperangan yang ia jalani, sehingga ia tidak pernah kalah sekalipun.

Atau sebagaimana umumnya para santri bertabarruk dengan meminum sisa minuman guru/kyainya.

Demikianlah tabarruk dengan orang-orang sholeh, yang mana mereka merupakan pusat pandangan rahmat Allah.

Dzat mereka bagaikan air mancur yang penuh dengan curahan rahmat dari Allah. Demikian pula barang-barang yang mereka pakai.

Dan syariat membolehkan kita bertabarruk sebagaimana para saudara Nabi Yusuf bertabarruk dengan gamis Nabi Yusuf.

Sebagaimana Bani Israil bertabarruk dengan peninggalan Nabi Musa dan Nabi Harun.

Sebagaimana Sayyidina Khalid bin Walid bertabarruk dengan rambut Rasulullah.

Dan banyak lagi contoh tindakan ulama yang bertabarruk dengan dzat orang sholeh, ataupun dengan barang peninggalan orang sholeh.

🅦🅐🅛🅛🅞🅗🅤 🅐🅛🅐🅜


✍🏻 FREE SHARE, TANPA MENGUBAH FORMAT PENULISAN

🏛️ ©® Tsirwah Indonesia

KOMUNITAS ISLAMI : tsirwah.com/komunitas

Editor: Havidz Ramdhani

Aktivis Dakwah, Penulis, Guru Agama, Hafidzul Quran, Web Developer, Graphic Designer, memiliki ketertarikan untuk mengembangkan dan memajukan dunia pendidikan pesantren sesuai relevansi zaman dan teknologi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator