Hikmah & Wawasan

Ustadz Adi Hidayat Part 1: Makna dan Keutamaan Bulan Syaban

TSIRWAH INDONESIA – Bulan Syaban adalah bulan kedelapan dalam kalender hijriah yang terdapat di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan yang diapit oleh dua bulan mulia ini, memiliki keistimewaan yang tersimpan di dalamnya. 

Ustadz Adi Hidayat dalam channel youtube-nya Adi Hidayat Official menjabarkan makna penting, rahasia, keutamaan dan amalan spesial di bulan Syaban, yaitu sebagai berikut:

Asal Muasal Penamaan Bulan Syaban 

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwasanya masyarakat Arab jahiliah pada zaman dahulu mempersiapkan diri yaitu bekerja sama. Mereka membuat kelompok-kelompok kecil untuk mencari sumber air dan dikumpulkan untuk persiapan di bulan Ramadhan yang sangat terik dan panas.

Keadaan demikian sangat berpotensi menjadikan sumber air kering dan menghambat aktivitas keseharian masyarakat. Demikian ini pemaparan ustadz Adi Hidayat terkait penamaan bulan Ramadhan:

Bulan kesembilan itulah saat panas terik memancar disebut dengan Ramadhan, masyarakat menyebut dengan Ramadhan dari kata Ramadha yang berarti terik panas membakarJika kita ingin jadikan bentuknya superlatif, lebih meningkat lagi, lebih membakar lagi, maka tambahkan alif dan nun di ujungnya, maka masyarakat menyebutnya dengan Ramadhan, bulan, masa, waktu yang sangat terik membakar yang sangat panas membakar,” tutur ustadz Adi Hidayat.

Selanjutnya ustadz Adi Hidayat menjelaskan dibalik rahasia di bulan Syaban terdapat makna menarik, berikut ini pemaparannya:

Karena itulah sebulan sebelumnya mereka kemudian membagi tugas per kelompok-kelompok. Pengelompokan-pengelompokan untuk menyebar disebut dengan tasya’ub namanya, keadaannya disebut dengan Sya’ban,” kata ustadz Adi Hidayat. 

Makna dan Rahasia Bulan Syaban

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa pada masa Islam, makna nama-nama bulan hijriah dari bulan Muharam sampai Dzulhijjah dipertahankan namun menariknya pada bulan Syaban dan Ramadhan ada pelebaran kembali.

Demikian ini Ustadz Adi memaparkan pelebaran makna pada bulan Syaban dan Ramadhan yaitu sebagai berikut:

Ada pelebaran dari makna yang dulu maknanya lebih kepada menunjukkan suasana, iklim, cuaca, yang panas membakar, yang terik luar biasa. Maka secara metafora makna itu dibawa dalam nilai-nilai syariat, nilai pendidikan spiritual, orang-orang yang saat Ramadhan mau meningkatkan amalnya, membangun ketaatan, meninggalkan maksiat, bertaubat kepada Allah,” ujar ustadz Adi Hidayat.

Bulan Syaban menjadi jembatan menuju bulan Ramadhan yang membutuhkan kekuatan ekstra. Makadari itu perlu persiapan yang ekstra pula sejak dari bulan Syaban. Sebagaimana penjelasan ustadz Adi Hidayat berikut ini:

Untuk itu perlu persiapan, tidak semua orang yang sampai ke bulan Ramadhan boleh jadi mendapatkan peningkatan taqwa, dapat manfaat dari taubatnya, bisa terdorong untuk meningkatkan ketaatan, belum tentu kalau dia tidak sungguh-sungguh, kalau dia tidak serius,” kata ustadz Adi Hidayat.

Lantas apakah semua orang yang berpuasa dapat meningkat nilai takwanya? ustadz Adi Hidayat menjawab demikian.

Belum tentu, karena makna kalimat la’allakum dikenal dengan huruf yang menunjukkan terpenuhinya satu harapan dengan syarat kesungguhan dan keseriusan untuk mewujudkannya,” jawab ustadz Adi Hidayat dengan jelas.

Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183 berikut ini:

{ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَیۡكُمُ ٱلصِّیَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ }

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Keutamaan Bulan Syaban  

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengemukakan berbagai keutamaan bulan Syaban, sebagaimana dalam hadits berikut ini:

عن أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ، قَالَ: ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Artinya: “Dari Usamah bin Zaid, ia berkata: Aku bertanya pada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, aku tak melihat engkau berpuasa dalam sebulan sebagaimana engkau lakukan di bulan Sya’ban.” Rasulullah menjawab, “Bulan itu (Syaban) adalah bulan yang banyak orang lalai darinya, karena berada di antara bulan Rajab dan Ramadan. Pada bulan Sya’ban, amalan diangkat kepada hadirat Allah, maka aku ingin amalanku diangkat selagi aku sedang berpuasa,” (HR An-Nasa’i).

1. Salah Satu Bulan Mulia yang Sering Dilupakan

Makna hadits di atas pada kalimat, “bulan itu (Syaban) adalah bulan yang banyak orang lalai darinya, karena berada di antara bulan Rajab dan Ramadan,” hal ini karena di bulan Rajab biasanya orang-orang mengerjakan ibadah dan di bulan Ramadhan rajin ibadah. Namun, di bulan Syaban sebagai bulan peralihan ke bulan Ramadhan orang-orang mulai lengah, karena mereka sering menggunakan waktu di bulan Syaban ini untuk istirahat.

Dampaknya orang-orang mulai lupa dan lalai mengerjakan amalan sholeh di bulan Syaban ini, sehingga ketika orang yang bangkit dan mengerjakan amalan pada saat orang lain sedang lalai maka pahalanya dilipatgandakan.

2. Amalan Langsung Diangkat dan Disebutkan di Hadapan Allah SWT

Sebagaimana dijelaskan dalam hadits nabi SAW di atas, bulan Syaban menjadi bulan dilaporkannya amalan manusia selama setahun. Pada bulan ini setiap amalan yang dikerjakan oleh seseorang akan diangkat, disampaikan dan disebutkan di hadapan Allah SWT.

Peristiwa ini jarang terjadi di bulan lainnya, dimana pada bulan selain bulan Syaban malaikat hanya mencatat amalan baik seseorang dan membukanya di hadapan Allah SWT ketika waktu tertentu saja.

3. Bulan Persiapan Diri Menuju Bulan Ramadhan 

Ustadz Adi Hidayat mengatakan keutamaan bulan Syaban yakni bulan sebagai latihan dan persiapan diri secara lahir dan batin menuju bulan suci Ramadhan. Sebagaimana Rasulullah SAW juga mempersiapkan diri yaitu dengan mengerjakan ibadah puasa. 

Demikian penjelasan terkait makna dan keutamaan bulan Syaban. Semoga dengan wawasan ini kita lebih bersemangat lagi mempersiapkan diri kita untuk menghadapi dan menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan yang akan datang, aamiin

Lanjut pembahasan part dua tentang amalan spesial di bulan Syaban di sini.

Wallohu A’lam
Oleh Ustadzah Dewi Anggraeni

Editor: Dewi Anggraeni, S.Hum

Aktivis dakwah, jurnalis, interpersonal skill, tim work, content creator, dan emotional management.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator